Sentimen
Negatif (96%)
26 Jun 2024 : 18.39
Informasi Tambahan

Event: Olimpiade

Kab/Kota: Paris

Geger Prancis Terancam Perang Saudara, Ini Kronologi & Sebabnya

26 Jun 2024 : 18.39 Views 13

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Geger Prancis Terancam Perang Saudara, Ini Kronologi & Sebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia politik di Prancis tengah memanas. Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam sebuah dalam wawancara dengan podcast 'Generation Do It Yourself' menyebut potensi perang saudara di negaranya.

Pringatan Macron itu ditujukan ke partai sayap kanan ekstrem Rassemblement National (RN) dan koalisi sayap kiri New Popular Front, di tengah persaingan ketat menjelang pemilihan parlemen mendatang. Ia mengatakan keduanya dapat memicu "perang saudara" di Prancis.

-

-

Macron menyinggung manifesto partai RN- yang oleh para lembaga survei pemilu ditempatkan di posisi pertama pemilih. Ia menunjuk solusi partai itu dalam  mengatasi ketakutan atas kejahatan dan imigrasi didasarkan pada "stigmatisasi atau perpecahan".

"Saya pikir solusi yang ditawarkan oleh ekstrem kanan tidak bisa diterima, karena mereka mengkategorikan orang berdasarkan agama atau asal usul mereka, yang pada akhirnya akan memicu perpecahan dan perang saudara," kata Macron dalam podcast tersebut, dilansir AFP dan Japan Times, Rabu (26/6/2024).

Macron melontarkan kritik yang sama terhadap partai sayap kiri ekstrem France Unbowed (LFI), yang merupakan bagian dari koalisi New Popular Front. Ia menyebut kebijakan mereka juga berisiko memicu perang saudara.

"Namun, ada juga perang saudara di balik itu karena Anda hanya mengkategorikan orang berdasarkan pandangan agama mereka atau komunitas tempat mereka tinggal, yang merupakan cara untuk membenarkan pengucilan mereka dari komunitas nasional yang lebih luas dan dalam kasus ini, Anda akan mengalami perang saudara dengan mereka yang tidak memiliki nilai-nilai yang sama," kata Macron.

Sebelumnya Macron menyerukan pemilihan legislatif yang dipercepat pada akhir Juni lalu. Ini terjadi usai partainya dikalahkan dalam pemungutan suara di Uni Eropa (UE) oleh partai sayap kanan RN, pimpinan seterunya Marine Le Pen.

Macron sempat mengatakan hasil pemilu UE sangat buruk bagi pemerintahannya dan ia tidak bisa mengabaikannya. Dalam pidatonya, kurang dari dua bulan sebelum Paris menjadi tuan rumah Olimpiade, ia mengatakan pemilihan majelis rendah diadakan pada 30 Juni, dan pemungutan suara putaran kedua pada 7 Juli.

Keputusan Macron yang mengejutkan memicu gejolak politik di Prancis. Ini menawarkan kesempatan kepada kelompok sayap kanan untuk mendapatkan kekuatan politik yang nyata setelah bertahun-tahun absen dan mengancam akan mensterilkan masa kepresidenannya Macron.

Jika partai RN Le Pen memenangkan mayoritas di parlemen Prancis, Macron tidak akan mempunyai banyak pengaruh dalam urusan dalam negeri. Perlu diketahui, Macron masih akan tiga tahun menjabat Presiden Prancis.

Partai Macron sendiri, Renaisans,saat ini memiliki 169 anggota parlemen majelis rendah, dari total 577 anggota. RN memiliki 88 anggota.

Dalam jajak pendapat, RN memenangkan sekitar 32% suara dalam pemilu, lebih dari dua kali lipat 15% suara dari Macron. Partai Sosialis berada sedikit di bawah Macron, dengan 14%.


[-]

-

AS Pastikan Tak Akan Kirim Pasukan Ke Ukraina
(sef/sef)

Sentimen: negatif (96.8%)