Sentimen
Negatif (100%)
6 Agu 2024 : 19.14
Informasi Tambahan

Event: Hari Pers Nasional

Kab/Kota: Angke, Wina

Kasus: korupsi

Tokoh Terkait

Pengurus PWI Pusat Berencana Laporkan Hendry Ch Bangun ke KPK dan Polri Terkait Dugaan Korupsi

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: News

6 Agu 2024 : 19.14
Pengurus PWI Pusat Berencana Laporkan Hendry Ch Bangun ke KPK dan Polri Terkait Dugaan Korupsi

Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat berencana melaporkan mantan Ketua Umum PWI Hendry Ch Bangun ke Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hendry dan loyaitasnya diduga melakukan korupsi dana hibah dari Forum Humas BUMN untuk penyelenggaraan uji kompetensi wartawan (UKW).

Hal tersebut diungkapkan oleh Wina Armada Sukardi, penggagas dan perumus utama kode perilaku wartawan atau KPW PWI. Menurut Wina , dana bantuan dari Forum Humas BUMN senilai Rp 6 miliar yang masuk ke kas PWI, sudah sempat dikeluarkan sebesar Rp. 1,771 Milyar untuk cashback dan fee orang dalam di PWI ( Hendry Bangun dkk). 

"Perinciannya, sebagai berikut. Untuk Cashback ke BUMN sebesar Rp. 1.080 M dan Rp.691 juta untuk ordal alias orang dalam PWI. Cashback untuk  pihak BUMN dibuat tanda terimanya tanggal 29 Desember 2023.  Dalam kuitansi jelas tertera “Untuk pembayaran cashback UKW PWI - BUMN,” kata Wina dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (6/8/2024).

Oleh sebab itu, dalam pandangan hukumnya, bukti ini tidak dapat disangkal lagi, semula uang itu digelontorkan atas nama cashback, dan bukan lainnya. "Jika belakangan diubah oleh Hendry dengan istilah lain, itu untuk menutupi penyelewengan dan semata menyamarkan bukti  yang ada," kata dia.  

Wina juga mempertanyakan, adanya tanda terima untuk cashback itu juga dilengkapi dengan tanda tangan.  "Padahal pihak Forum Humas BUMN dengan tegas membantah telah mengatur keharusan adanya  cashback, apalagi sampai menerima cashback,” ungkap Wina.

Audit yang dilakukan di Forum Humas  BUMN memang terbukti tidak ada pengeluaran dan penerimaan cashback sebagaimana dimaksud dalam dokumen tanda terima dari Hendry Bangun Cs. 

Wina menjelaskan ada dua hal mendasar terhadap fakta tersebut. Pertama, semua uang Rp 1,080 miliar  yang sudah sempat keluar dari kas PWI, perlu dipertanyakan keluar kemana, karena Forum Humas BUMN membantah  telah menerima uang terebut.

"Dari sini saja sudah terang benderang unsur dugaan korupsinya  sudah terpenuhi,” kata Wina.

Dugaan Pemalsuan Tanda Tangan

Dia mengatakan, dirinya dalam kasus ini  sengaja memilih istilah  “korupsi,”  lantaran pada saat sekarang, dari praktek tata kelola keuangan negara, semua aset, kekayaan dan keuangan BUMN dimasukan sebagai keuangan negara. 

"Pada bagian ini dapat diartikan, korupsi terhadap keuangan BUMN  sama dengan korupsi terhadap keuangan negara,” terangnya.

Hal kedua, aliran dana yang sudah sempat keluar dari kas PWI dan ada tanda terimanya yang seakan dari Forum Humas BUMN, menimbulkan dugaaan ada pemalsuan tanda tangan pihak Forum Humas BUMN.

"Ini sudah telak menambah unsur pidana,” tegas Wina.

Di mata Wina, unsur pidana semakin jelas, setelah Dewan Kehormatan PWI dalam keputusannya memerintahkan agar uang cashback itu dikembalikan, dan kemudian pengurus PWI mengembalikan uang tersebut, lengkap dengan bukti pengembaliannya di formulir bank.

Ternyata, pengembalian uang memang bukan dari Forum Humas BUMN melainkan dari pengurus PWI sendiri dalam hal ini mantan Sekjen PWI, Sayyid Iskandar. "Dengan  begitu sudah terang benderang  kemana aliran dana yang sempat melayang hilang,” ujarnya.

Tidak Hilangkan Unsur Pidana Walau Dana Dikembalikan

Pakar hukum dan etika pers itu mengingatkan, pengembalian uang dalam kasus dugaaan korupsi tidak lah menghilangkan unsur tindak pidana korupsinya sendiri. Paling, katanya, hanya dapat dipakai untuk pertimbangan mengurangi hukuman.

Wina menampik dugaan korupsi ini hanya dilakukan satu oknum pengurus PWI saja, karena menurut Wina dugaan korupsi ini harus dianggap dilakukan oleh pengurus harian PWI tertinggi dan beberapa jajaran intinya lantaran yang bersangkutan telah menyetujui semua tindakan tersebut.

"Apalagi Hendry Bangun  selalu menyatakan dirinyalah yang bertanggung jawab," ucap dia.

Wina mengungkapkan, dirinya dan beberapa pengurus PWI sedang mempertimbangkan melaporkan mantah ketua umum PWI Hendri Ch Bangun ke KPK dan Polri.

"Organisasi wartawan yang harusnya melaksanakan kontrol, pengawasan terhadap kepentingan umum, eh kok malah terlibat dalam dugaan pusaran korupsi,” kata Wina memberi alasan mengapa dia dan beberapa pengurus lainnya mempertimbangkan bakal melaporkan Hendry CH Bangun ke KPK dan Polri.

Disinggung soal pemberhentiannya sebagai sekretaris Dewan Penasehat oleh Hendri Ch Bangun, Wina mengaku sama sekali tidak mengubrisnya,  dan pemberhentian itu sama sekali tidak memberikan dampak apapun. Wina lantas menyindir, “Bagaimana mungkin orang yang sudah dipecat dari keanggotaan PWI, dan kartunya sudah dicabut oleh Pengurus Provinsi Jakarta, serta diduga ikut dalam persoalan korupsi uang negara, masih mau dan berani berkata menghentikan pengurus yang resmi dan sah. Tidak masuk logika!” tegas Wina.

 

Memperingati Hari Pers Nasional, Persatuan Wartawan Indonesia atau PWI bekerjasama dengan Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih, YPP SCTV-Indosiar, membagikan ratusan paket sembako di tempat pelelangan ikan Muara Angke, Jakarta Utara. Pembagian paket semba...

Sentimen: negatif (100%)