Sentimen
Positif (100%)
11 Agu 2024 : 15.16
Informasi Tambahan

Institusi: UGM, Sekretaris Direktorat Jenderal

Tokoh Terkait
Abdul Haris

Abdul Haris

Hadapi Tantangan Global, Kolaborasi Dunia Pendidikan dan Industri Mendesak

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

11 Agu 2024 : 15.16
Hadapi Tantangan Global, Kolaborasi Dunia Pendidikan dan Industri Mendesak

Jakarta: Kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri tak dapat dihindari di tengah tantangan global. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Abdul Haris menyebut kolaborasi itu sebuah keharusan. "Untuk mendorong Indonesia menjadi pemain utama dalam inovasi global, kita harus mengatasi kesenjangan antara penelitian akademis dan aplikasi praktis di industri," kata Abdul dikutip dari Media Indonesia, Sabtu, 10 Agustus 2024. Hal tersebut disampaikan Abdul saat membicarakan implementasi program ekosistem Kadaireka, untuk 'mengawinkan' dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi dan industri. Dalam RekaTalks dan CEO Mentorship, Abdul menyebut program yang diinisiasi sejak 2020 itu efektif. "Program ekosistem Kedaireka hadir untuk menjembataninya, menciptakan sinergi yang dapat membawa Indonesia ke peringkat yang lebih tinggi di kancah internasional," kata dia.   Mengutip Global Innovation Index 2023, Indonesia masih berada di peringkat 87 dari 132 negara. Abdul mengatakan peringkat itu menunjukkan masih banyak hal yang harus dibenahi, terutama dalam hal penciptaan ekosistem pengetahuan, penelitian, dan penciptaan pasar. Program-program ekosistem seperti RekaTalks dan CEO Mentorship dirancang untuk memudahkan pertukaran ide, pengetahuan, dan sumber daya. Ini memastikan bahwa penelitian-penelitian akademis dapat sesuai untuk memenuhi kebutuhan industri dan praktik industri mendapatkan manfaat dari wawasan terbaru dari dunia akademis. Inisiator platform Kedaireka, sekaligus Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada & Dirjen Diktiristek periode 2020-2024, Nizam, menegaskan pentingnya program itu. Terutama, untuk mengedepankan kolaborasi inovasi sebagai ujung tombak kemajuan bangsa.  “Kolaborasi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak tidak hanya menciptakan sinergi, tetapi juga menunjukkan inisiatif dan proaktif dalam menginisiasi kerja sama," kata dia Plt Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbud, Tjitjik Sri Tjahjandarie mengatakan, Program Ekosistem RekaTalks dan CEO Mentorship diharapkan membangun kesadaran. Sekaligus, pengetahuan publik mengenai keberadaan Kedaireka sebagai sebuah ekosistem kolaborasi dan inovasi antara perguruan tinggi dan industri.  Direktur PMO Kedaireka 2024, Matrissya Hermita, mengatakan kolaborasi adalah kunci menciptakan inovasi yang berdampak. "Dengan sinergi kedua program ini, kami optimis bahwa ekosistem Kedaireka akan terus menghasilkan inovasi yang tidak hanya relevan tetapi juga berkelanjutan," kata dia.

Jakarta: Kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri tak dapat dihindari di tengah tantangan global. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Abdul Haris menyebut kolaborasi itu sebuah keharusan.
 
"Untuk mendorong Indonesia menjadi pemain utama dalam inovasi global, kita harus mengatasi kesenjangan antara penelitian akademis dan aplikasi praktis di industri," kata Abdul dikutip dari Media Indonesia, Sabtu, 10 Agustus 2024.
 
Hal tersebut disampaikan Abdul saat membicarakan implementasi program ekosistem Kadaireka, untuk 'mengawinkan' dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi dan industri. Dalam RekaTalks dan CEO Mentorship, Abdul menyebut program yang diinisiasi sejak 2020 itu efektif.
"Program ekosistem Kedaireka hadir untuk menjembataninya, menciptakan sinergi yang dapat membawa Indonesia ke peringkat yang lebih tinggi di kancah internasional," kata dia.
 
Mengutip Global Innovation Index 2023, Indonesia masih berada di peringkat 87 dari 132 negara. Abdul mengatakan peringkat itu menunjukkan masih banyak hal yang harus dibenahi, terutama dalam hal penciptaan ekosistem pengetahuan, penelitian, dan penciptaan pasar.
 
Program-program ekosistem seperti RekaTalks dan CEO Mentorship dirancang untuk memudahkan pertukaran ide, pengetahuan, dan sumber daya. Ini memastikan bahwa penelitian-penelitian akademis dapat sesuai untuk memenuhi kebutuhan industri dan praktik industri mendapatkan manfaat dari wawasan terbaru dari dunia akademis.
 
Inisiator platform Kedaireka, sekaligus Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada & Dirjen Diktiristek periode 2020-2024, Nizam, menegaskan pentingnya program itu. Terutama, untuk mengedepankan kolaborasi inovasi sebagai ujung tombak kemajuan bangsa. 
 
“Kolaborasi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak tidak hanya menciptakan sinergi, tetapi juga menunjukkan inisiatif dan proaktif dalam menginisiasi kerja sama," kata dia
 
Plt Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbud, Tjitjik Sri Tjahjandarie mengatakan, Program Ekosistem RekaTalks dan CEO Mentorship diharapkan membangun kesadaran. Sekaligus, pengetahuan publik mengenai keberadaan Kedaireka sebagai sebuah ekosistem kolaborasi dan inovasi antara perguruan tinggi dan industri. 
 
Direktur PMO Kedaireka 2024, Matrissya Hermita, mengatakan kolaborasi adalah kunci menciptakan inovasi yang berdampak. "Dengan sinergi kedua program ini, kami optimis bahwa ekosistem Kedaireka akan terus menghasilkan inovasi yang tidak hanya relevan tetapi juga berkelanjutan," kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(ADN)

Sentimen: positif (100%)