Sentimen
Positif (93%)
7 Jun 2024 : 21.29
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Tokoh Terkait

Survei KIC: Pemilih di Pilkada Lebih Pilih Kader Partai, Kinerja Rekam Jejak Pengaruhi Pilihan

Gatra.com Gatra.com Jenis Media: Nasional

7 Jun 2024 : 21.29
Survei KIC: Pemilih di Pilkada Lebih Pilih Kader Partai, Kinerja Rekam Jejak Pengaruhi Pilihan

Jakarta, Gatra.com - Katadata Insight Center (KIC) merilis survei persepsi publik mengenai pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 yang akan digelar pada 27 November 2024 mendatang. Salah satu variabelnya adalah preferensi kepartaian kandidat dan personal kandidat.

Manajer Survei KIC, Satria Triputra Wisnumurti, mengatakan, dari seluruh daerah yang menggelar Pilkada terdapat sejumlah daerah yang menjadi sorotan publik, terutama untuk penentuan sosok kepala daerah.

Ia menyampaikan, ada dua faktor yang membuat daerah itu disorot. Pertama, faktor politis berkaitan dengan sosok yang bertarung dan kedua, berkaitan dengan jumlah pemilih di suatu wilayah.

“Berdasarkan dua faktor tersebut, Katadata Insight Center memilih delapan provinsi strategis, yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara untuk disurvei,” katanya pada peluncuran dan diskusi Rilis Survei Persepsi Publik Terhadap Pilkada di 8 Provinsi, Jakarta, Kamis, (6/6).

Pengukuran persepsi publik oleh KIC dilakukan pada periode 3-9 Mei 2024 dengan 7.864 responden. Menilik hasil survei, sebanyak 76,6% responden memilih kandidat berdasarkan personal. Disusul dengan 7,7% responden memilih karena diusung partai pilihan, dan 4,7% responden memilih karena diusung oleh ketua umum partai idola.

Lebih jauh, meskipun alasan utama memilih kandidat bukan karena partai politik (parpol) dan ketua umum parpol, kandidat yang merupakan kader partai paling banyak dipilih responden yaitu sebesar 53,3%. Sementara yang bukan kader partai dipilih oleh 41,1% responden.

Adapun pada aspek latar belakang kandidat, KIC menemukan sebanyak 41,3% responden mempertimbangkan faktor kinerja dan rekam jejak dalam menentukan calon yang akan dipilihnya dalam Pilkada.

Selanjutnya, sebanyak 24,5% memilih calon berdasarkan visi-misi dan program. Kemudian, ada pula sebanyak 14,5% responden yang memilih calon berdasarkan faktor agama.

Bila dirinci dari segi kualitas persona kandidat, menurut responden, jujur adalah aspek penting yang harus dimiliki oleh kandidat (41,3%), diikuti dengan pengalaman (24,8%), dan inovatif (11,8%).

Menanggapi hasil survei KIC, Dewan Pembina Perludem, Titi Anggraini, menyebut bahwa karakteristik Pilkada cenderung bersandar pada figur, berbeda dengan Pemilu Legislatif yang bobot lekatnya pada partai.

“Kalau ini kan figur ya. Otomatis figur-figur populer yang punya basis politik dan sosial kuat itu yang akan mudah diingat oleh masyarakat,” sebutnya.

Dia memandang hal menarik dari survei KIC terletak pada kekonsistenan pemilih, karena prioritas pemilih ada di rekam jejak pemimpin daerah dan yang memiliki kriteria jujur serta berpengalaman.

“Tapi ini hanya mungkin kalau pemilih mendapat informasi dan akses literasi politik yang baik. Jadi, kalaupun mereka berorientasi pada rekam jejak, tapi informasinya tidak terpapar, mereka akan rentan terkena pragmatisme (memilih berbasis hal-hal yang sifatnya gimik, simbolik, dan uang),” kata Titi.

14

Sentimen: positif (93.8%)