PIKIRAN RAKYAT - Presiden Joko Widodo (Jokowi) siap pindah kantor ke Ibu kota Nusantara, Kalimantan Timur jika sudah ada lampu hijau atau tanda kesiapan. Hal itu diungkapkannya usai menyaksikan laga pembuka Piala Presiden di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Jumat, 19 Juli 2024.

"Begitu ada lampu hijau siap, saya akan berkantor di IKN," katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Sabtu, 20 Juli 2024.

Baru beberapa hari yang lalu, Jokowi mengatakan bahwa rencananya untuk berkantor di IKN harus tertunda karena hujan deras di wilayah tersebut membuat progres pembangunan mundur dari target awal.

“Kemarin memang targetnya kan Juli (berkantor di IKN), tetapi kan lihat di IKN tiap hari hujan terus, hujan deras banget jadi memang pekerjaan banyak yang mundur,” ujarnya.

Meski begitu, ia menilai mundurnya pembangunan infrastruktur di IKN karena cuaca sebagai hal yang biasa.

Pada awal Juli 2024 lalu, Jokowi mengaku bahwa ia masih menunggu kesiapan infrastruktur penunjang.

"Airnya udah siap belum? Listriknya udah siap belum? Tempatnya sudah siap belum? Kalau siap, pindah," ucapnya.

Saat itu, Jokowi menjelaskan bahwa berdasarkan laporan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), infrastruktur penunjang yang dimaksudkannya tersebut belum siap untuk dipakai.

"Sudah (dapat laporan), tapi belum (siap). Sudah, tapi belum," tuturnya.

Sementara, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memastikan bahwa air, listrik hingga jaringan internet akan siap digunakan untuk upacara HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus 2024.

"Tadi saya cek semua. Air, listrik, internet sudah oke (saat 17 Agustus)," katanya.

Jokowi mengingatkan kembali bahwa pembangunan IKN tak bisa selesai dalam kurun waktu dua atau tiga tahun. Sebab, IKN merupakan mimpi jangka panjang.

“Ini masih memerlukan investasi, masih memerlukan investor dari dalam maupun luar (negeri). Itu yang sedang kita kejar,” ujarnya.

Pada Upacara Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2024 nanti, pembangunan IKN diperkirakan baru mencapai 15 persen.

“Jadi jangan membayangkan kita Upacara 17 Agustus itu sudah jadi semuanya. Tidak seperti itu, banyak yang baru menurut saya. Paling nanti 17 Agustus itu dihitung semuanya secara keseluruhan mungkin ya 15 persen (jadi),” ucapnya.***