Sentimen
Positif (99%)
30 Agu 2024 : 21.12
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Kab/Kota: Menteng

PDI-P Tak Terima Pramono Anung Dituduh sebagai Titipan Jokowi

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

30 Agu 2024 : 21.12
PDI-P Tak Terima Pramono Anung Dituduh sebagai Titipan Jokowi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Deddy Yevri Sitorus menepis anggapan bahwa mantan Sekretaris Jenderal PDI-P sekaligus Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang diusung partainya di Pilkada Jakarta adalah titipan Presiden Joko Widodo.

Ia pun bercerita proses PDI-P pada akhirnya mengusung nama Pramono sebagai bakal calon gubernur Jakarta dan bukan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Ia menegaskan, nama Pramono sudah jauh-jauh hari dikemukakan oleh Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDI-P Said Abdullah menjadi kader potensial untuk Pilkada Jakarta.

"Ya, kan sebenarnya jauh-jauh hari, Pak Sekjen itu sudah termasuk DPP yang lain, seperti Pak Said misalnya, itu kan sudah mengangkat nama Mas Pramono Anung, jauh sebelum nama Anies berkibar untuk PDI Perjuangan," kata Deddy kepada Kompas.com, ditemui di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (30/8/2024) sore.

Baca juga: Sangkalan Pramono Anung Soal Bayang-bayang Jokowi di Balik Pencalonannya pada Pilkada Jakarta...

Setelah itu, muncul aspirasi yang kuat dari DPD PDI-P DKI Jakarta untuk mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.

Alasannya, Jakarta memerlukan kepemimpinan yang kuat, berpengalaman dan teguh memegang ideologi negara.

"Pada titik itu ketemu. Tetapi kan kemudian ada terjadi dinamika yang cukup kuat di internal partai, soal di DKI sebaiknya mengusung kader internal partai," imbuh dia.

Deddy melanjutkan, aspirasi kader lainnya yang ingin PDI-P mengusung kader sendiri cukup kuat dan mengemuka. 

Diakuinya, ada tarik menarik di internal dari kubu yang menghitung kemenangan berdasarkan hitungan logika hingga survei dan dari kubu yang mementingkan kader sendiri.

"Ada juga dinamika yang sangat kuat, supaya memang kita harus konsisten menjaga partai sekuat mungkin, terutama daerah sepenting Jakarta ya, yang merupakan episentrum politik Indonesia, supaya kita memajukan kader, terlepas dari hitungan-hitungan matematis menang atau kalah," ungkapnya.

Baca juga: Jokowi Ungkap Seskab Pramono Belum Sampaikan Rencana Pengunduran Diri

Kemudian pada detik-detik akhir menjelang pendaftaran calon kepala daerah, diskusi mengerucut tentang siapa yang paling pantas diusung di Jakarta jika memang dari kader PDI-P.

Akhirnya, jelas Deddy, muncul kembali nama Pramono Anung.

Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri pun akhirnya menginstruksikan Pramono untuk maju Pilkada Jakarta.

"Jadi tidak ujug-ujug karena Pak Anies enggak jadi, lalu nama Mas Pramono Anung muncul. Apalagi kalau dituduhkan nama Mas Pramono Anung itu adalah titipan dari Mulyono (Jokowi)," tepis anggota DPR RI ini.

"Nah itu jauh panggang dari api. Karena nama Mas Pramono Anung itu tidak ujug-ujug datang, muncul, dan dinamika ini memang terjadi sebagai sebuah proses dialektika demokrasi di kita, di internal kita," pungkasnya.

Baca juga: Asal Usul Nama Mulyono Jadi Joko Widodo yang Ramai di Twitter

Sebagai informasi, PDI-P resmi mengusung bakal calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta, yakni Pramono Anung-Rano Karno.

Keduanya sudah mendaftarkan diri di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta.

Namun sebelum itu, terjadi dinamika di internal PDI-P di mana sebelumnya justru nama Anies yang menguat diusung di Pilkada Jakarta.

Bahkan salah seorang DPP PDI-P sempat sesumbar bahwa partainya akan mengusung Anies berpasangan dengan Rano Karno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sentimen: positif (99.8%)