Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Tangerang, Bogor, Jabodetabek, Bekasi, Depok
Atasi Masalah Polusi Udara Jabodetabek, DLH Jakarta Sepakati Kerja Sama dengan DLH di Wilayah Aglomerasi
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta menggalang sinergi dengan DLH di wilayah aglomerasi dalam upaya mengatasi persoalan pencemaran udara di Jabodetabek.
Dalam agenda yang dihadiri oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), DLH Jawa Barat, DLH Banten, serta DLH Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi pada Rabu, 28 Juni 2024.
Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto menjelaskan bahwa sebagai pusat perekonomian Indonesia berskala global, Jakarta memiliki amanat untuk berkolaborasi dalam perencanaan lingkungan hidup di wilayah aglomerasi.
"Kerja sama antara DLH menjadi sangat penting untuk mengatasi masalah polusi udara yang saling terkait di wilayah aglomerasi Jakarta," kata Asep dalam siaran pers yang diterima, Jumat, 28 Juni 2024.
Sebelumnya, pada 5 Juni 2023, kota dan kabupaten di Jabodetabek menandatangani kesepakatan bersama untuk memperbaiki kualitas udara. Kesepakatan ini diinisiasi oleh Pemprov DKI Jakarta dan mencakup beberapa poin penting.
Meliputi pembentukan Pokja Perlindungan Nasional untuk Udara sebagai forum akselerasi perbaikan kualitas udara, serta penyusunan strategi pengendalian pencemaran udara terpadu di masing-masing wilayah administrasi.
Selain itu, percepatan kegiatan uji emisi kendaraan bermotor juga menjadi salah satu pembahasan. Dalam hal ini, pengelolaan data terpadu melalui aplikasi SIUMI milik KLHK memantau dan mengevaluasi kualitas udara.
Inventarisasi emisi di masing-masing wilayah serta pertukaran data juga menjadi bagian dari upaya sinergi ini. DLH Jakarta menyatakan kesiapannya untuk menggelar uji emisi keliling di wilayah Jabodetabek.
"Forum-forum seperti ini sangat penting untuk bersinergi dan implementasi strategi, sehingga masing-masing Pemprov maupun Kota/Kabupaten dapat menunjukkan kontribusinya," katanya.
"Saya pun berharap DLH aglomerasi bisa mendorong kegiatan yang bisa dikerjasamakan dan mendukung langkah-langkah yang lebih baik untuk kualitas udara yang lebih bersih di wilayah Jabodetabek," ujar Asep melanjutkan.
Dalam kesempatan tersebut, dibahas pula pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai menjaga kualitas udara. DLH Jakarta dan daerah lainnya sepakat untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat melalui berbagai program edukatif dan kampanye lingkungan.
Poin penting lainnya adalah komitmen untuk melibatkan sektor swasta dalam upaya pengendalian pencemaran udara.
Asep mengatakan keterlibatan korporasi untuk berpartisipasi aktif dalam program-program pengendalian polusi udara punya peran besar dalam pengurangan emisi industri.
Dia berharap koordinasi tersebut dapat mencakup adanya peningkatan dalam hal pengelolaan data dan monitoring kualitas udara. Menurutnya hal itu penting sebagai pembuatan kebijakan efektif dalam pengendalian polusi udara.
"Kami akan mengadakan forum-forum seperti ini secara periodik untuk memastikan bahwa setiap daerah berkontribusi dan langkah-langkah pengendalian pencemaran udara bisa berjalan efektif," kata Asep.
Pejabat DLH Jawa Barat, Endang Hidayat menyatakan pentingnya pelaksanaan kerja sama ini. Menurutnya, kendala yang dihadapi di wilayah aglomerasi, seperti keterbatasan penyediaan Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) di daerah penyangga dan keterbatasan alat uji emisi, harus segera diatasi melalui kerja sama yang lebih intensif antara DLH provinsi dan kota/kabupaten.
Sementara itu, Plt. Sekretaris DLHK Banten Ruli Rianto menambahkan bahwa sinergi antara daerah sangat penting. "Harus ada upaya bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi semua warga di wilayah aglomerasi," imbuhnya.***
Sentimen: positif (99.6%)