Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Kairo
Kasus: mayat
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Hamas Sebut Perang di Gaza Jadi Ajang Kampanye Capres AS Kamala Harris untuk Raih Dukungan
iNews.id Jenis Media: Nasional
GAZA, iNews.id - Hamas menuduh pemerintah Amerika Serikat (AS) sengaja menyebarkan berita seputar gencatan senjata seolah-olah berjalan positif, padahal nyatanya tidak. Pembicaraan gencatan senjata putaran baru yang berlangsung di Kairo, Mesir, akhir pekan ini bahkan terancam gagal lagi.
Menurut Hamas, kabar itu diembuskan Gedung Putih sebagai bagian dari kampanye mendukung calon presiden (capres) Kamala Harris.
Baca Juga
Pembicaraan Gencatan Senjata di Gaza Berlanjut di Mesir Minggu Besok, Kesempatan Terakhir?
Pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengatakan kepada media Lebanon, Al Mayadeen, AS ingin menyebarkan suasana positif seputar negosiasi gencatan senjata antara pihaknya dengan Israel agar dukungan untuk untuk politikus Partai Demokrat itu meningkat.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby pada Jumat kemarin mengatakan ada kemajuan yang dihasilkan menuju gencatan senjata. Dia mendorong kedua pihak, Israel dan Hamas, mau bekerja menuju implementasi gencatan senjata.
Baca Juga
Israel Pamer Kebrutalan di Gaza lewat Video, Hancurkan Masjid hingga Biarkan Mayat di Jalan
Salah satu yang menghambat kesepakatan adalah sikap Israel yang mengotot untuk menarik diri dari Koridor Philadelphi, garis perbatasan Gaza dengan Mesir.
Hamdan menegaskan Hamas dengan tegas menolak kendali Israel atas koridor Philadelphi, Netzarim, serta perbatasan Rafah.
Baca Juga
Kamala Harris Berpidato Janji Bela Israel, Teriakan Bebaskan Palestina Menggema
Hamas, lanjut dia, mendesak semua pihak berpegangan pada langkah-langkah praktis yang telah disepakati dalam proposal sebelumnya, bukan menegosiasikan hal baru.
"Besok kita hanya memiliki dua pilihan: Jika entitas (Israel) menyetujui inisiatif tersebut, kami akan membahas fase eksekusi, atau jika sebaliknya, kami akan beri tahu mereka tentang sikap kami," ujarnya, seperti dilaporkan kembali Al Jazeera.
Editor : Anton Suhartono
Sentimen: positif (88.3%)