Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Grogol
Pria di Jakbar Tewas Tertabrak KRL karena Joging Pakai Headset, Sempat Diklakson 2 Kali
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Seorang pria berinisial AYD (24) tewas tertabrak kereta rel listrik (KRL) di kawasan Grogol, Jakarta Barat pada Sabtu, 15 Juni 2024. Saat itu, ia sedang joging menggunakan headset.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Iptu Muhammad Aprino Tamara.
"Jadi korban itu dia lagi joging di pinggir rel, dia pakai headset saat itu," katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari PMJ News pada Selasa, 18 Juni 2024.
Menurut Aprino, korban langsung meninggal dunia di tempat kejadian. Kaki kirinya patah dan bagian kepalanya luka berat.
Korban Sempat DiteriakiAprino mengungkapkan bahwa korban sempat diteriaki oleh penjaga palang yang memberitahukan bahwa akan ada kereta lewat. Namun, karena korban memakai headset, maka kemungkinan ia tak mendengar teriakan tersebut.
"Ada kereta lewat, mungkin dia sudah mengarah ke situ dan itu sudah diteriakin tapi enggak didengar," ujarnya.
Tak hanya diteriaki, korban juga sempat diklakson oleh KRL yang hendak melintas. Namun, ia juga tidak mendengarnya.
"Nah, terus dari kereta pun udah membunyikan klakson 2 kali, masih enggak dengar," ucapnya
Kereta Tidak Bisa Rem MendadakKereta tidak bisa mengerem secara mendadak karena dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Pertama, soal panjang dan bobot kereta.
Semakin panjang dan berat kereta tersebut, maka jarak yang dibutuhkan untuk berhenti semakin panjang.
Rangkaian kereta di Indonesia rata-rata terdiri dari 8-12 gerbong, dengan berat 600 ton. Jumlah beratnya belum termasuk dengan penumpang dan barang bawaannya. Oleh karena itu, butuh energi besar untuk berhenti.
Selain panjang dan berat kereta, sistem pengereman juga berpengaruh. Saat ini, kereta api di Indonesia menggunakan jenis rem udara, yang bekerja dengan mengkompresi udara dan menyimpannya hingga proses pengereman terjadi.
Meski kereta dilengkapi dengan rem darurat, tapi rem tersebut tak bisa memberhentikan kereta secara mendadak. Rem tersebut hanya menghasilkan energi dan tekanan udara yang lebih banyak untuk menghentikan kereta lebih cepat.
Kereta yang mengerem secara mendadak pun memiliki risiko berbahaya.***
Sentimen: negatif (100%)