Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Serang, Tel Aviv
Partai Terkait
Tokoh Terkait
6 Negara yang Pernah Menyerang Israel, Siapa Paling Banyak?
iNews.id Jenis Media: Nasional
JAKARTA, iNews.id - Negara-negara yang pernah menyerang Israel menarik untuk diketahui di tengah situasi Timur Tengah yang panas akibat perang di Jalur Gaza. Israel saat ini sedang berperang melawan para pejuang Palestina, baik di Jalur Gaza maupun Tepi Barat. Namun jauh sebelumnya, Israel juga berperang dengan beberapa negara lain, terutama tetangga.
Pemahaman negara yang pernah menyerang Israel dalam artikel ini tak selalu dilakukan oleh militer suatu pemerintahan, melainkan bisa juga kelompok-kelompok perlawanan atau militan di negara tersebut. Misalnya kelompok Hizbullah menyerang Israel tak mewakili sikap pemerintah Lebanon.
Baca Juga
Daftar Negara-Negara yang Masih Mendukung Israel, AS Juara Kirim 50.000 Ton Senjata
Selain itu menyerang Israel juga bisa diartikan konflik atau perang dengan negara yang pernah berperang dengannya.
Sepanjang sejarah konflik dengan Arab, Israel paling sering berperang dengan negara-negara tetangga, terutama Mesir. Namun kini sebagian negara Arab yang bertetangga sudah meneken perjanjian damai dengan Israel, yakni Mesir dan Yordania.
Baca Juga
Negara-Negara Arab Tolak Kirim Pasukan ke Gaza, Radio Israel: Mereka Tak Mau seperti Penjajah
Berikut daftar negara yang pernah menyerang Israel:1. Mesir
Mesir merupakan negara yang berbatasan langsung dengan Israel. Kedua negara terlibat beberapa kali peperangan sejak berdirinya negara Israel pada 1948.
Perang-perang di antaranya adalah Perang Arab-Israel 1948, Perang Krisis Terusan Suez 1956, Perang 6 Hari 1967, dan Perang Yom Kippur 1973.
Baca Juga
Diminta Negara-Negara Eropa Jangan Serang Israel, Iran: Kurang Ajar!
Dalam perang 1948, Mesir bersama negara Arab lain, yakni Lebanon, Suriah, Yordania, dan Irak, menyerang Israel.
Pada 14 Mei 1948, hari yang sama dengan berakhirnya Mandat Inggris atas Palestina, Dewan Rakyat Yahudi berkumpul di Museum Tel Aviv dan menyetujui berdirinya negara Yahudi di Eretz yang kemudian dikenal sebagai negara Israel. Deklarasi tersebut dilakukan oleh David Ben-Gurion, bos Organisasi Zionis Internasional.
Baca Juga
ICJ Putuskan Pendudukan Israel Ilegal, Indonesia Serukan Negara-negara Akui Palestina
Namun saat itu tidak disebutkan batas-batas negara Israel, melainkan hanya negara tersebut berada di Eretz Israel.
Sebuah telegram Sekjen Liga Negara-negara Arab kepada Sekjen PBB pada 15 Mei 1948 menjelaskan, pemerintah negara-negara Arab terpaksa melakukan intervensi dengan satu tujuan untuk memulihkan perdamaian dan keamanan serta menegakkan hukum dan ketertiban di Palestina.
Baca Juga
Daftar Negara-Negara Akui Kemerdekaan Palestina, Ternyata Sudah 140 Lebih
Pasukan Pertahanan Israel yang baru dibentuk memukul mundur pasukan negara-negara Arab dari sebagian wilayah yang diduduki, sehingga memperluas perbatasannya melampaui partisi yang ditentukan UNSCOP.
Pada Desember 1948, Israel menguasai sebagian besar wilayah Mandat Palestina di sebelah barat Sungai Yordan. Sisa Mandat terdiri atas Yordania, wilayah yang kemudian disebut Tepi Barat (dikuasai oleh Yordania), dan Jalur Gaza (dikuasai oleh Mesir).
Pada 5 Juni 1967, Israel melancarkan serangkaian serangan udara awal terhadap pangkalan udara Mesir dan fasilitas lain. Bersamaan dengan itu, militer Israel melancarkan serangan darat ke Semenanjung Sinai dan Jalur Gaza yang diduduki Mesir.
Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser memerintahkan evakuasi Semenanjung Sinai. Pada hari keenam konflik, Israel menduduki seluruh Semenanjung Sinai.
Perang Enam Hari mengakibatkan lebih dari 15.000 korban jiwa dari pihak Arab, sementara Israel menderita kehilangan kurang dari 1.000 tentara.
Kemudian pada 6 Oktober 1973 pecah perang Yom Kippur, diambil dari nama hari raya Yahudi. Perang itu juga bertepatan dengan Ramadan sehingga juga dinamakan Perang Ramadan 1973.
Suriah, Libya, dan Mesir menyerang Israel secara tiba-tiba. Di Dataran Tinggi Golan, garis pertahanan Israel yang hanya berjumlah 180 tank berhadapan dengan 1.400 tank Suriah. Sedangkan di Terusan Suez, kurang dari 500 prajurit Israel berhadapan dengan 80.000 prajurit Mesir.
Pada awalnya Israel mengalami kekalahan kekuatan udara Zionis mampu dijinakkan. Namun setelah Israel mengerahkan pasukan cadangan, situasi berbalik. Mesir mengalami kekalahan telak.
Editor : Anton Suhartono
Sentimen: negatif (100%)