Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Senayan
Kasus: kebakaran
Partai Terkait
Tokoh Terkait
PBNU Era Gus Yahya Selalu Mengganggu, Ketika Kami Berprestasi pada 2024 Malah Tak Diakui
Kompas.com Jenis Media: Nasional
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di masa kepemimpinan Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) kerap mengganggu dan menggembosi PKB.
Padahal, kata dia, PKB menghormati PBNU yang menjaga jarak dari semua partai politik.
"Sebenarnya PKB ini sudah menghormati apa yang menjadi hak PBNU untuk menjaga jarak dari seluruh partai politik. Tapi faktanya, misalnya Gus Yahya, Gus Ipul (Sekjen PBNU), PBNU itu selalu menggembosi, mengganggu apa yang dilakukan PKB," ujar Jazilul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (30/7/2024).
Baca juga: Mau Direbut PBNU, PKB: Nyerobot Itu Pantang Bagi Ulama, Itu Batil
Jazilul menyampaikan, pada Pemilu 2024, PKB terbukti memiliki prestasi yang luar biasa, seperti kenaikan kursi DPR yang diperoleh PKB dari 58 menjadi 68 kursi.
Namun, PBNU tidak pernah mengakui keberhasilan PKB ini.
"Ketika PKB di 2024 terbukti memiliki prestasi yang luar biasa, malah tidak diakui. (Misalnya) kenaikan anggota DPR RI. Dari 58 ke 68. 10 kursi. Dan kemudian mencetak prestasi PKB menjadi satu-satunya partai politik berhaluan al-sunnah wal-jama'ah, yang paling besar di parlemen ini. Itu lho enggak pernah diakui," tutur dia.
Maka dari itu, Jazilul menegaskan, yang bermasalah adalah orang-orang yang mengurus PBNU saat ini, bukan lembaganya.
Dia lantas menantang PBNU untuk bertanya kepada akar rumput NU, kenapa bisa suara PKB semakin meroket saat ini.
"Karena konsolidasi kultural antara struktur PKB dengan kultur NU di bawah berjalan sangat baik. Jadi itu melecehkan suara-suara nahdliyin yang memilih PKB dong," kata Jazilul.
Sementara itu, Jazilul membantah tudingan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang menyebut PKB melecehkan atau tidak menghormati PBNU.
Baca juga: Gus Yahya Sindir Pansus Haji, Pimpinan Komisi VIII DPR: PBNU Jangan Kebakaran Jenggot
Dia bingung dengan PBNU yang tiba-tiba terkesan gila hormat.
"PBNU kok tiba-tiba gila hormat. Enggak ada hubungannya, kita ini memperjuangkan aspirasi, ajaran, tuntunan al-sunnah wal-jama'ah di bidang politik. Itulah cara menghormati. Maksudnya gimana menghormati? Menghormatinya begitu. Menjalankan apa yang menjadi ide ideologi perjuangan al-sunnah wal-jama'ah seperti juga NU," papar dia.
Jazilul juga mempertanyakan PBNU yang merasa diserang PKB secara frontal.
Dia mengatakan, PKB justru membantu PBNU secara frontal.
"Dengan menaikkan kursi PKB secara frontal di seluruh Indonesia. Itu dong caranya melihat. Begitu dong caranya ulama melihat. Begitu dong caranya ulama menghargai. Bukan malah menganggap PKB menyerang frontal. Siapa? Enggak ada. Enggak ada," ucap Jazilul.
Sentimen: positif (66.6%)