Sentimen
Negatif (66%)
3 Agu 2024 : 19.04
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Kramat

Partai Terkait

Gus Yahya Sebut PBNU-PKB Ibarat Pabrik dan Mobil, jika Ditemukan Masalah Ya Harus Ditarik Kembali

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

3 Agu 2024 : 19.04
Gus Yahya Sebut PBNU-PKB Ibarat Pabrik dan Mobil, jika Ditemukan Masalah Ya Harus Ditarik Kembali

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), mengibaratkan hubungan antara PBNU dan PKB seperti mobil dan pabrikan mobil.

Oleh karena itu, dia mengatakan, jika ditemukan masalah dalam sistem mobil yang diproduksi, maka pabrikan akan melakukan recall atau penarikan produk untuk diperbaiki.

“Kemarin ada perusahaan memproduksi mobil. Sudah dilempar ke pasar, sudah laku, ternyata ada kesalahan sistem di mobilnya. (Maka) Ditarik kembali produknya untuk diperbaiki sistemnya,” kata Gus Yahya dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/8/2024).

Baca juga: Pansus PBNU Akan Panggil Sekjen PKB Hasanuddin Wahid Senin 5 Agustus

Pansus yang dibentuk untuk merebut kembali PKB saat ini terus bekerja.

Pada Rabu 31 Juli, Pansus PKB mengundang eks Sekjen PKB Lukman Edy. Kemudian, Sekjen PKB Hasanuddin Wahid juga dijadwalkan untuk hadir ke PBNU terkait masalah ini.

Hasanuddin Wahid dipanggil untuk datang ke Ruang Rapat Lantai 5 Gedung PBNU Jalan Kramat Raya Nomor 164 Jakarta Pusat pada Senin, 5 Agustus 2024, pukul 12.30 WIB.

Diketahui, konflik antara PBNU dan PKB bermula dari Panitia Khusus Hak Angket DPR-RI terkait penyelenggaraan haji 2024.

Baca juga: PKB Enggan Duduk Bersama, Minta PBNU Hentikan Kekisruhan

 

Pansus tersebut disahkan oleh Wakil Ketua DPR-RI Muhaimin Iskandar dan dibentuk dengan alasan Kementerian Agama bermain kuota haji khusus.

Menanggapi pembentukan pansus tersebut, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menilai ada dendam pribadi dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Pasalnya, pansus tersebut mengincar kesalahan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang merupakan adik dari Ketua Umum PBNU.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sentimen: negatif (66.7%)