Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Tel Aviv
Kasus: Teroris, penembakan
Tokoh Terkait
Militer Israel Akui Gagal Lindungi Warga saat Serangan Hamas 7 Oktober
iNews.id Jenis Media: Nasional
TEL AVIV, iNews.id - Militer Israel, Kamis (11/7/2024), merilis hasil penyelidikan pertama terkait serangan lintas-batas Hamas pada 7 Oktober 2023. Hasilnya, mereka mengakui gagal memberikan perlindungan kepada warga, salah satunya yang paling parah di Kibbutz Be'eri.
Hasil penghitungan Israel mengungkap, lebih dari 100 orang tewas dalam serangan di Be'eri, lingkungan berpenduduk sekitar 1.000 jiwa. Selain itu, 32 warga disandera di Jalur Gaza, 11 di antaranya belum dibebaskan sampai saat ini.
Baca Juga
AS Bakal Kirim Lagi Bahan Peledak ke Israel, Militer Zionis: Amunisi Penting!
Penyelidikan tersebut mengkaji rangkaian peristiwa, pertempuran dan perilaku pasukan keamanan saat kejadian. Beberapa hasilnya telah diungkap oleh media massa beberapa pekan setelah serangan.
Disebutkan pula, militer Israel tidak siap menghadapi skenario infiltrasi besar-besaran dari para pejuang Gaza, tidak memiliki pasukan yang memadai di wilayah tersebut, tidak memiliki gambaran jelas tentang kejadian tersebut bahkan hingga beberapa jam setelah serangan, serta tidak memberikan peringatan yang sesuai kepada pasukan Be'eri.
Baca Juga
Ngeri! Pria Israel Tewas akibat Diserang Amuba Pemakan Otak
Ironisnya, hasil penyelidikan tidak mengungkap kesalahan dari militer Israel terkait penembakan tank terhadap rumah di lingkungan itu yang berisi sekitar 15 warga sipil. Mereka menyebut ada operasi untuk membebaskan sandera, meski pada kenyataannya menembak warga sendiri.
"Setelah terdengar suara tembakan dari dalam rumah dan para teroris menyampaikan niat mereka untuk bunuh diri dan para sandera, pasukan memutuskan untuk menyerbu untuk menyelamatkan para sandera," demikian laporan militer.
Baca Juga
Israel Perintahkan Warga Tinggalkan Kota Gaza: Zona Pertempuran Berbahaya!
Militer Israel membantah ada warga sipil yang menjadi korban akibat tembakan tank, meski mengakui diperlukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana para sandera tewas.
Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant menyerukan penyelidikan atas kegagalan pengamanan dalam serangan 7 Oktober, Itu merupakan serangan paling mematikan di Israel dan terburuk sejak Holocaust.
Bahkan Gallant menyebut dirinya dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga harus menjadi objek penyelidikan di balik serangan itu. Netanyahu sebelumnya menolak seruan agar pemerintah melakukan penyelidikan.
Sementara warga Kibbutz Be'eri mengomentari hasil penyelidikan dengan kemarahan. Mereka masih mempertanyakan bagaimana bisa keamanan Israel bisa bobol.
“Saya tidak butuh semua rincian ini. Yang penting bagi saya adalah mengapa peristiwa ini bisa terjadi, bagaimana kita bisa mencegah hal ini terjadi lagi, bagaimana kita bisa memulangkan para sandera, dan bagaimana kita bisa mendapatkan rasa aman kembali,” ujar Miri Gad Mesika, seorang warga Be'eri.
Sebagian besar warga lingkungan itu masih mengungsi sejak 7 Oktober karena trauma dan menghindari kemungkinan serangan susulan.
Editor : Anton Suhartono
Sentimen: negatif (100%)