Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: kasus suap
Tokoh Terkait
Kasus Harun Masiku Gaduh, Pembantu Pelariannya Diyakini Bikin Strategi Lagi
Medcom.id Jenis Media: News
Jakarta: Pencarian buronan Harun Masiku yang membuat gaduh belakangan ini disayangkan. Kehebohan dinilai bisa membuat pembantu pelarian tersangka kasus suap itu menyiapkan strategi lain. “Dengan kondisi kegaduhan seperti ini, tentu Harun Masiku dan orang-orang yang menyembunyikan dan membiayai Harun Masiku tentu akan mencari strategi lain untuk bersembunyi,” kata mantan Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap kepada Medcom.id, Selasa, 18 Juni 2024. Orang yang menyembunyikan Harun pasti punya strategi untuk mempertahankan aksinya. Terbilang, kasus buronan itu beberapa kali membuat heboh selama empat tahun belakangan ini. Meski begitu, Yudi yakin KPK sudah mengantisipasi kemungkinan tersebut. Sebab, bekas kantornya itu sudah memasukkan Penyidik Rossa Purbo Bekti dalam penanganan perkaranya. Rossa memiliki rekam jejak bagus dalam penanganan kasus besar. “Saya yakin dengan pengalamannya, Rossa yang sudah menangani berbagai kasus besar di KPK termasuk EKTP, dan SYL sudah memperkecil area pencarian Harun Masiku,” ujar Yudi. Yudi berharap Harun bisa ditangkap dengan cepat. Tersangka terakhir di kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. “Kita doakan saja harun Masiku cepat tertangkap karena kasus ini tidak akan tuntas selama harun masiku belum tertangkap,” ucap Yudi. Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata membantah telah menjanjikan penangkapan buronan Harun Masiku dalam waktu seminggu. Menurutnya, pernyataan yang benar dibarengi dengan kata 'semoga'. "Saya kan bilang 'semoga'. Kan semoga (tertangkap)," kata Alex di Jakarta, Kamis, 13 Juni 2024. Alex menjelaskan pernyataan di DPR beberapa waktu lalu merupakan harapan atas penangkapan buronan kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) itu. Hingga kini, penyidik masih melakukan pencarian. "Biar itu menjadi tugas penyidik untuk mencari. Kalau sebagai pimpinan, semoga dalam satu minggu atau secepatnya itu bisa ditangkap. Kan begitu," ujar Alex.
Jakarta: Pencarian buronan Harun Masiku yang membuat gaduh belakangan ini disayangkan. Kehebohan dinilai bisa membuat pembantu pelarian tersangka kasus suap itu menyiapkan strategi lain.
“Dengan kondisi kegaduhan seperti ini, tentu Harun Masiku dan orang-orang yang menyembunyikan dan membiayai Harun Masiku tentu akan mencari strategi lain untuk bersembunyi,” kata mantan Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap kepada Medcom.id, Selasa, 18 Juni 2024.
Orang yang menyembunyikan Harun pasti punya strategi untuk mempertahankan aksinya. Terbilang, kasus buronan itu beberapa kali membuat heboh selama empat tahun belakangan ini.
Meski begitu, Yudi yakin KPK sudah mengantisipasi kemungkinan tersebut. Sebab, bekas kantornya itu sudah memasukkan Penyidik Rossa Purbo Bekti dalam penanganan perkaranya. Rossa memiliki rekam jejak bagus dalam penanganan kasus besar.
“Saya yakin dengan pengalamannya, Rossa yang sudah menangani berbagai kasus besar di KPK termasuk EKTP, dan SYL sudah memperkecil area pencarian Harun Masiku,” ujar Yudi.
Yudi berharap Harun bisa ditangkap dengan cepat. Tersangka terakhir di kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
“Kita doakan saja harun Masiku cepat tertangkap karena kasus ini tidak akan tuntas selama harun masiku belum tertangkap,” ucap Yudi.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata membantah telah menjanjikan penangkapan buronan Harun Masiku dalam waktu seminggu. Menurutnya, pernyataan yang benar dibarengi dengan kata 'semoga'.
"Saya kan bilang 'semoga'. Kan semoga (tertangkap)," kata Alex di Jakarta, Kamis, 13 Juni 2024.
Alex menjelaskan pernyataan di DPR beberapa waktu lalu merupakan harapan atas penangkapan buronan kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) itu. Hingga kini, penyidik masih melakukan pencarian.
"Biar itu menjadi tugas penyidik untuk mencari. Kalau sebagai pimpinan, semoga dalam satu minggu atau secepatnya itu bisa ditangkap. Kan begitu," ujar Alex.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(END)
Sentimen: negatif (100%)