Sentimen
Informasi Tambahan
Event: vaksinasi
Kab/Kota: Yogyakarta
Tokoh Terkait
Imunisasi Ganda Tidak Sebabkan Kematian dan Beri Perlindungan Ganda pada Anak
abadikini.com Jenis Media: News
Abadikini.com, JAKARTA – Imunisasi dengan lebih dari satu jenis antigen vaksin yang disuntikkan dalam sekali kunjungan, atau imunisasi ganda, tidak menyebabkan kematian langsung pada anak. Sebaliknya, imunisasi ganda justru memberikan perlindungan ganda yang lebih efisien terhadap berbagai Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
Menurut rekomendasi Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), imunisasi ganda aman dan sangat bermanfaat karena membuat pelayanan imunisasi lebih efisien, melindungi anak dari beberapa penyakit sekaligus dalam satu kali kunjungan.
Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan RI, dr. Prima Yosephine, M.K.M., menjelaskan bahwa suntikan imunisasi ganda sudah diterapkan di lebih dari 160 negara. “Imunisasi ganda tidak menyebabkan kematian. Miliaran vaksin telah diberikan dengan cara ini di seluruh dunia,” jelas Prima di Jakarta, Sabtu (29/6).
“Lebih dari 160 negara memberikan minimal dua suntikan dalam satu sesi imunisasi, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Inggris, dan Kanada. Di Indonesia, imunisasi ganda telah diterapkan di Provinsi Yogyakarta sejak tahun 2007.”
Secara nasional, Indonesia mulai memperkenalkan imunisasi ganda sejak tahun 2017, misalnya pada jadwal imunisasi DPT-HB-Hib-3 yang diberikan bersamaan dengan imunisasi polio suntik (Inactivated Poliovirus Vaccine/IPV) pada bayi usia 4 bulan. Imunisasi ganda juga diterapkan pada imunisasi lanjutan, seperti pemberian imunisasi campak rubella-2 dan DPT-HB-Hib-4 pada anak usia 18 bulan.
Vaksin DPT-HB-Hib digunakan untuk mencegah enam penyakit, yaitu difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis yang disebabkan oleh infeksi kuman Hib.
Dr. Prima Yosephine menekankan bahwa kasus kematian setelah pemberian imunisasi sangat jarang terjadi. Semua kasus kematian harus diinvestigasi dan dianalisis secara detail untuk menentukan hubungan sebab akibat. “Data menunjukkan mayoritas kasus tersebut adalah kejadian koinsidental—Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang tidak disebabkan oleh vaksin maupun kesalahan prosedur,” pungkasnya.
Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI (Komnas PP KIPI), Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K), M.Trop.Paed, menegaskan bahwa imunisasi tidak menyebabkan kematian dan telah direkomendasikan sejak tahun 2003. “Hampir semua vaksin dapat diberikan secara ganda. Pemberian lebih dari tiga jenis antigen tidak akan menyebabkan kematian,” tegasnya.
Prof. Hindra juga menjelaskan bahwa efek samping imunisasi yang berat, seperti syok anafilaktik, sangat jarang terjadi. KIPI berat biasanya menunjukkan gejala yang parah namun tidak berlangsung lama, seperti kecacatan atau alergi. Syok anafilaktik membutuhkan penanganan cepat dan tepat.
“Syok anafilaktik setelah imunisasi sangat jarang terjadi dan mayoritas kasus dapat menyebabkan kematian segera setelah pemberian imunisasi, biasanya dalam 30 menit pertama. Namun, hal ini tetap harus dibuktikan melalui investigasi dan analisis yang mendalam,” tambah dr. Prima.
Imunisasi Ganda pada Anak yang Sehat
Imunisasi ganda hanya diberikan kepada anak yang sehat. Sebelum menerima suntikan lebih dari satu jenis antigen vaksin, tenaga kesehatan melakukan skrining kesehatan terhadap anak. “Imunisasi aman diberikan kepada anak yang sehat, tidak sedang sakit berat, dan tidak dalam kondisi imunokompromais atau imunodefisiensi,” terang dr. Prima.
Setelah mendapatkan imunisasi, bayi atau anak diminta menunggu selama 30 menit untuk dipantau kemungkinan terjadinya KIPI. “Petugas memberikan informasi bagaimana cara mengatasi KIPI yang mungkin muncul setelah anak pulang, dan diminta untuk melapor kepada petugas kesehatan terdekat jika ada KIPI yang muncul,” lanjut dr. Prima.
Prof. Hindra menambahkan bahwa orang tua juga memiliki peran penting dalam memantau KIPI setelah anak menerima imunisasi ganda. “Keadaan anak yang sehat memungkinkan untuk diberikan imunisasi ganda. Pemantauan KIPI berat dapat diketahui dalam 30 menit pertama, sementara pemantauan selanjutnya dilakukan oleh orang tua setelah diberi keterangan oleh tenaga kesehatan yang melakukan vaksinasi,” ucapnya.
Tips Pemberian Imunisasi Ganda
Pelaksanaan imunisasi ganda dapat dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan seperti klinik, rumah sakit, Puskesmas, dan posyandu. Panduan pelaksanaan imunisasi ganda di fasilitas kesehatan sesuai informasi Kemenkes RI adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Ruang Penyuntikan: Ruang penyuntikan harus bersih, dengan hanya vaksinator, anak, dan pendamping yang hadir.
2. Konseling: Berikan penjelasan manfaat imunisasi dan kemungkinan KIPI seperti demam atau nyeri. Jelaskan langkah yang harus dilakukan orang tua jika terjadi reaksi dan minta mereka segera menghubungi dokter atau bidan jika keluhan tidak membaik setelah 2-3 hari.
3. Lokasi Penyuntikan: Pada anak yang sudah bisa berjalan, penyuntikan sebaiknya dilakukan di lengan. Pada bayi berusia 2 bulan ke atas, suntikan biasanya dilakukan di paha kanan dan kiri untuk mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman.
Dengan pemahaman yang tepat, imunisasi ganda dapat menjadi langkah efektif untuk memberikan perlindungan ganda terhadap penyakit pada anak.
Sentimen: positif (99.9%)