Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: serangan siber
Tokoh Terkait
Pusat Data Nasional Diserang Ransomware, Ma'ruf Amin: Dulu Tak Terpikirkan Ada Peretasan Sedahsyat Itu
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengaku pemerintah tak pernah mengira bahwa Pusat Data Nasional (PDN) Sementara 2 bakal diretas sedahsyat itu. Sebelumnya, PDNS 2 menjadi sorotan publik karena diserang oleh hacker dengan virus ransomware lockbit 3.0 varian baru bernama Brain Cipher.
“Soal Pusat Data, dulu Pusat Data itu di beberapa komunitas lembaga kita itu mudah diretas, sehingga disatukan menjadi Pusat Data Nasional, ternyata ketika dipusatkan itu begitu diretas, semua jadi kena. Jadi, ini tidak terpikirkan dulu bahwa ada kemungkinan peretasan segitu dahsyatnya ya,” katanya, dikutip dari YouTube Wakil Presiden RI pada Senin, 1 Juli 2024.
Menurut Ma’ruf Amin, pemerintah harus memulihkan situasi yang terjadi dan mencari penyebabnya.
“Pertama, kita pulihkan dulu kan situasinya, baru kita cari sebabnya, dan siapa yang harus disalahkan..itu nanti,” ujarnya.
Terkait seruan publik yang mendesak Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi untuk mundur dari jabatannya, Ma’ruf Amin menilai hal itu menjadi urusan presiden.
“Saya kira kalau urusan ganti-mengganti itu urusan hak prerogatif presiden lah,” ucapnya.
Pelaku Serangan PDNS 2Sebelumnya, Budi Arie mengungkapkan bahwa pelaku serangan ransomware terhadap PDNS 2 adalah aktor non-negara, bukan aktor negara. Hal itu disampaikannya dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR pada Kamis, 27 Juni 2024, lalu.
“Karena dalam serangan siber ini selalu analisanya dua aja, ini state actor (aktornya negara) atau non-state actor (bukan negara). Tapi di forum ini, saya ingin tegaskan bahwa kesimpulannya adalah non-state actor, dengan motif ekonomi. Itu udah Alhamdulillah dulu,” tuturnya.
Budi Arie bersyukur lantaran dampak dari serangan aktor non-negara tak akan seberat dampak yang bisa ditimbulkan oleh aktor negara. Ia pun mencontohkan apa yang terjadi di Arab Saudi.
“Karena kalau state actor, berat. Kayak beberapa bulan lalu, Arab Saudi diserang oleh hacker-hacker Iran karena state actor (pelakunya). Itu berat,” katanya.
Menurutnya, sang pelaku serangan siber meminta tebusan sebesar 8 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp131 miliar kepada pemerintah.
"Iya menurut tim (meminta) 8 juta dolar AS," ujarnya.
Tindak Lanjut KominfoBudi Arie mengaku pihaknya sudah melakukan sejumlah hal untuk menangani serangan terhadap PDNS.
“Paling tidak identifikasi, deteksi, proteksi juga kita lakukan terhadap PDNS, terus juga kita lakukan pemulihan dalam waktu yang segera dan secepatnya,” katanya.
Targetnya, pemulihan penuh akan selesai pada pertengahan Agustus 2024.***
Sentimen: negatif (76.2%)