DPR Minta Pemerintah Jelaskan Soal Penurunan Anggaran Kementerian/Lembaga 2025
Liputan6.com Jenis Media: News
Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung menilai pagu indikatif anggaran tahun 2025 di berbagai kementerian dan lembaga mengalami penurunan angka yang cukup besar. Menurut dia, angka penurunannya signifikan hingga lebih 40 persen.
"Kami mendapati bahwa Pagu Indikatif berbagai kementerian dan lembaga untuk Tahun Anggaran 2025 mengalami penurunan yang cukup signifikan, mencapai 30-40%, bahkan ada yang lebih daripada 40%," kata Martin Manurung dalam keterangannya di Jakarta, seperti dikutip Kamis (13/11/2024).
Martin meyakini, besarnya penurunan Pagu Indikatif seperti saat ini belum pernah terjadi, minimal selama ia menjabat sebagai anggota dewan periode 2019-2024. Dia pun mewanti akan ada dampak serius saat hal itu terjadi.
"Pengamatan saya, akibat penurunan yang sangat signifikan itu menyebabkan berbagai kementerian/lembaga hanya berani menganggarkan kegiatan yang sifatnya rutin dan operasional," wanti Martin.
Martin juga mengingatkan, akibat turunnya anggaran tersebut maka rencana program inisiatif yang ditawarkan oleh kementerian dan lembaga menjadi sangat sedikit. Bahkan bisa jadi hampir sulit.
"Sangat sedikit, atau hampir tidak ada, rencana program inisiatif," ujar Martin.
Martin pun meminta pemerintah menjelaskan alasan penurunan anggaran kementerian dan lembaga tahun 2025 itu kepada publik. Tujuannya agar tidak terjadi persepsi yang keliru di kalangan masyarakat.
"Saya meminta pemerintah untuk menjelaskan apa penyebab turunnya Pagu Indikatif yang cukup signifikan tersebut," ujar legislator dari Dapil Sumatera Utara II itu.
"Atau, apakah penerimaan negara turun sehingga Pagu Indikatif pun harus mengalami penurunan yang cukup signifikan?," imbuh dia.
Martin menyarankan, jika memang pemerintah mempunyai agenda alokasi untuk hal lain maka hal itu bisa dikonsentrasikan untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
"Hal ini harus dijawab agar tidak terjadi persepsi yang keliru di kalangan masyarakat, apalagi di pasar, yang dapat membawa akibat yang tidak kita inginkan," Martin menandasi.
Sentimen: netral (49.8%)