Prabowo: Buat Apa Bangun Gedung, Jalan Raya, dan Kereta Cepat Kalau Negara Tak Aman?
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto membahas soal tata kelola negara, visi pembangunan negara, serta pentingnya membangun institusi TNI dan Polri saat menghadiri acara pembekalan calon perwira remaja (capaja) TNI dan Polri di Balai Sudirman, Jakarta beberapa waktu lalu. Saat itu, ia mengingatkan kembali tujuan berbangsa dan bernegara yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
“Tujuan nasional bangsa kita dalam pembukaan Undang-Undang Dasar bangsa kita sangat jelas, sangat gamblang. Tujuan nasional kita yang pertama adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,” katanya, dikutip dari Antarenws pada Minggu, 14 Juli 2024.
Presiden terpilih itu menekankan bahwa 'melindungi negara' merupakan hal yang lebih dulu disebutkan dibanding 'memajukan kesejahteraan umum'. Ia pun mempertanyakan apa pentingnya membangun berbagai infrastruktur jika negara tidak aman.
“Untuk apa kita bangun gedung-gedung? Untuk apa kita bangun pelabuhan, bandara, untuk apa kita membangun kereta api cepat, untuk apa kita membangun jalan raya, untuk apa kita membangun waduk? Kalau negara ini tidak utuh, tidak aman, tidak terlindungi,” ujarnya.
TNI dan Polri Harus Rela BerkorbanPrabowo Subianto mengingatkan 906 capaja TNI dan Polri untuk menjadi kesatria yang mengabdikan diri dan hidupnya pada NKRI. Itu artinya, mereka harus rela berkorban demi bangsa dan negara.
“Saya memberi suatu motivasi, suatu pengarahan bahwa mereka diharapkan oleh rakyat mengabdi. Mereka harus berbuat yang terbaik untuk membela bangsa mereka, bangsa kita. Saya kira intinya itu,” ucapnya.
Menurutnya, semangat rela berkorban harus tertanam pada TNI dan Polri. Bergabungnya capaja ke institusi TNI dan Polri itu pun dinilai sebagai bagian dari tujuan nasional.
"Kita butuh tentara yang sangat kuat. Kita butuh kepolisian yang sangat hebat," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo Subianto turut menyinggung bagaimana perjuangan para pahlawan selama masa kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan tersebut.
Saat itu, Prabowo Subianto menyelipkan cuplikan film The East (De Oost) karya Jim Taihuttu yang menceritakan kekejaman Westerling, yakni seorang pemimpin satuan khusus militer Hindia Belanda yang terlibat aksi pembantaian rakyat sipil di Sulawesi Selatan pada 1946–1947.***
Sentimen: negatif (92.8%)