Sentimen
Negatif (94%)
20 Jun 2024 : 10.15
Informasi Tambahan

Event: CFD

Kasus: jambret

Trauma Pilpres 2019, Anies Baswedan: Selama Sidang MK, di Kepala Saya Flashback 5 Tahun Lalu

20 Jun 2024 : 10.15 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Trauma Pilpres 2019, Anies Baswedan: Selama Sidang MK, di Kepala Saya Flashback 5 Tahun Lalu

PIKIRAN RAKYAT - Eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengaku sempat trauma sengketa Pilpres tahun 2019, saat melangsungkan proses sidang Mahkamah Konstitusi (MK) untuk kisruh Pilpres 2024. Anies mengatakan memperhitungkan banyak hal dalam menyikapi hasil pemilu kemarin.

Hal ini disampaikan Anies lewat segmen tanya jawab bertajuk 'Skakmat' bersama Komika Indonesia, Pandji Pragiwaksono, di YouTube. Ia menegaskan dirinya tak ingin memperkeruh situasi apalagi sampai mengulang kembali konflik Pilpres 2019.

"Selama proses Sidang MK, yang muncul di kepala saya itu flasback lima tahun lalu, Pandji," kata Anies, dilihat dari YouTube Pandji Pragiwaksono, Rabu, 19 Juni 2024.

"Kan lima tahun lalu juga ada sengketa. Nah lima tahun lalu itu saya bertugas jadi Gubernur di Jakarta. Apa kemudian yang harus saya kerjakan di Jakarta? Ngurusin korban konflik," ucapnya mengulang memori di pemilu lalu.

Anies masih ingat betul betapa mencekamnya Jakarta ketika pecah puncak sengketa Pilpres 2019. Pada saat itu, kenang dia, Prabowo Subianto menggugat hasil Pilpres lantaran merasa kemenangan Joko Widodo didasari kecurangan.

Anies melanjutkan, dalam bentrokan pendukung di Sudirman Thamrin dan sekitarnya itu, sejumlah korban berjatuhan dengan ragam luka, dari mulai ringan hingga tembakan peluru.

"Yang jadi korban benturan itu luka-luka, cedera, dengan segala macam bentuk luka yang nggak enak untuk dilihat, termasuk yang kena tembak. Saya dateng ke rumah sakit, saya datangi juga orangtua-orangtua anak yang meninggal," kata Anies.

Baca Juga: Heru Budi Heran Ada Jambret Pakai Motor di CFD Jakarta: Emang Bisa Masuk Kemarin?

Lapang Dada Terima Putusan MK

Anies kepada Pandji menerangkan bahwa dirinya datang ke kawasan tempat tinggal korban terdampak sendirian tanpa ditemani pemimpin setempat atau pihak manapun.

"Pada masa itu bisa dicek di media online, siapa pimpinan yang ada di situ, nggak ada. Kosong," ujarnya.

"Saya sendiri keliling waktu itu. Saya lihat ibu ayahnya, saya ngomong di megaphone saya ngomong 'saudara-saudara semua kita lihat korban di sini ada satu yang meninggal, jangan ada yang tambah, jangan bikin apapun yang menambah korban. Antarkan jenazah sampai pemakaman sesudah itu pulang, jangan ada yang balas dendam'," kata Anies lagi.

Anies bahkan gegas mengesahkan aturan di Jakarta, soal penanangan korban konflik politik yang akan diembankan kepada Pemprov DKI sebagai ibu kota. Berkaca dari sana, Anies menekankan dirinya memilih lapang dada menerima hasil sidang MK.

"Lima tahun kemudian giliran saya yang jadi capres. Ketemu hasil pemilu, ketemu penyimpangan-penyimpangan. Apa yang ada dalam benak ini? Haruskah saya berpidato lalu membuat semua (pendukung) membara, lalu berujung konflik lalu crash, mati? Haruskah saya mengambil sikap yang penuh dengan 'mari bergerak, mari lawan'. Apa yang terjadi? Terus sesudah itu ke mana? Yang pernah merasakan tembakan itu nggak ada (bukan) petinggi-petinggi. Rakyat semua," tutur dia.

"Di situ kemudian saya ditakdirkan pindah posisi dari dulu saya menyaksikan di lapangan, lima tahun kemudian saya di posisikan capres. Haruskah peristiwa seperti itu itu terulang lagi? Jangan, kali ini harus nol yang meninggal," ucapnya, menandaskan. ***

Sentimen: negatif (94.1%)