Hapus Warisan Rusia dan Uni Soviet, Ukraina Dilaporkan Ganti Nama 555 Jalan di Kiev
iNews.id Jenis Media: Nasional
KIEV, iNews.id – Ukraina dilaporkan mengganti nama 555 jalan di Ibu Kota Kiev yang nama sebelumnya terkait dengan warisan Rusia dan Uni Soviet. Kebijakan itu sudah berlangsng sejak 2014, tahun ketika pecahnya perang Rusia-Ukraina.
Laporan tersebut diungkapkan para peneliti dari Akademi Kepresidenan Rusia untuk Ekonomi Nasional dan Administrasi Publik kepada kantor berita Sputnik. Menurut mereka, kaum nasionalis dan ultranasionalis Ukraina berperan besar dalam penggantian nama ratusan jalan tersebut.
Baca Juga
Korut Marah Besar Ukraina Serbu Wilayah Rusia, Siap Bantu Moskow?
“Nama-nama yang terkait dengan masa lalu Rusia dan Soviet di kota itu sedang dihilangkan di Kiev, dan toponim yang berasal dari kaum nasionalis (Ukraina) dan Nazi semakin banyak yang menggantikannya,” kata para peneliti itu sembari menyematkan istilah Nazi kepada kelompok ultranasionalis Ukraina, Minggu (18/8/2024).
“Kami menganalisis ada 555 peristiwa penggantian nama 2.845 jalan, gang, jalan raya, bulevar, alun-alun, dan lain-lain di ibu kota Ukraina yang terjadi pada 2014-2024. Perlu dicatat bahwa 58 persen perubahan terjadi pada 2022-2024,” ungkap para peneliti itu lagi.
Baca Juga
Ramzan Kadyrov Persenjatai Truk Listrik Elon Musk, Siap Kirim ke Medan Perang Ukraina
Mereka juga mengatakan ada dua tren dalam kebijakan yang ditempuh Ukraina dalam penggantian nama jalan tersebut. Yang pertama adalah “dekomunisasi”, yaitu penghapusan nama yang berkaitan dengan sejarah komunis dari era Soviet. Jumlahnya mencapai 337 nama jalan (61 persen). Sementara yang kedua adalah “derusifikasi” alias penghapusan nama-nama berbau Rusia, yang mencakup 216 nama jalan (39 persen).
Selain itu, 16 dari 52 stasiun metro (sistem kereta api kota angkutan cepat) di Kiev juga telah diganti namanya.
Baca Juga
Jerman Pangkas Bantuan Militer untuk Ukraina, Ada Apa?
Ukraina, bersama dengan negara-negara Baltik, mulai lebih aktif menghancurkan tugu peringatan era Soviet di wilayah mereka menyusul agresi militer Rusia di Ukraina. Mereka bahkan menyebut tindakan tersebut sebagai perlawanan terhadap sejarah “pendudukan Rusia”.
Editor : Ahmad Islamy Jamil
Sentimen: positif (48.5%)