Sentimen
Negatif (61%)
2 Sep 2024 : 09.45
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Analis Prediksi Kenaikan Jumlah Golput pada Pilkada Jakarta 2024 Akibat Kekecewaan Publik

2 Sep 2024 : 16.45 Views 1

abadikini.com abadikini.com Jenis Media: News

Analis Prediksi Kenaikan Jumlah Golput pada Pilkada Jakarta 2024 Akibat Kekecewaan Publik

Abadikini.com, JAKARTA – Persentase pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada Jakarta 2024 diprediksi berpotensi meningkat. Peningkatan jumlah non-voters atau golongan putih (golput) ini dipengaruhi oleh berbagai dinamika politik yang terjadi menjelang penetapan calon gubernur dan wakil gubernur dalam kontestasi Pilgub Jakarta.

Wildan Hakim, seorang pengamat politik dari Motion Cipta (MC) Matrix, menyatakan bahwa golput berasal dari beberapa segmen pemilih.

“Pertama, dari kalangan pendukung Anies Baswedan yang merasa kecewa karena batalnya dukungan dari PKS. Kedua, dari warga Jakarta yang kecewa dengan dinamika politik elektoral menjelang Pilkada Jakarta 2024,” kata Wildan dalam wawancaranya, Senin (2/9/2024).

Menurut Wildan, para pendukung Anies Baswedan mungkin akan memutuskan untuk tidak hadir di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Kekecewaan mereka disebabkan oleh tidak adanya nama Anies pada surat suara, sehingga mereka memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya.

Selain itu, Wildan menambahkan bahwa persentase golput juga dapat meningkat akibat ketidakpuasan publik terkait pencalonan pasangan independen Dharma Pongrekun-Kun Wardana.

Polemik muncul karena adanya dugaan pencatutan nama pendukung tanpa izin yang dilakukan oleh tim pasangan tersebut.

“Saya menemukan adanya pencatutan nama warga untuk mendukung pasangan Dharma dan Kun ini. Padahal, warga tersebut sama sekali tidak memberikan dukungan kepada mereka,” ujar Wildan dikutip RMOL.

Akibatnya, warga yang namanya dicatut tersebut dikonfirmasi oleh petugas dari kecamatan dan tidak diizinkan menjadi anggota Kelompok Petugas Pemungutan Suara (KPPS) karena dianggap tidak netral.

“Belum juga terpilih, Dharma dan Kun sudah menimbulkan masalah bagi masyarakat,” kata Wildan.

Sentimen: negatif (61.5%)