Sentimen
Positif (100%)
22 Jun 2024 : 09.12
Informasi Tambahan

BUMN: Petrokimia Gresik

Grup Musik: IZ*ONE

Kab/Kota: bandung, Gresik

Drone Penebar Pupuk di Sawah Ciparay Bandung, Memudahkan dan Menarik Minat Generasi Muda

22 Jun 2024 : 09.12 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Drone Penebar Pupuk di Sawah Ciparay Bandung, Memudahkan dan Menarik Minat Generasi Muda

PIKIRAN RAKYAT - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung berupaya menggencarkan pertanian organik. Bekerja sama dengan PT Petrokimia Gresik, ratusan hektare lahan sawah di wilayah Ciparay dijadikan sebagai percontohan buat penyelenggaraan pertanian organik. 

"Sekarang kami sedang menggencarkan pupuk organik. Di provinsi juga sudah ada rancangan peraturan daerah tentang pertanian organik untuk diaplikasikan di masyarakat," kata Kepala Distan Kabupaten Bandung Nining Hendasah di Ciparay, Jumat, 21 Juni 2024.

Dia berharap, penggunaan pupuk organik oleh para petani di Kabupaten Bandung bisa semakin masif. Dengan demikian, kata dia, bisa menjadi solusi untuk kelestarian alam, lingkungan, dan menghidupkan lagi mikroba-mikroba yang dibutuhkan sebagai nutrisi di dalam tanah.

"Kami juga sekarang sudah beralih ke potensi organik, karena kami juga punya produk organik di Kabupaten Bandung. Mudah-mudahan sebentar lagi bisa rilis di masyarakat, karena izinnya sedang diupayakan dulu," kata Nining.

Menurut dia, penyelenggaraan pertanian organik di Ciparay sudah teridentifikasi mencakup lahan seluas sekitar 134 hektare. Luasan sawah tersebut dikelola oleh Kelompok Tani Jembar Tani seluas 34 hektare dan Kelompok Tani Sarinah seluas 100 hektare.

"Bahwa untuk Phonska organik ini bisa meningkatkan produksi. Dari 5,5 ton per hektare menjadi 6 ton per hektare di Jembar Tani, lalu di Sarinah itu dari 6 ton per hektare menjadi 7 ton per hektare, ini berarti ada peningkatan produksi," katanya.

Senior Vice President PT Petrokimia Gresik Eko Suroso mengatakan, dukungan pengembangan padi organik di kawasan Ciparay dilakukan dengan menyediakan sarana produksi yang terjamin kualitasnya. Pupuk Phonska Alam, kata dia, juga memenuhi sertifikat organik INOFICE. 

"Artinya, mulai dari bahan baku, proses produksinya, dan hasil akhirnya itu murni semuanya dari bahan organik. Phonska Alam ini memang belum menjangkau ke Jawa Barat, ini baru kami perkenalkan di Bandung, di Ciparay ini," kata Eko.

Petrokimia Gresik, terang dia, juga mengenalkan sistem pertanian menggunakan teknologi drone kepada para petani di Ciparay. Drone berukuran sekitar 1 meter itu dapat memudahkan proses pemupukan, sekaligus menarik minat generasi muda untuk mengolah pertanian.

"Drone merupakan salah satu teknologi yang sedang kami kembangkan, nanti kami rencanakan diperluas ke tingkat nasional. Hari ini memang di Jawa Barat ini sifatnya baru uji coba, yang sekarang mulai jalan komersil di Jawa Timur," kata Eko.

Salah seorang petani, Ridwan Sanjaya (34) mengaku tertarik buat mencoba pertanian organik pada sebagian lahan sawahnya. Dia juga tengah memperhitungkan biaya produksi penggunaan pupuk organik dengan pendapatan dari hasil produksi padi. 

"Tertarik sih, cuma harganya yang masih belum tertarik. Harganya (pupuk organik) itu kan Rp14.500 per kg, sedangkan kalau pupuk subsidi Rp260.000 per kuintal. Namun, memang harga jual gabah kalau pakai pupuk organik juga lebih mahal," katanya.***

Sentimen: positif (100%)