Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Pertamina
Institusi: Universitas Indonesia
Kab/Kota: Tangerang, Semarang, Samarinda, Trenggalek
Tokoh Terkait
Umumkan Pemenang Kompetisi Diplomasi Lingkungan, KLHK Harap Jadi Motivasi Generasi Muda
Medcom.id Jenis Media: News
Jakarta: Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong mengumumkan pemenang kompetisi diplomasi lingkungan yang digelar dalam acara Festival LIKE 2 di JCC, Jakarta Pusat. Alue berharap anak-anak muda pemenang lomba ini bisa memotivasi generasi muda lain. "Harapannya, pemenang ini sekaligus pemicu dan pemacu semangat sekaligus sebagai motivasi dan dia bisa mengajak teman-temannya yang lain bahwa dengan melakukan hal-hal seperti ini dia bisa diapresiasi," kata Alue di Hall A Main Stage Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Minggu, 11 Agustus 2024. Selain itu, Alue juga meyakini pemenang bisa menjadi simpul pengajak teman-temannya untuk terlibat aktif dalam melestarikan lingkungan. Bukan hanya dalam diskusi, tapi juga mengimplementasikan gagasan di lapangan. Lebih lanjut, Alue mengatakan dalam lomba ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ingin membangun jejaring memberikan saluran dan melatih generasi muda untuk lebih peka dan berani mengekspresikan pandangan terhadap isu dan kondisi lingkungan dan kehutanan yang ada di sekitar mereka. Terutama dengan ide dan gagasan yang kritis dan bertanggung jawab. "KLHK ingin menanamkan semangat warga lingkungan atau enviromental citizenship kepada generasi muda dalam memberikan pemahaman peningkatan keahlian, penggalian ide, dan mewujudkan kolaborasi aksi," ujar Alue. Sehingga, kata dia, tercipta semangat untuk mengambil langkah positif dalam mengatasi perubahan iklim di generasi muda. Selain itu, ia menyebut KLHK juga ingin mempersiapkan generasi muda yang andal dan bisa memperkuat dalam negosiasi diplomasi lingkungan dalam forum internasional dan ruang publik lainnya. Proses Penjurian dan Para Pemenang Peraih juara 1 pidato lingkungan berbahasa Inggris, Benediva Boaz Ambarita dari SMA Unggul Del mengaku tidak berekspektasi menang dalam lomba ini. Sebab, kata dia, peserta lain tidak kalah hebat. Namun, dia merasa poin yang membuatnya menang ialah paparan tentang isu yang akan diingat lima tahun ke depan. Menurutnya, memang dalam setiap lomba itu harus sesuatu yang bisa diterapkan dalam kehidupan nyata. "Di mana kita memang mengambil aksi ke depan, tidak hanya dalam event ini saja kita peduli tentang lingkungan, tapi bisa diingat kemudian hari," kata Benediva saat ditemui usai meraih juara 1 dalam kompetisi ini. Ketika ditanya apakah akan menjadi diplomat nantinya, Benediva tidak menjawab lugas. Dia hanya mengatakan apa yang ia sampaikan dalam pidato tadi diharapkan bisa menjadi inspirasi semua orang, terutama anak-anak seusia dengannya. "Supaya kita bisa melakukan suatu hal dengan beraksi seperti speech (pidato) aku yang lima tahun ke depan akan terus diingat, supaya memang ini bisa membawa dampak untuk lingkungan kita," ujarnya. Ada tiga kategori dalam kompetisi diplomasi lingkungan yang digelar dalam Festival LIKE 2 hari ke-4 ini. Yakni pidato lingkungan bahasa Inggris, debat lingkungan bahasa Indonesia, dan debat lingkungan bahasa Inggris. Adapun enam dari 794 peserta pidato bahasa Inggris masuk babak final yang dilaksanakan siang tadi. Keenamnya ialah Verene Luvena dari SMAK Santo Fransiskus Asisi Samarinda, Syifa Nafisah dari SMA IT Insan Cendekia Payakumbuh, Sam Ratu Adila dari SMAN 96 Jakarta, Benediva Boaz Ambarita dari SMA Unggul Del, Kalila Dewi Sophia dari Uph-college, dan Ashiandra Samaraghandi dari SMA Negeri 11 Semarang. Benediva Boaz Ambarita berhasil mendapatkan juara 1, Verene Luvena meraih juara 2, dan Kalila Dewi Sophia mendapat juara 3. Mereka diuji oleh lima dewan juri, yakni Diplomat Indonesia, Dian Triansyah Djani; Ketua Bidang Pemberdayaan Koperasi/UKM/IKM dan Pengembangan METI Wilayah, Adrianto Darmoyo; Duta Majelis Permusyawaratan RI, Putu Ayu Saraswati Valerina Daniel; dan Diplomat Indonesia, Yuri Octavian Thamrin. Pada ajang debat bahasa Indonesia tingkat SMA terdapat dua kelompok yang masuk final dari 392 kelompok peserta. Kedua kelompok ini dari SMAN 8 Jakarta dan SMAN 3 Tangerang Selatan. SMAN 3 Tangerang Selatan meraih juara 1 dan SMA 8 Jakarta mendapat juara 2. Debat bahasa Indonesia terkait lingkungan ini dinilai oleh enam dewan juri, yaitu Direktur Bayan Resources, Alexander Ery Wibowo; Content Director PT Trans Digital Media, Pemimpin Redaksi Detik.co, Alfito Deannova; Puteri Indonesia Lingkungan 2024, Sophie Kirana; Bupati Trenggalek, Muhammad Nur Arifin; Duta Besar Luar Biasa (LBBP) RI Soehardjono Sastromihardjo; dan Tenaga Ahli Menteri bidang Pemulihan Lingkungan Hidup, M.R. Karliansyah. Kemudian, debat lingkungan berbahasa Inggris tingkat mahasiswa diikuti oleh 103 kelompok. Dari ratusan kelompok itu dua masuk babak final dari Universitas Pertamina dan Universitas Indonesia. Tim UI meraih juara 1 dan Universitas Pertamina mendapatkan juara 2. Debat lingkungan menggunakan bahasa asing ini dinilai oleh lima dewan juri, yaitu Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong; Pemerhati Hubungan Internasional, Makarim Wibisono; Duta Besar Indonesia untuk Kuwait, Tri Tharyat; Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagyo; dan CEO PT Vale Indonesia Tbk. Febriany Eddy. Sebelumnya, Festival LIKE 2 juga menggelar kompetisi diplomasi berupa lomba karya tulis, video lingkungan, dan konsep pemulihan lingkungan. Berbagai macam lomba ini diselenggarakan untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2024. Penyelenggaraan lomba bukan hanya untuk berkompetisi namun juga bertujuan sebagai edukasi. Selama penyelenggaraan, peserta diberikan pelatihan yang diisi oleh tim KLHK, ahli lingkungan, komunitas lingkungan, akademisi, serta praktisi yang sesuai dengan jenis lomba. Seperti jurnalis, sutradara dan pembuat film, dokumenter, serta ahli publik speaking Wamen LHK Berharap Anak Muda Jadi Diplomat Ulung Pada kompetisi diplomasi lingkungan Festival LIKE 2, terdapat tiga kategori dalam kompetisi diplomasi lingkungan ini, yakni pidato lingkungan bahasa Inggris, debat lingkungan bahasa Indonesia, dan debat lingkungan bahasa Inggris. Wakil Menteri LHK Alue Dohong berharap dengan acara ini memunculkan diplomat-diplomat ulung. "Jadi, sebetulnya lomba debat pidato begini ini bagian daripada upaya-upaya kita membangun diplomat-diplomat muda kita terkait dengan iklim, sekali lagi lingkungan hidup, iklim, bahkan energi baru terbarukan. Jadi kita harapkan anak-anak muda kita ini menjadi diplomat-diplomat ulung ke depan," kata Alue. Alue melanjutkan diplomat yang dihasilkan itu bisa menguasai substansi, strategi, dan memperkuat misi Indonesia mewujudkan leading by example atau memimpin dan menjadi contoh di dunia internasional. Alue mengatakan Festival LIKE ini adalah suatu media yang sangat penting bagi anak-anak muda, terutama untuk mengekspresi gagasan, inovasi, dan pemikirannya tentang bagaimana mengatasi masalah lingkungan hidup, kehutanan, iklim, termasuk energi. Dia memandang kegiatan Festival LIKE ini adalah forum luar biasa. Bagaimana tidak, ada kompetisi lomba pidato bahasa Inggris, debat bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang ditampilkan oleh anak-anak muda. Alue melihat anak-anak muda itu memiliki cara berpikir yang luar biasa. Bahkan, mampu menyampaikan gagasannya dengan baik. "Baik dalam debat maupun lomba pidato, baik dalam konteks menggunakan bahasa asing maupun bahasa Indonesia dan ini yang kita harapkan, karena apa? Generasi muda, generasi z dan sebagainya adalah pewaris masa depan bangsa Indonesia," ucapnya. Alue menyebut anak-anak muda yang tampil itu tidak hanya memiliki kualitas bahan yang bagus, tapi juga menguasai informasi dengan baik. Termasuk berkomunikasi dengan bagus yang dipandang bisa menjadi bagian komunikator kepada stakeholder, khususnya KLHK. "Dalam menyampaikan gagasan tentang bagaimana mengelola lingkungan hidup, kehutanan, energi dengan baik termasuk meningkat penyadartahuan semua pihak," katanya. Atas kebanggaannya dan harapannya kepada anak muda, Alue menyampaikan sejumlah pesan kepada generasi penerus bangsa itu. Alue meminta anak muda jangan pernah lelah mencintai bangsa Indonesia dan jangan pernah lelah menjaga lingkungan hidup. Selain itu, dia juga meminta anak muda jangan pernah lelah untuk mengajak semua pihak bersama-sama menjaga lingkungan hidup dengan baik. Sebab, kata dia, tanpa lingkungan hidup yang baik maka generasi emas tidak akan terwujud. "Tapi, dengan kualitas lingkungan hidup, iklim dan sebagainya sangat baik, maka cita-cita kita mencapai generasi emas itu akan mudah," katanya. 82 Penghargaan untuk Pejuang Lingkungan Sebelumnya pada penyelenggaraan Appreciation Night di Festival LIKE 2, Sabtu, 10 Agustus 2024, sebanyak 82 penghargaan diberikan kepada para pelaku dan pejuang lingkungan Penghargaan tersebut dibagi ke dalam beberapa elemen dan kategori, mulai dari akademisi, media, komunitas dan generasi muda, pemerintah daerah, hingga dunia usaha. Momen istimewa ini dihadiri dan disaksikan langsung sejumlah tamu kehormatan, mulai dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong, hingga Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK Sigit Reliantoro. Appreciation Night merupakan acara apresiasi bagi para pelaku dari berbagai elemen yang telah berkontribusi serta menginspirasi dalam upaya perlindungan dan pelestarian lingkungan.
Jakarta: Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong mengumumkan pemenang kompetisi diplomasi lingkungan yang digelar dalam acara Festival LIKE 2 di JCC, Jakarta Pusat. Alue berharap anak-anak muda pemenang lomba ini bisa memotivasi generasi muda lain."Harapannya, pemenang ini sekaligus pemicu dan pemacu semangat sekaligus sebagai motivasi dan dia bisa mengajak teman-temannya yang lain bahwa dengan melakukan hal-hal seperti ini dia bisa diapresiasi," kata Alue di Hall A Main Stage Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Minggu, 11 Agustus 2024.
Selain itu, Alue juga meyakini pemenang bisa menjadi simpul pengajak teman-temannya untuk terlibat aktif dalam melestarikan lingkungan. Bukan hanya dalam diskusi, tapi juga mengimplementasikan gagasan di lapangan.
Lebih lanjut, Alue mengatakan dalam lomba ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ingin membangun jejaring memberikan saluran dan melatih generasi muda untuk lebih peka dan berani mengekspresikan pandangan terhadap isu dan kondisi lingkungan dan kehutanan yang ada di sekitar mereka. Terutama dengan ide dan gagasan yang kritis dan bertanggung jawab.
"KLHK ingin menanamkan semangat warga lingkungan atau enviromental citizenship kepada generasi muda dalam memberikan pemahaman peningkatan keahlian, penggalian ide, dan mewujudkan kolaborasi aksi," ujar Alue.
Sehingga, kata dia, tercipta semangat untuk mengambil langkah positif dalam mengatasi perubahan iklim di generasi muda. Selain itu, ia menyebut KLHK juga ingin mempersiapkan generasi muda yang andal dan bisa memperkuat dalam negosiasi diplomasi lingkungan dalam forum internasional dan ruang publik lainnya.
Proses Penjurian dan Para Pemenang
Peraih juara 1 pidato lingkungan berbahasa Inggris, Benediva Boaz Ambarita dari SMA Unggul Del mengaku tidak berekspektasi menang dalam lomba ini. Sebab, kata dia, peserta lain tidak kalah hebat.
Namun, dia merasa poin yang membuatnya menang ialah paparan tentang isu yang akan diingat lima tahun ke depan. Menurutnya, memang dalam setiap lomba itu harus sesuatu yang bisa diterapkan dalam kehidupan nyata.
"Di mana kita memang mengambil aksi ke depan, tidak hanya dalam event ini saja kita peduli tentang lingkungan, tapi bisa diingat kemudian hari," kata Benediva saat ditemui usai meraih juara 1 dalam kompetisi ini.
Ketika ditanya apakah akan menjadi diplomat nantinya, Benediva tidak menjawab lugas. Dia hanya mengatakan apa yang ia sampaikan dalam pidato tadi diharapkan bisa menjadi inspirasi semua orang, terutama anak-anak seusia dengannya.
"Supaya kita bisa melakukan suatu hal dengan beraksi seperti speech (pidato) aku yang lima tahun ke depan akan terus diingat, supaya memang ini bisa membawa dampak untuk lingkungan kita," ujarnya.
Ada tiga kategori dalam kompetisi diplomasi lingkungan yang digelar dalam Festival LIKE 2 hari ke-4 ini. Yakni pidato lingkungan bahasa Inggris, debat lingkungan bahasa Indonesia, dan debat lingkungan bahasa Inggris. Adapun enam dari 794 peserta pidato bahasa Inggris masuk babak final yang dilaksanakan siang tadi.
Keenamnya ialah Verene Luvena dari SMAK Santo Fransiskus Asisi Samarinda, Syifa Nafisah dari SMA IT Insan Cendekia Payakumbuh, Sam Ratu Adila dari SMAN 96 Jakarta, Benediva Boaz Ambarita dari SMA Unggul Del, Kalila Dewi Sophia dari Uph-college, dan Ashiandra Samaraghandi dari SMA Negeri 11 Semarang. Benediva Boaz Ambarita berhasil mendapatkan juara 1, Verene Luvena meraih juara 2, dan Kalila Dewi Sophia mendapat juara 3.
Mereka diuji oleh lima dewan juri, yakni Diplomat Indonesia, Dian Triansyah Djani; Ketua Bidang Pemberdayaan Koperasi/UKM/IKM dan Pengembangan METI Wilayah, Adrianto Darmoyo; Duta Majelis Permusyawaratan RI, Putu Ayu Saraswati Valerina Daniel; dan Diplomat Indonesia, Yuri Octavian Thamrin.
Pada ajang debat bahasa Indonesia tingkat SMA terdapat dua kelompok yang masuk final dari 392 kelompok peserta. Kedua kelompok ini dari SMAN 8 Jakarta dan SMAN 3 Tangerang Selatan. SMAN 3 Tangerang Selatan meraih juara 1 dan SMA 8 Jakarta mendapat juara 2.
Debat bahasa Indonesia terkait lingkungan ini dinilai oleh enam dewan juri, yaitu Direktur Bayan Resources, Alexander Ery Wibowo; Content Director PT Trans Digital Media, Pemimpin Redaksi Detik.co, Alfito Deannova; Puteri Indonesia Lingkungan 2024, Sophie Kirana; Bupati Trenggalek, Muhammad Nur Arifin; Duta Besar Luar Biasa (LBBP) RI Soehardjono Sastromihardjo; dan Tenaga Ahli Menteri bidang Pemulihan Lingkungan Hidup, M.R. Karliansyah.
Kemudian, debat lingkungan berbahasa Inggris tingkat mahasiswa diikuti oleh 103 kelompok. Dari ratusan kelompok itu dua masuk babak final dari Universitas Pertamina dan Universitas Indonesia. Tim UI meraih juara 1 dan Universitas Pertamina mendapatkan juara 2.
Debat lingkungan menggunakan bahasa asing ini dinilai oleh lima dewan juri, yaitu Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong; Pemerhati Hubungan Internasional, Makarim Wibisono; Duta Besar Indonesia untuk Kuwait, Tri Tharyat; Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagyo; dan CEO PT Vale Indonesia Tbk. Febriany Eddy.
Sebelumnya, Festival LIKE 2 juga menggelar kompetisi diplomasi berupa lomba karya tulis, video lingkungan, dan konsep pemulihan lingkungan. Berbagai macam lomba ini diselenggarakan untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2024.
Penyelenggaraan lomba bukan hanya untuk berkompetisi namun juga bertujuan sebagai edukasi. Selama penyelenggaraan, peserta diberikan pelatihan yang diisi oleh tim KLHK, ahli lingkungan, komunitas lingkungan, akademisi, serta praktisi yang sesuai dengan jenis lomba. Seperti jurnalis, sutradara dan pembuat film, dokumenter, serta ahli publik speaking
Wamen LHK Berharap Anak Muda Jadi Diplomat Ulung
Pada kompetisi diplomasi lingkungan Festival LIKE 2, terdapat tiga kategori dalam kompetisi diplomasi lingkungan ini, yakni pidato lingkungan bahasa Inggris, debat lingkungan bahasa Indonesia, dan debat lingkungan bahasa Inggris. Wakil Menteri LHK Alue Dohong berharap dengan acara ini memunculkan diplomat-diplomat ulung.
"Jadi, sebetulnya lomba debat pidato begini ini bagian daripada upaya-upaya kita membangun diplomat-diplomat muda kita terkait dengan iklim, sekali lagi lingkungan hidup, iklim, bahkan energi baru terbarukan. Jadi kita harapkan anak-anak muda kita ini menjadi diplomat-diplomat ulung ke depan," kata Alue.
Alue melanjutkan diplomat yang dihasilkan itu bisa menguasai substansi, strategi, dan memperkuat misi Indonesia mewujudkan leading by example atau memimpin dan menjadi contoh di dunia internasional. Alue mengatakan Festival LIKE ini adalah suatu media yang sangat penting bagi anak-anak muda, terutama untuk mengekspresi gagasan, inovasi, dan pemikirannya tentang bagaimana mengatasi masalah lingkungan hidup, kehutanan, iklim, termasuk energi.
Dia memandang kegiatan Festival LIKE ini adalah forum luar biasa. Bagaimana tidak, ada kompetisi lomba pidato bahasa Inggris, debat bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang ditampilkan oleh anak-anak muda. Alue melihat anak-anak muda itu memiliki cara berpikir yang luar biasa. Bahkan, mampu menyampaikan gagasannya dengan baik.
"Baik dalam debat maupun lomba pidato, baik dalam konteks menggunakan bahasa asing maupun bahasa Indonesia dan ini yang kita harapkan, karena apa? Generasi muda, generasi z dan sebagainya adalah pewaris masa depan bangsa Indonesia," ucapnya.
Alue menyebut anak-anak muda yang tampil itu tidak hanya memiliki kualitas bahan yang bagus, tapi juga menguasai informasi dengan baik. Termasuk berkomunikasi dengan bagus yang dipandang bisa menjadi bagian komunikator kepada stakeholder, khususnya KLHK.
"Dalam menyampaikan gagasan tentang bagaimana mengelola lingkungan hidup, kehutanan, energi dengan baik termasuk meningkat penyadartahuan semua pihak," katanya.
Atas kebanggaannya dan harapannya kepada anak muda, Alue menyampaikan sejumlah pesan kepada generasi penerus bangsa itu. Alue meminta anak muda jangan pernah lelah mencintai bangsa Indonesia dan jangan pernah lelah menjaga lingkungan hidup.
Selain itu, dia juga meminta anak muda jangan pernah lelah untuk mengajak semua pihak bersama-sama menjaga lingkungan hidup dengan baik. Sebab, kata dia, tanpa lingkungan hidup yang baik maka generasi emas tidak akan terwujud.
"Tapi, dengan kualitas lingkungan hidup, iklim dan sebagainya sangat baik, maka cita-cita kita mencapai generasi emas itu akan mudah," katanya.
82 Penghargaan untuk Pejuang Lingkungan
Sebelumnya pada penyelenggaraan Appreciation Night di Festival LIKE 2, Sabtu, 10 Agustus 2024, sebanyak 82 penghargaan diberikan kepada para pelaku dan pejuang lingkungan
Penghargaan tersebut dibagi ke dalam beberapa elemen dan kategori, mulai dari akademisi, media, komunitas dan generasi muda, pemerintah daerah, hingga dunia usaha.
Momen istimewa ini dihadiri dan disaksikan langsung sejumlah tamu kehormatan, mulai dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong, hingga Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK Sigit Reliantoro.
Appreciation Night merupakan acara apresiasi bagi para pelaku dari berbagai elemen yang telah berkontribusi serta menginspirasi dalam upaya perlindungan dan pelestarian lingkungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ROS)
Sentimen: positif (100%)