Sentimen
Partai Terkait
Tokoh Terkait
PDIP Protes Keras Soal Buku Catatan Partai Disita Penyidik KPK, Sebut Ada Rahasia Partai
TVOneNews.com Jenis Media: News
Jakarta, tvOnenews.com - Sekretaris DPD PDI Perjuangan (PDIP) DKI Jakarta, Pantas Nainggolan mengungkapkan pengurus daerah PDIP se-Indonesia merasa keberatan atas sikap penyidik KPK terhadap staf Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Adapun penyidik KPK Kompol Rossa Purbo Bekti melakukan penggeledahan terhadap staf Hasto bernama Kusnadi. Dia pun menyita sejumlah ponsel dan buku berisi catatan PDIP.
Pantas menilai tindakan penyidik KPK itu sudah di luar nalar hukum. Sebab, tidak ada bukti pemanggilan dan pemeriksaan terhadap Kusnadi pada hari itu.
“Apa yang terjadi itu sungguh-sungguh di luar nalar hukum kita. Dan apa yang kita lihat dari kejadian tersebut, bahwa person ataupun Saudara Rossa telah melakukan kesewenang-wenang, telah melakukan perampasan, dan dengan melakukan penyitaan-penyitaan di luar prosedur,” kata Pantas di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Jumat (14/6/2024).
Dia menyebut, kehadiran Kusnadi ke KPK hanya untuk mendampingi Hasto yang menjalani pemeriksaan.
“Kehadiran Saudara Kusnadi di sana jelas. Itu bukan atas sebuah panggilan. Bukan atas sebuah proses penyidikan dan sebagainya. Sungguh-sungguh hanya ingin mendampingi, menunjukkan loyalitasnya kepada partai,” jelasnya.
Selain itu, Pantas menilai tindakan penyidik KPK itu bagian dari tipu muslihat. Dia mengungkap Kusnadi diintimidasi Rossa selama 3 jam di salah satu ruangan di Gedung KPK.
“Dengan tipu muslihat Saudara Kusnadi dipanggil dengan mengatasnamakan, seolah-olah ada perintah dari Pak Hasto untuk meminta handphone dan sebagainya, tetapi semuanya ternyata hanya sebuah kebohongan,” ungkap Pantas.
Sementara itu, Ketua DPD PDIP NTB Rachmat Hidayat menyebut buku yang disita KPK itu hanya berisi strategi partai.
Buku itu tak ada kaitannya dengan kasus Harun Masiku.
“Jadi yang dimaksud perampasan yang kami keberatan seluruh kader partai adalah harta benda partai, dokumen-dokumen partai. Yang tidak ada kaitannya dengan perampasan itu,” tegas Rachmat dalam kesempatan yang sama.
“Yang dipegang oleh Kusnadi itu. Dokumen partai. Surat itu. Rahasia-rahasia partai. Makanya kami ini sebagai kader, Merasa keberatan. Itu rahasia-rahasia partai ada di situ,” sambung dia. (saa/dpi)
Sentimen: negatif (72.7%)