Sentimen
Negatif (100%)
3 Jul 2024 : 03.40
Informasi Tambahan

Agama: Islam

BUMN: PT Jasa Marga

Kab/Kota: Cirebon, Duren Tiga, Magelang

Kasus: Tawuran, penembakan

Kumpulan Kasus Kontroversial yang Melibatkan Polisi, Ada Saja CCTV yang Rusak

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

3 Jul 2024 : 03.40
Kumpulan Kasus Kontroversial yang Melibatkan Polisi, Ada Saja CCTV yang Rusak

PIKIRAN RAKYAT - Rusaknya kamera pengawas alias CCTV dalam kasus Afif Maulana, bocah berusia 13 tahun di Padang yang tewas diduga dianaiaya Polisi, membuat dugaan itu sulit dibuktikan. Polisi pun membantah korban tewas karena dianiaya, melainkan karena melompat ke sungai.

Rusaknya CCTV dalam kasus yang melibatkan Polisi pun bukan sekali ini terjadi. Sebab, ada beberapa kasus sebelum ini yang juga melibatkan Polisi, mengalami masalah yang berkaitan dengan bermasalahnya CCTV.

Dirangkum Pikiran-Rakyat.com dari berbagai sumber, berikut kumpulan kasus kontroversial yang melibatkan Polisi dan bermasalahnya CCTV.

Tewasnya 6 Anggota Laskar FPI di KM 50

Polisi menembak enam dari 10 orang yang disebut simpatisan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, tepatnya di Kilometer 50, pada Senin 7 Desember 2020 dini hari.

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan bahwa penembakan terhadap enam orang tersebut karena diduga melakukan penyerangan terhadap jajarannya pada saat menjalani tugas penyelidikan kasus Habib Rizieq Shihab. Namun, FPI membantah simpatisan Rizieq membawa senjata api dan senjata tajam saat mengawal pemimpin FPI tersebut.

"Tidak benar. Laskar FPI tidak pernah memiliki senjata api," ucap Sekretaris Front Pembela Islam Munarman. 

Dalam kasus tersebut, CCTV di KM 49+00 hingga KM 72, termasuk lokasi terjadinya penembakan laskar FPI tidak berfungsi sejak Minggu 6 Desember 2020 sekira pukul 4.40 WIB. Direktur Utama PT Jasamarga Tollroad Operator, Raddy Lukman mengatakan bahwa CCTV tidak berfungsi karena ada gangguan pada jaringan backbone CCTV atau fiber optic di KM 48+600.

“Setelah mendapat laporan adanya gangguan CCTV offline, petugas di kantor cabang Jakarta Cikampek pada hari minggu 6 Desember 2020 pada pukul 6.00 WIB melaporkan kepada tim inspeksi melakukan penyisiran mencari lokasi penyebab masalah tersebut,” tuturnya pada Senin 7 Desember 2020 malam.

Raddy Lukman menuturkan, pihak Jasa Marga pada saat itu belum bisa melakukan perbaikan karena kondisi hujan dan pertimbangan kondisi lalu lintas. Adapun lokasi gangguan jaringan backbone tersebut berada di tengah median jalan.

“Sehingga perbaikan baru dapat diselesaikan pada hari Senin 7 Desember 2020 pada pukul 16.00 WIB. Demikian infonya,” ucapnya.

Keberadaan CCTV di KM 49+00-72+00 dipertanyakan oleh masyarakat di sejumlah grup percakapan Whatsapp dan media sosial. Pasalnya, di KM 50+00 terjadi penyerangan dan penembakan laskar khusus Front Pembela Islam oleh anggota kepolisian.

Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga, Dwimawan Heru mengatakan bahwa pihaknya tak memiliki informasi terkait peristiwa penembakan antara polisi dan simpatisan Habib Rizieq Shihab di kawasan Jalan Tol Cikampek-Jakarta.

“Terkait dengan pertanyaan tentang adanya kejadian khusus (penembakan) di Jalan Tol Jakarta-Cikampek pada dini hari tadi, kami sampaikan bahwa kami tidak memiliki informasi tentang kejadian tersebut,” ujarnya.

Kasus Tewasnya Brigadir J di Tangan Ferdy Sambo

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo meluruskan soal CCTV yang ditemukan penyidik dalam kasus tewasnya Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo. Dia mengatakan bahwa CCTV yang sudah diamankan oleh penyidik adalah yang ditemukan di sekitar atau di luar TKP.

“Saya perlu luruskan juga masih beredar di beberapa media bahwa CCTV rusak, kemudian ditemukan CCTV yang lain,” katanya, Sabtu 23 Juli 2022.

CCTV yang ditemukan tersebut terdapat di sepanjang jalur sekitar TKP, termasuk juga di sepanjang jalan dari Magelang hingga menuju TKP di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

“CCTV di TKP yang rusak sesuai yang disampaikan Kapolres Jakarta Selatan (non-aktif). Namun, CCTV yang disampaikan sepanjang jalur sekitar TKP ini sudah ditemukan oleh penyidik. Demikian juga CCTV sepanjang jalan dari Magelang sampai TKP itu juga sudah ditemukan penyidik,” kata Dedi Prasetyo.

Dia menyebutkan, rekaman CCTV tersebut sedang dalam proses di Laboratorium Forensik (Labfor) untuk dilakukan kalibrasi pencocokan waktu agar rekaman yang tersimpan di dalamnya sesuai dengan waktu yang sebenarnya saat peristiwa terjadi.

Dedi Prasetyo juga menyampaikan Polri berkomitmen untuk mengungkap kasus Brigadir J dengan objektif, transparan dan akuntabel sebagaimana yang diamanatkan oleh Presiden Jokowi.

CCTV di TKP Penghilangan Nyawa Vina Cirebon 'Gelap'

Geger CCTV Kasus Vina Cirebon muncul kembali dan ramai dibahas oleh masyarakat. Kompolnas pun menyayangkan CCTV tak dimunculkan di persidangan.

Titin Prialianti yang merupakan Pengacara terpidana kasus Vina Cirebon mengungkapkan bahwa di persidangan delapan tahun lalu, tidak ditayangkan rekaman CCTV. Dua dari tiga saksi yang merupakan anggota Polisi membeberkan alasan kenapa rekaman CCTV tidak didalami untuk penyelesaian kasus Vina Cirebon.

Awalnya, dia mempertanyakan terkait 5 atau 7 CCTV yang terpasang sepanjang Jalan Perjuangan hingga Flyover Talun yang jadi TKP.

“Sempat menanyakan CCTV terkonfirmasi di persidangan ada 5/7 sejak jalan perjuangan sampai fly over Talun, kami menanyakan rekaman CCTV tidak dihadirkan,” kata Titin Prialianti.

Dia lalu menjelaskan salah satu saksi yang merupakan anggota Polisi bersaksi CCTV tak bisa dilihat karena gelap. Lalu, saksi lain yang menyingkirkan CCTV di persidangan menyebut tak ada yang ahli di Polres Cirebon untuk membuka rekaman tersebut.

“Saksi lainnya mengaku tidak bisa dibuka karena anggota Polres Cirebon tak punya ahli yang bisa membuka rekaman CCTV,” ujar Titin Prialianti.

Dia secara tegas mengatakan bahwa apa yang disampaikannya ini telah dikonfirmasi dalam sidang yang dilaksanakan pada 17 Februari 2017.

Tewasnya Afif Maulana di Padang

Terungkap fakta baru terkait kasus kematian siswa SMP, Afif Maulana yang disebut-sebut tewas usai dianiaya polisi. Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) Irjen Pol Suharyono mengatakan bahwa rekaman CCTV yang bisa jadi bukti kini hilang.

Sebelumnya, Afif ditemukan tewas di bawah Jembatan Kuranji, Kota Padang, pada 9 Juni 2024 lalu. Dalam konferensi pers pada Minggu, 30 Juni 2024, Suharyono menjelaskan alasan raibnya CCTV.

Menurutnya, CCTV di Polsek Kuranji terkait kematian Afif itu hilang disebabkan sistem penyimpanan otomatis yang hanya berkapasitas 1TB dengan waktu penyimpanan maksimal 11 hari.

“Rekaman CCTV di Polsek Kuranji baru dibuka 14 hari setelah kejadian. Rekaman tersebut dibuka pada 23 Juni oleh ahli IT kami. Data yang terekam hingga 13 Juni tidak terbaca lagi di memori CCTV,” ujar dia.

“Saat kejadian, polisi mengamankan 18 orang dan 20 sepeda motor, dan tidak ada Afif Maulana di antaranya,” ujar dia, menjelaskan bahwa cerita yang beredar di masyarakat hanya spekulasi semata.

Meski begitu, Suharyono membenarkan bahwa Propam Polda Sumbar telah menemukan adanya pelanggaran disiplin oleh sejumlah anggotanya.

“Ada pelanggaran disiplin yang dilakukan anggota. Memang ada yang memukul, menyetrum, dan menendang,” jelas Kapolda.

Pun demikian, hasil visum juga menunjukkan Afif mengalami luka lecet, memar, lebam, dan patah tulang punggung yang menusuk paru-paru, menyebabkan kematiannya. Namun, Suharyono memastikan bahwa hasil penyelidikan menunjukkan Afif meninggal bukan karena disiksa melainkan karena meloncat dari jembatan.

Bocah laki-laki 13 tahun di Padang, Sumatera Barat, Afif Maulana dikabarkan kehilangan nyawa akibat penyiksaan polisi. Namun petugas membantah Afif Maulana dianiaya anggotanya hingga tewas saat pemeriksaan 39 personel yang terlibat dalam peristiwa pembubaran tawuran tersebut.

Kemudian, klaim tersebut berbanding terbalik dengan sikap tim advokat Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang dan keluarga korban yang menilai Afif Maulana disiksa sebelum meninggal.

Kronologi yang berbeda tersebut dibuktikan dengan foto-foto yang ditampilkan. Di sekujur tubuh korban, Afif Maulana (13) terdapat luka lebam.

Bekas luka berwarna merah biru ditemukan di punggung dan tulang rusuk kiri belakang. Selain itu, jenazah bagian depan juga mengalami luka lebam serupa di bagian perut kiri dan tulang rusuk.

"Dekat perut ada lebam warna hijau. Seperti ada bekas sepatu. Bekas sepatu ditendang. Lalu tangan ini kena seperti ditinju.. Lalu ada di punggung sini. Itu menguatkan bahwa ada penyiksaan, kata Anggun Anggraini.

Ibu dua anak ini juga tak terima jika anaknya yang “polos” itu disebut-sebut bakal ikut tawuran.***

Sentimen: negatif (100%)