Sentimen
Netral (72%)
5 Agu 2024 : 13.09
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Kasus: korupsi

Tokoh Terkait

Muncul Calon Tunggal di Pilkada 2024, Biaya Politik Tinggi Jadi Penyebabnya

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

5 Agu 2024 : 13.09
Muncul Calon Tunggal di Pilkada 2024, Biaya Politik Tinggi Jadi Penyebabnya

PIKIRAN RAKYAT - Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengungkapkan ada beberapa penyebab terjadinya calon tunggal pada kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024.

Pertama Titi menyebut fenomena mahar politik dalam pencalonan. Meskipun, katanya, tidak ada satupun perkara yang mampu diungkap.

"Tapi salah satu kontributor pada sulitnya pencalonan adalah praktik mahar di dalam pencalonan atau jual beli perahu atau jual beli tiket pencalonan," kata Titi dalam acara diskusi akhir pekan melalui virtual zoom, Minggu 4 Agustus 2024.

Lalu yang berikut problem kaderisasi, Titi menuturkan di kelembagaan partai tidak ada calon potensial untuk diusung akibat kaderisasi berorientasi pada figur dan segelintir elit dan ini diperburuk oleh politik dinasti.

Ia berpandangan, politik kekerabatan yang mana pengelolaan partai tersentralisasi pada kerabat atau keluarga tertentu menjadi figur potensial yang akan dipilih untuk maju dalam Pilkada serentak 2024.

"Ini bukan salah persyaratannya tapi memang karena problem kadarisasi yang tidak berjalan. Jadi figur potensial itu hanya tertumpu pada segelintir sosok atau elit tertentu saja jadinya akhirnya susah," ujarnya.

Biaya politik tinggi

Kemudian biaya politik yang tinggi dalam kontestasi Pilkada menurut Titi juga menjadi penyebab terjadinya calon tunggal. Sehingga, penggunaan dana-dana ilegal ini juga banyak menyurutkan niat atau kemudian kemauan politisi untuk maju di Pilkada.

Terakhir, tambah Titi, pragmatisme partai politik yang juga menjadi salah satu hambatan. Sebab, mereka akan berpikir ketimbang untuk kalah dan keluar banyak uang lebih baik membangun posisi tawar dengan calon kuat.

"Bagi-bagi kue politik apakah misalnya dengan blocking-blocking proyek daerah dan seterusnya dan ini dikonfirmasi misalnya oleh korupsi politik yang merupakan angka korupsi paling tinggi yang ditangani oleh KPK jadi ini beberapa penyebab dari calon tunggal begitu," ucapnya.***

Sentimen: netral (72.7%)