Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Polres Gunungkidul mewanti-wanti ihwal potensi bencana alam selama tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024. Sebab itu, Polres kemudian menjalin koordinasi dengan perangkat daerah.

Kapolres Gunungkidul, AKBP Ary Murtini menegaskan Pilkada 2024 merupakan momen penting dalam demokrasi Indonesia yang perlu didukung oleh partisipasi masyarakat guna menyukseskan tahapan pemilihan tersebut. Selain itu, partisipasi masyarakat penting lantaran Pilkada kali ini memiliki kompleksitas tersendiri seperti keluasan wilayah dan besarnya jumlah pemilih.

BACA JUGA: Ramai-Ramai Soal Megahrust, Ini Fakta-Faktanya

Ary juga menyoroti potensi bencana alam yang berpotensi terjadi selama Pilkada Gunungkidul 2024. Hal ini mendorong Polres Gunungkidul untuk menjalin koordinasi lintas instansi. Koordinasi akan menjadi sarana pemetaan wilayah rawan bencana dan menetapakan mitigasi.

Salah satu kunci keberhasilan penyelenggaraan Pilkada ini, kata dia adalah penguatan strategi komunikasi publik, termasuk sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar menjaga persatuan serta turut menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).

Perihal potensi konflik yang dapat mengganggu stabilitas Kamtibmas, Ary menekankan penggunaan kekuatan personel keamanan dilakukan sesuai standar operasional proseder (SOP) dengan mengacu pada prinsip proporsionalitas, legalitas, akuntabilitas, dan necesidades.

Lebih jauh, dia mengatakan menginstruksikan agar personel keamanan memastikan kesiapan pribadi dan peralatan, juga perlu ada pengawasan melekat oleh para pimpinan di setiap tingkatan, dan menjaga kondisi kesehatan personel selama operasi yang cukup panjang ini.

Polres juga telah menggelar apel gelar pasukan dalam rangka pengamanan Pilkada serentak di Alun-alun Wonosari, Senin, (26/8) bersama TNI dan beberapa pemangku kepentingan terkait.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Purwono mengatakan pihaknya siap mendukung penyelenggaraan Pilkada dari sisi mitigasi kebencanaan.

“November itu kan awal musim hujan, perlu ada kewaspadaan. Utamanya kalau awal-awal begitu ya angin kencang,” kata Purwono dihubungi, Senin, (26/8).

Purwono menyampaikan zona utara akan memunculkan kerawanan bencana tanah longsor seperti di Patuk, Gedangsari, Semin, dan Ngawen. Hingga saat ini, BPBD masih menunggu koordinasi lanjutan oleh KPU. Adapun sarana-prasarana milik BPBD untuk mengatasi dampak bencana sudah disiapkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News