Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Pasar Minggu, Kebagusan
Kasus: Narkoba
Tokoh Terkait
Heru Budi Ancam Cabut KJP Jika Siswa Kedapatan Merokok dan Isap Vape
Detik.com Jenis Media: News
Jakarta -
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menghadiri acara penyuluhan penyalahgunaan narkoba bagi pelajar di Wilayah Provinsi DKI Jakarta. Heru menegaskan akan mencabut Kartu Jakarta Pintar (KJP) siswa yang merokok.
Pantauan detikcom di Auditorium Gedung PKK Melati Jaya, Jl Kebagusan Raya No 42, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2024), Heru Budi hadir didampingi istrinya yang juga Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) DKI Jakarta, Mirdiyanti Heru Budi Hartono dan Ketua Umum (Ketum) Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Tri Tito Karnavian.
Kedatangan Heru Budi langsung disambut ribuan siswa yang menjadi peserta penyuluhan. Beberapa siswa pun meminta Heru Budi untuk berfoto bersama. Selain itu hadir pula Plt Kepala Dinas Pendidikan Budi Awaluddin, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati, dan jajaran lainnya.
Dalam kesempatan itu, Heru budi menyampaikan pihaknya akan mencabut KJP milik siswa jika kedapatan merokok. Hal itu ditegaskan karena Indoensia merupakan negara ketiga yang warganya paling banyak merokok di dunia.
"Saya sedikit menyampaikan bahwa dari hasil data yang ada di Indonesia peringkat ketiga warganya yang merokok di dunia. Pertama kalau nggak salah Cina, kedua India, dan ketiga adalah Indonesia," kata Heru Budi.
"Adik-adik juga di sini mungkin ada yang di ruangan ada yang mendapatkan Kartu Jakarta Pintar. Bagi saya, bagi pemerintah Provinsi DKI Jakarta, jika ada siswa yang merokok saya akan cabut Kartu Jakarta Pintar-nya,"sambungnya.
Heru mengatakan meskipun siswa merokok menggunakan rokok elektrik pun, pihaknya akan tetap menncabut KJP. Menurutnya, rokok elektrik justru bisa lebih berbahaya.
"Apalagi perubahan zaman, kalau saya tanya mereka merokok tidak? Tidak. tapi rokok elektrik, sama saja. Jadi saya minta yang namanya merokok, yang namanya pengguna rokok elektrik, itu sama saja merokok. Beban pemerintah Provinsi Jakarta, beban kita sebagai orang tua sepertinya lebih berat, karena rokok elektrik itu lebih berbahaya menurut saya lebih rentan untuk dimasukan cairan-cairan yang memang tidak patut kita gunakan," ungkapnya.
"Seperti vape, tolong diperhatikan dengan benar. kalau buka YouTube apalagi kalau merokok elektrik yang asapnya lebih banyak. Nah ini kita selaku orang tua, serasa media yang sulit, media gampang bagi menyalurkan narkoba, tapi yang sulit bagi orang tua untuk mengawasi," lanjutnya.
Dia pun menjelaskan manfaat KJP bagi siswa yang kurang mampu. Heru Budi tak mau jika penyaluran dana KJP itu disalahgunakan oleh siswa maupun orang tua.
"Esensinya adalah bagi siswa yang orang tuanya tidak mampu secara ekonomi. Maka pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan bantuan. Anggarannya yang dibutuhkan Rp 2 triliun untuk Kartu Jakarta Pintar. Tahun ini DKI menambah dana Kartu Jakarta Pintar Rp 200 miliar," ucapnya.
"Jadi kami tidak ingin anggaran APBD, anggaran negara, itu diberikan yang tidak tepat sasaran, termasuk bagi adik-adik yang mendapatkan. Tidak mampu sekolah tapi kok beli rokok. Pulang dari sini sampaikan kepada orang tuanya, saya menyampaikan seperti itu harus mohon dimaafkan demi anak kita menyongsong 2045," ucapnya.
(bel/idn)
Sentimen: negatif (97%)