Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Projo Pertanyakan Pengkritik Permintaan Maaf Jokowi: Anda Sehat?
Detik.com Jenis Media: News
Relawan Projo menyebut permintaan maaf Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada seluruh masyarakat Indonesia di akhir masa jabatannya merupakan hal yang wajar dan manusiawi. Projo menilai permintaan maaf itu sebagai satu hal yang baik untuk dilakukan.
"DPP Projo sekali lagi menyampaikan bahwa sebuah permintaan maaf yang tulus ya dari Presiden dan Wakil Presiden di momentum yang baik adalah satu hal yang wajar, satu hal yang manusiawi, karena tidak ada yang sempurna ya. Jadi sebuah permintaan maaf yang tulus itu saya pikir hal yang baik untuk dilakukan, itu satu bukti bahwa kita sebagai manusia yang merendah diri, tidak sombong dan sebagainya karena tentu biar bagaimanapun Pak Jokowi, Pak Ma'ruf Amin adalah manusia yang mungkin dalam kepemimpinannya di periode kedua ada banyak kebijakan yang tidak bisa menyenangkan semua pihak gitu," kata Bendum Projo, Panel Barus, dalam konferensi pers di DPP Projo, Jakarta Selatan, Sabtu (3/8/2024).
Panel mengatakan Indonesia berhasil melewati krisis di masa pandemi COVID-19. Dia menyebut permintaan maaf Jokowi merupakan permintaan maaf yang tulus.
"Apalagi periode kedua ini seperti kita ketahui bersama, negara kita menghadapi satu krisis yang disebabkan oleh COVID-19. Tentu banyak keputusan-keputusan, baik kebijakan-kebijakan yang harus dikeluarkan untuk mengatasi krisis tersebut. Tapi alhamdulilah krisis itu bisa kita lewati bersama sehingga Indonesia bisa terus fokus bagaimana berbenah, dan menampaki jalan baru menuju Indonesia emas 2045," ujarnya.
Dia meminta permintaan maaf Jokowi tak diributkan dan dipolitisasi. Dia mempertanyakan pihak yang menyampaikan kritik terhadap permintaan maaf Jokowi tersebut sehat atau tidak.
"Jadi respon DPP Projo apabila ada satu pernyataan permintaan maaf yang tulus dari Presiden maupun Wakil Presiden di depan ulama, di momentum yang baik itu kemudian menuai satu kemarahan atau kritik yang menurut saya itu nggak pada tempatnya. Jadi janganlah sebuah permintaan maaf yang menurut saya tulus kemudian dipolitisasi oleh pengamat, oleh pihak-pihak yang menurut saya, saya pertanyakan anda sehat atau tidak? gitu ya. Masak permintaan maaf aja harus dipersoalkan, diributkan gitu ya, dipolitisasi bahkan," ujar Panel.
Lebih lanjut, Panel menegaskan permintaan maaf merupakan hal yang biasa. Dia memberikan contoh tuan rumah yang memiliki sebuah acara dan melontarkan permintaan maaf ketika acara yang digelarnya selesai.
"Permintaan maaf itu hal biasa, anda kalau bikin acara di rumah, anda setelah selesai acara, anda bilang mohon maaf apabila penerimaan kami kurang baik, pelayanan kami kurang baik, itu biasa itu. Jadi tidak perlu satu permintaan maaf yang tulus itu kemudian dipolitisasi berlebihan, saya jadi bertanya kepada pihak yang merespons sebuah permintaan maaf itu, Anda sehat atau tidak? Gitu," ucapnya.
Sebelumnya, permintaan maaf Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada seluruh masyarakat Indonesia di akhir masa jabatannya menuai reaksi dari sejumlah politikus. Ada yang membela Jokowi dan ada pula yang melempar sindiran.
Jokowi menyampaikan permohonan maafnya saat menghadiri acara Zikir dan Doa Kebangsaan menjelang HUT ke-79 RI di halaman Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2024). Jokowi menyadari dirinya tak bisa menyenangkan semua pihak.
"Di hari pertama bulan kemerdekaan, bulan Agustus. Dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Kiai Haji Ma'ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini. Khususnya selama kami berdua menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia dan sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia," kata Jokowi.
Jokowi menyebut dirinya tidak sempurna. Dia mengaku hanyalah manusia biasa.
"Kami sangat menyadari bahwa sebagai manusia, kami tidak mungkin dapat menyenangkan semua pihak. Kami juga tidak mungkin dapat memenuhi harapan semua pihak. Saya tidak sempurna, saya manusia biasa, kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT," ujarnya.
"Hanya milik Allah, kerajaan langit dan bumi serta apa pun yang ada di dalamnya, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu," lanjut Jokowi.
(mib/dnu)Sentimen: positif (88.9%)