Myanmar Diguncang Isu Kudeta, Benarkah Jenderal yang Gulingkan Aung San Suu Kyi Ditahan?
iNews.id Jenis Media: Nasional
YANGON, iNews.id - Myanmar sedang heboh dengan beredarnya rumor kudeta militer. Jenderal yang memimpin penggulingan Aung San Suu Kyi pada 2021 lalu, Min Aung Hlaing, dilaporkan ditahan.
Namun militer Myanmar membantah semua rumor tersebut. Kabar tersebut hanya propaganda yang disebarkan oleh para pengkhianat untuk menciptakan ketegangan menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi.
Baca Juga
Brutal! Rumah Sakit di Myanmar Diserang, 100 Orang Lebih Tewas termasuk Pasien dan Dokter
Min Aung Hlaing menghadapi kritik keras dari masyarakat pendukung militer sejak beberapa pekan terakhir. Dia dianggap bertanggung jawab atas serangkaian kekalahan pasukan pemerintah dalam perang melawan pemberontak di daerah-daerah perbatasan.
Jagad maya Myanmar pada Selasa kemarin heboh dengan beberapa posting-an para jenderal menahan Min Aung Hlaing di Ibu Kota Naypyidaw. Tujuannya untuk mengganti kepemimpinan di pemerintahan junta.
Baca Juga
Min Aung Hlaing, Jenderal yang Kudeta Aung San Suu Kyi Jabat Presiden Myanmar
"(Klaim tersebut) Propaganda dengan tujuan mengganggu perdamaian dan stabilitas negara. Kepala negara dan otoritas menanggung tanggung jawab secara bersama-sama," bunyi pernyataan pemerintah junta, dikutip dari AFP, Rabu (14/8/2024).
Seorang juru bicara Kemlu China mengatakan, Wang tiba di Myanmar pada Rabu untuk bertemu Min Aung Hlaing. Kunjungan itu bertujuan memperdalam kerja sama bilateral yang saling menguntungkan di berbagai bidang.
Baca Juga
Perang Semakin Sengit, Pemerintah Myanmar Larang Para Pria ke Luar Negeri
Dalam beberapa pekan terakhir, aliansi kelompok etnis bersenjata merebut wilayah di Negara Bagian Shan utara dari kekuasaan junta. Wilayah itu berbatasan langsung dengan Provinsi Yunnan, China.
Wilayah yang direbut termasuk komando militer timur laut di Lashio, kota berpenduduk sekitar 150.000 jiwa.
Min Aung Hlaing menuduh aliansi etnis mendapat senjata, termasuk drone dan rudal jarak pendek, dari sumber asing, namun tidak menjelaskan secara rinci.
Editor : Anton Suhartono
Sentimen: negatif (99.9%)