Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pilkada Serentak
Tokoh Terkait
Apa Guna Parpol kalau Berkongsi untuk Ciptakan Lawan Kotak Kosong
Kompas.com Jenis Media: Nasional
JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mempertanyakan kegunaan partai politik apabila berkongsi untuk menciptakan lawan kotak pada pemilihan kepala daerah (pilkada).
Hal ini disampaikan Adi merespon wacana munculnya kotak kosong pada Pilkada Jakarta 2024.
"Apa gunanya partai politik kalau pada akhirnya berkongsi dan bersepakat untuk mengusung orang dan menciptakan lawan yang bukan orang (kotak kosong)," ujar Adi dalam Obrolan Newsroom di Youtube Kompas.com, Selasa (6/8/2024).
Baca juga: KIM Plus Diprediksi Bakal Lawan Kotak Kosong pada Pilkada Jakarta, jika...
Adi menegaskan bahwa esensi pilkada pada dasarnya pertaruhan politik antar orang dengan orang, bukan melawan kotak kosong.
Karena itu, apabila muncul kotak kosong pada Pilkada Jakarta, tentu hal itu mempunyai dampak buruk terhadap demokrasi Indonesia.
"Jadi pertaruhan demokrasi di Indonesia terletak pada partai," tegas dia.
"Tinggal kita tunggu apakah partai-partai ini yang dari dulu mengatakan atas nama kepentingan rakyat, mempersiapkan kader di masa yang akan datang, bisa diuji di Jakarta atau tidak," sambung dia.
Ia menambahkan, salah satu instrumen dari demokrasi adalah kehadiran partai politik.
Baca juga: Tak Sepakat dengan Wakil Anies dari PKS, PKB: Kini Muncul KIM Plus, Kita Lihat Dinamikanya
Dengan begitu, jika Pilkada Jakarta memunculkan kotak kosong, hal itu menandakan bahwa partai politik bukan tempat untuk berproses melahirkan calon pemimpin.
"Instrumen dari demokrasi adalah partai politik, (kotak kosong) ini menegaskan partai politik itu bukan tempat untuk melahirkan proses kaderisasi dan calon kepemimpinan yang disiapkan," imbuh dia.
Wacana kemunculan kotak kosong pada Pilkada Jakarta berhembus belakangan ini.
Skenario dominasi calon tunggal melawan kotak kosong pada Pilkada Jakarta 2024 diperkirakan baru bisa terjadi jika Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Nasdem merapat kepada Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Jika hal itu terjadi, wacana Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus kemungkinan terwujud, dan sang kandidat diusung yakni Ridwan Kamil bisa dipastikan tidak akan mendapatkan perlawanan sengit pada Pilkada Jakarta.
"Kemungkinan KIM Plus melawan Kotak Kosong di Pilkada Jakarta mengemuka ketika Koalisi Perubahan yang beranggotakan Nasdem, PKB, dan PKS yang sementara ini mengusung Anies, 'tergiur' untuk berpindah haluan," kata Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/8/2024).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Sentimen: positif (78%)