Indonesia Serius Kembangkan Pembangkit Nuklir, Dirjen EBTKE Bocorkan Bukti-buktinya
TVOneNews.com Jenis Media: News
Jakarta, tvOnenews.com - Indonesia semakin dekat menuju pengembangan pembangkit nuklir. Hal ini ditandai dengan pembahasan pembentukan Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO) atau Organisasi Pelaksana Program Energi Nuklir.
Menurut Eniya Listiani Dewi, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), pengesahan Kebijakan Energi Nasional (KEN) menjadi dasar dimulainya pembahasan ini.
"Sejak 4 September, setelah KEN disahkan oleh Komisi 7 DPR dan diundangkan, kami mulai membahas pembentukan NEPIO serta menyusun struktur dasar organisasi tersebut," tulis Eniya melalui Instagram yang dibagikan oleh akun Ditjen EBTKE, Senin (16/9/2024).
Ia menambahkan, tugas ini dilaksanakan berdasarkan Kepmen ESDM 34/2024 terkait Tim Persiapan Pembentukan NEPIO.
Menteri ESDM menjadi Pengarah, dengan Dirjen EBTKE sebagai Ketua 1 dan Agus Puji sebagai Ketua 2.
Tim ini juga melibatkan berbagai pemangku kepentingan serta para ahli lintas disiplin.
Eniya menjelaskan, meskipun tidak semua negara yang membangun tenaga nuklir memerlukan organisasi seperti NEPIO, Indonesia merasa perlu membentuknya karena mempertimbangkan banyak faktor, termasuk masa pemerintahan yang lebih dari lima tahun.
Ia menegaskan bahwa NEPIO Indonesia nantinya akan dipimpin langsung oleh Presiden.
"Kami ingin menciptakan organisasi yang ramping namun efisien," ujarnya.
Pertemuan tersebut menghasilkan beberapa konsep alternatif yang nantinya akan dikonsultasikan lebih lanjut dengan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, untuk pembahasan yang lebih mendalam dalam waktu dekat.
Dalam KEN, disebutkan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir direncanakan akan masuk dalam jaringan PLN pada 2032 dengan kapasitas 250 MW.
"Di mana lokasinya? Jenis teknologinya? Bagaimana persiapan SDM dan keamanannya? Siapa yang akan mengoperasikannya? Bagaimana investasinya? Semua pertanyaan ini akan dibahas lebih lanjut oleh NEPIO setelah organisasi ini diresmikan melalui Perpres atau Kepres," jelas Eniya.
Lebih lanjut, Eniya menyatakan bahwa persiapan masih panjang dan harus dipersiapkan dengan matang.
Saat ini, pihaknya juga sedang menyusun Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang akan mendukung implementasi energi nuklir.
"Kita tunggu hasil dari RUKN dan RUPTL yang sedang dalam proses, karena ini akan menjadi langkah penting untuk mendukung nuklir sebagai sumber energi listrik, sesuai dengan KEN yang telah ditetapkan," tutupnya. (aag)
Sentimen: positif (99.9%)