Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Ibadah Haji
Menag Yaqut Kaji Skenario Tanazul sebagai Solusi Kepadatan Mina
iNews.id Jenis Media: Nasional
JAKARTA, iNews.id – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta jajarannya untuk secara mendalam membahas berbagai permasalahan yang berpotensi muncul kembali dalam penyelenggaraan ibadah haji 2025. Salah satu fokus utamanya adalah kepadatan di Mina.
Menag Yaqut menyatakan Tanazul, metode yang telah berhasil diterapkan di Muzdalifah melalui strategi Murur, dapat menjadi solusi untuk mengatasi kepadatan di Mina.
Baca Juga
Ace Hasan Syadzily Jaring Aspirasi Jemaah soal Pelayanan Haji 2024
"Saya minta Pak Dirjen beserta jajaran agar memikirkan bagaimana Tanazul ini bisa kita terapkan secara sistemik dan menjadi solusi atas kepadatan Mina ini,” ujar Yaqut seperti dikutip dari situs resmi Kemenag, Minggu (11/82024).
Tanazul, dalam konteks ibadah haji, merujuk pada jemaah yang memisahkan diri dari kelompok terbang (kloter) mereka, baik untuk pulang lebih awal (tanazul dini) atau lebih akhir.
Baca Juga
Hadapi Pansus Haji DPR, Kemenag Siapkan Dokumen dan Data-data
Khusus untuk mabit di Mina, Tanazul dipahami sebagai langkah di mana jemaah meninggalkan tenda di Mina lebih awal untuk kembali ke hotel di Makkah, dan kemudian melakukan mabit di sekitar jamarat.
Selama ini, Tanazul dilakukan secara individual oleh jemaah. Namun, Menag berharap agar ke depan, metode ini bisa diterapkan secara lebih sistemik dan terukur, sebagai solusi efektif dalam mengurangi kepadatan di Mina.
Selain masalah kepadatan di Mina, Menag Yaqut juga meminta agar jajarannya mengevaluasi sejumlah isu penting lainnya, seperti perbaikan strategi Murur dan peningkatan ekosistem ekonomi perhajian.
Dalam hal Murur, Menag menekankan perlunya persiapan sejak dini. Identifikasi jumlah jemaah yang akan mengikuti Murur harus dilakukan lebih awal, agar persiapan dapat dilakukan dengan matang.
Menag juga menyoroti potensi besar dalam ekosistem ekonomi haji. Tahun ini, Indonesia berhasil mengekspor lebih dari 70 ton bumbu nusantara untuk kebutuhan katering jemaah haji, meskipun jumlah ini masih relatif kecil dibandingkan dengan potensi kebutuhan yang mencapai 300 ton.
Selain itu, sebanyak 1,7 juta kemasan makanan siap saji diekspor untuk memenuhi kebutuhan jemaah haji tahun ini. Menag menekankan bahwa jumlah tersebut masih bisa ditingkatkan, mengingat potensi kebutuhan yang bisa mencapai lima hingga enam juta kemasan.
“Presiden Jokowi berulang kali menyampaikan, haji ini jangan hanya cash out tapi harus juga cash in. Jadi harus ada yang kembali dan bermanfaat bagi kesejahteraan bangsa dan negara,” tutur Menag.
Editor : Muhammad Fida Ul Haq
Sentimen: positif (99.8%)