Sentimen
Positif (100%)
4 Sep 2024 : 14.51
Informasi Tambahan

Event: Rezim Orde Baru, peristiwa G30S/PKI

Grup Musik: APRIL

Kasus: pembunuhan

Panglima TNI dari Masa ke Masa beserta Peran Pentingnya di Militer Indonesia

4 Sep 2024 : 14.51 Views 14

iNews.id iNews.id Jenis Media: Nasional

Panglima TNI dari Masa ke Masa beserta Peran Pentingnya di Militer Indonesia

JAKARTA, iNews.id - Panglima TNI dari masa ke masa telah berperan penting dalam perjalanan Tentara Nasional Indonesia. Sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 1945 hingga kini, TNI, termasuk dengan nama lain pasca-kemerdekaan, sudah dipimpin oleh 24 panglima.

Pada 2023, Jenderal TNI Agus Subiyanto dilantik sebagai Panglima TNI menggantikan Laksamana TNI Yudo Margono. Jenderal Agus menjabat Panglima hingga saat ini.

Baca Juga

Cerita Luhut Kawal Paus Yohanes Paulus II, Diperintahkan Panglima ABRI Try Sutrisno

Panglima TNI berasal dari tiga matra militer yaitu Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU). Panglima saat ini yakni Agus Subiyanto merupakan Jenderal Angkatan Darat.

Berikut daftar Panglima TNI dari masa ke masa:

1. Jenderal Soedirman (12 November 1945-26 Januari 1950)

Jenderal Soedirman dikenal sebagai pahlawan kemerdekaan Indonesia yang gigih. Meski sakit paru-paru, beliau tetap memimpin gerilya melawan penjajah Belanda selama Agresi Militer Belanda II. Semangat juang dan dedikasinya terhadap kemerdekaan membuatnya dihormati sebagai tokoh militer legendaris Indonesia.

Baca Juga

Giliran 3 Jenderal Adhi Makayasa AD Dimutasi Panglima TNI, ke Mana?

Soedirman merupakan orang Indonesia pertama yang mendapat gelar jenderal besar atau bintang 5.

Jenderal Soedirman (dok. arsip)

2. Mayor Jenderal TB Simatupang (29 Januari 1950-4 November 1953)

Mayor Jenderal TB Simatupang terkenal dalam perannya mereorganisasi angkatan bersenjata Indonesia setelah kemerdekaan. Simatupang juga terlibat dalam merancang strategi pertahanan negara dan memperkuat integritas TNI dalam menjaga kedaulatan Indonesia.

Baca Juga

Cerita Bung Tomo Diberi 3 Tugas Penting dari Jenderal Sudirman, Kuatkan Reputasinya di Dunia Militer

3. Jenderal TNI Abdul Haris (AH) Nasution (Desember 1955-1959)

Jenderal AH Nasution adalah arsitek dari konsep Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) yang menekankan partisipasi seluruh rakyat dalam pertahanan negara. Jenderal AH Nasution juga selamat dari percobaan pembunuhan saat G30S/PKI yang menewaskan putrinya, Ade Irma Suryani Nasution.

4. Laksamana Udara Soerjadi Soerjadarma (Juli 1959-1961)

Laksamana Soerjadi Soerjadarma adalah tokoh penting dalam pengembangan TNI Angkatan Udara. Soerjadi memperkuat kemampuan udara Indonesia dengan pengadaan pesawat tempur modern dan melatih personel udara yang kompeten.

5. Jenderal TNI AH Nasution (Juni 1962-Februari 1966)

Jenderal AH Nasution pada masa jabatan keduanya sebagai panglima berperan penting dalam menghadapi tantangan internal dan eksternal. Saat itu Indonesia mengalami periode perubahan politik dan militer.

6. Jenderal TNI Soeharto (6 Juni 1968-28 Maret 1973)

Sebelum menjadi Presiden, Jenderal Soeharto memimpin penumpasan pemberontakan PKI pada 1965. Sebagai Panglima TNI, Soeharto berperan dalam memulihkan stabilitas nasional dan memperkuat angkatan bersenjata.

7. Jenderal TNI Maraden Panggabean (28 Maret 1973-17 April 1978)

Jenderal Panggabean dikenal karena upayanya dalam modernisasi TNI. Maraden juga terlibat dalam operasi militer di Timor-Timur yang bertujuan untuk mengintegrasikan wilayah tersebut ke dalam Indonesia.

8. Jenderal TNI M Jusuf (17 April 1978-28 Maret 1983)

Jenderal Jusuf terkenal karena kepemimpinannya yang tegas dan disiplin. Jusuf berperan penting dalam penanganan berbagai konflik dalam negeri dan menjaga ketertiban nasional.

9. Jenderal TNI Leonardus Benyamin (LB) Moerdani (28 Maret 1983-27 Februari 1988)

Jenderal LB Moerdani adalah tokoh intelijen militer yang cerdas dan strategis. Benny Moerdani dikenal karena operasi-operasi intelijen yang sukses dalam menjaga keamanan negara dan menangani ancaman separatis.

10. Jenderal TNI Try Sutrisno (27 Februari 1988-19 Februari 1993)

Jenderal Try Sutrisno berperan dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan selama masa transisi pemerintahan Orde Baru. Kepemimpinannya yang tenang dan bijaksana dihargai oleh banyak pihak.

11. Jenderal TNI Edi Sudradjat (19 Februari 1993-21 Mei 1993)

Jenderal Edi Sudradjat dikenal karena upayanya memperkuat hubungan antara TNI dan masyarakat sipil. Edi mendorong program-program yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme TNI.

12. Jenderal TNI Feisal Tanjung (21 Mei 1993-12 Februari 1998)

Jenderal Feisal Tanjung memimpin TNI dalam menghadapi berbagai tantangan keamanan, termasuk konflik sosial dan gerakan separatis. Kepemimpinannya yang tegas dan terencana membantu menjaga stabilitas negara.

13. Jenderal TNI Wiranto (16 Februari 1998-26 Oktober 1999)

Jenderal Wiranto memainkan peran penting selama masa transisi reformasi. Beliau berusaha menjaga keamanan dan ketertiban saat Indonesia mengalami perubahan politik yang signifikan.

14. Laksamana TNI Widodo Adi Sutjipto (AS) (26 Oktober 1999-7 Juni 2002)

Laksamana Widodo AS adalah panglima TNI pertama dari TNI Angkatan Laut setelah reformasi. Widodo berperan dalam memodernisasi AL dan memperkuat kerja sama internasional di bidang maritim.

15. Jenderal TNI Endriartono Sutarto (7 Juni 2002-13 Februari 2006)

Jenderal Endriartono Sutarto terkenal karena program restrukturisasi TNI yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan profesionalisme. Endriartono juga mendukung reformasi militer dalam berbagai aspek.

16. Marsekal TNI Djoko Suyanto (13 Februari 2006-28 Desember 2007)

Marsekal Djoko Suyanto adalah panglima TNI pertama dari TNI AU setelah Reformasi. Djoko berperan dalam memperkuat pertahanan udara dan mengembangkan teknologi aviasi militer.

17. Jenderal TNI Djoko Santoso (28 Desember 2007-28 September 2010)

Jenderal Djoko Santoso dikenal karena kepemimpinannya dalam menjaga stabilitas nasional dan meningkatkan kerja sama dengan negara-negara lain dalam bidang pertahanan.

18. Laksamana TNI Agus Suhartono (28 September 2010-30 Agustus 2013)

Laksamana Agus Suhartono berperan dalam memperkuat kemampuan maritim Indonesia dan menjaga keamanan wilayah perairan nasional.

19. Jenderal TNI Moeldoko (30 Agustus 2013-8 Juli 2015)

Jenderal Moeldoko memimpin TNI dalam berbagai operasi keamanan domestik dan internasional. Moeldoko juga dikenal karena reformasi yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit.

20. Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (8 Juli 2015-8 Desember 2017)

Jenderal Gatot Nurmantyo aktif dalam memperkuat pertahanan negara dan mendorong program bela negara untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pertahanan nasional.

21. Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (8 Desember 2017-17 November 2021)

Marsekal Hadi Tjahjanto berperan dalam modernisasi alutsista dan memperkuat kerja sama internasional dalam bidang pertahanan. Hadi juga dikenal karena upayanya dalam meningkatkan profesionalisme dan integritas TNI.

22. Jenderal TNI Andika Perkasa (17 November 2021-13 Desember 2022)

Jenderal Andika Perkasa fokus pada reformasi dan modernisasi TNI serta meningkatkan kesiapan operasional dan kemampuan tempur prajurit.

Jenderal Andika Perkasa dan Laksamana Yudo Margono (dok. TNI)

23. Laksamana TNI Yudo Margono (19 Desember 2022-November 2023)

Laksamana Yudo Margono memperkuat pertahanan maritim dan meningkatkan koordinasi dengan negara-negara tetangga untuk menjaga keamanan perairan regional.

24. Jenderal TNI Agus Subiyanto (November 2023-sekarang)

Jenderal Agus Subiyanto baru memulai masa jabatannya pada November 2023. Agus dikenal sebagai perwira yang berpengalaman dengan latar belakang kuat di TNI AD.

Agus juga berkomitmen untuk melanjutkan reformasi serta modernisasi TNI. Visinya adalah meningkatkan profesionalisme dan kesiapan operasional TNI dalam menghadapi tantangan keamanan masa depan.

Itulah daftar panglima TNI dari masa ke masa. Setiap panglima memainkan peran penting di masanya dalam menjawab berbagai tantangan militer, baik di dalam negeri, regional, maupun global.

Editor : Reza Fajri

Sentimen: positif (100%)