Sentimen
Positif (99%)
4 Jun 2024 : 06.00
Informasi Tambahan

Kasus: nepotisme

Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

4 Jun 2024 : 13.00 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

INI ada beberapa kalimat yang ditulis Presiden Republik Indonesia ke-6 (2004 - 2014), Susilo Bambang Yudhoyono dalam bukunya berjudul “SBY - Selalu Ada Pilihan - Untuk Pencinta Demokrasi dan Para Pemimpin Indonesia Mendatang“.

Buku ini ditulis tahun 2014, beberapa bulan sebelum ia melepaskan jabatannya.

Di bawah sub judul “Awas, Kekuasaan Itu Menggoda” (halaman 638), Yudhoyono mengatakan seperti berikut ini.

“Berkaitan dengan kekuasaan (power) ini, saya masih harus prihatin dengan fenomena yang sepertinya kurang pas, yang terjadi di negara kita. Apa yang saya maksud?” demikian kata SBY.

“Banyak pejabat di negeri ini yang dengan segala upaya ingin tetap memegang dan memperpanjang kekuasaan yang dimilikinya. Bukan rahasia lagi bahwa tidak sedikit gubernur, bupati, atau wali kota setelah dua kali berkuasa tetap ingin maju lagi sebagai wakil,“ demikian lanjut SBY.

“Ada juga yang dengan getol mempersiapkan istrinya untuk menjadi entah gubernur, bupati atau wali kota. Atau anak kandungnya yang rata-rata masih sangat muda dan nyaris belum memiliki pengalaman dan kapabilitas untuk memimpin daerah,” demikian tunjuk SBY.

“Memang semua ini tidak dilarang oleh undang-undang. Dan setiap orang pun memiliki hak politik untuk menjadi apa saja. Namun, tentu ada norma batas kepatutan yang perlu dianut oleh sebuah masyarakat yang baik (good society),” inilah kata-kata bijak berupa nasihat untuk para pemimpin negeri ini.

Ia tidak menyebut presiden dan tidak mengatakan adanya “usaha dengan segala cara” mendorong diubahnya ketentuan-ketentuan yang ada lewat gerak nepotisme dan kolusif.

Selain soal “tidak patutnya mendorong anaknya yang belum cukup umur menjadi pejabat tinggi”, SBY juga menuliskan tentang adanya rayuan dari pihak-pihak tertentu untuk mendorongnya memperpanjang masa jabatan atau untuk jadi presiden tiga kali masa jabatan.

SBY mengatakan, “beberapa menteri saya (sebaiknya tidak saya sebutkan siapa mereka) pernah diajak bicara oleh empat tokoh internasional, baik itu kepala pemerintahan maupun mantan, yang mengajukan pertanyaan kurang lebih begini.”

“Apa benar Presiden SBY tidak memungkinkan untuk maju kembali atau dipilih kembali?” (Lihat halaman 640 Buku “SBY - Selalu Ada Pilihan - Untuk Pencinta Demokrasi dan Para Pemimpin Indonesia Mendatang).

“Benar. Konstitusi kami memberikan pembatasan masa jabatan seorang presiden dua periode saja,” jawab menteri bersangkutan.

“Bagaimana kalau prestasinya baik. Apakah tidak ada jalan untuk memungkinkan ia dipilih kembali. Saya melihat, sekarang ini, di bawah Presiden Anda, Indonesia memiliki progres yang baik.”

Lalu, SBY bertanya kepada menteri-menteri yang membawa pertanyaan itu. “Lantas apa jawaban Anda?” tanya SBY penasaran.

Para menteri pemerintahan SBY pun menjawab seperti berikut. “Presiden SBY taat konstitusi. Sepanjang yang saya tahu Pak SBY juga tidak berminat untuk maju kembali. Apalagi harus mengubah konstitusi atau pun cara-cara lain.”

Sentimen: positif (99.9%)