Sentimen
Negatif (98%)
3 Jun 2024 : 14.10
Tokoh Terkait

Kabar Buruk Minyak, OPEC+ Bakal Kurangi Lagi Produksi-Sampai 2025

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

3 Jun 2024 : 14.10
Kabar Buruk Minyak, OPEC+ Bakal Kurangi Lagi Produksi-Sampai 2025

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara Pengekspor Minyak atau OPEC+ sepakat untuk menambah pengurangan produksi minyaknya hingga tahun 2025. Hal ini disepakati para anggota aliansi itu pada Minggu, (2/6/2024).

Mengutip pernyataan resmi yang dimuat oleh Saudi Press Agency, kelompok itu akan memperpanjang pemotongan sukarela sebesar hampir 1,7 juta barel per hari yang ditetapkan untuk habis masa berlakunya pada akhir tahun ini. Pengurangan ini kini akan diterapkan sepanjang tahun 2025.

-

-

Selain itu, kelompok kecil anggota OPEC+ juga akan memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari hingga akhir kuartal ketiga tahun ini. Pemangkasan ini awalnya hanya dijadwalkan berlangsung hingga akhir kuartal kedua.

"Jumlah pengurangan sebesar 2,2 juta barel per hari ini kemudian akan dipulihkan secara bertahap setiap bulan hingga akhir September 2025," bunyi pernyataan tersebut dikutip CNBC International, Senin (3/6/2024).

Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan bahwa langkah-langkah ini mempertimbangkan kondisi ekonomi global yang masih belum mampu membalikan harga minyak. Ia menggarisbawahi lemahnya harga seiring dengan suku bunga yang tinggi.

"Kami menunggu suku bunga turun dan arah pertumbuhan ekonomi yang lebih baik...bukan kantong pertumbuhan di sana-sini," katanya kepada Reuters.

OPEC+ telah melakukan serangkaian pengurangan produksi besar-besaran sejak akhir tahun 2022. Anggota OPEC+ saat ini memangkas produksi dengan total 5,86 juta barel per hari, atau sekitar 5,7% dari permintaan global.

Harga minyak mentah Brent telah diperdagangkan mendekati US$ 80 (Rp 1,3 juta) per barel dalam beberapa hari terakhir, di bawah harga yang dibutuhkan banyak anggota OPEC+ untuk menyeimbangkan anggaran mereka. Kekhawatiran muncul setelah lambatnya pertumbuhan permintaan di negara importir minyak utama, China.

Abdulaziz bin Salman mengatakan bahwa ada beberapa anggota mengambil pandangan yang sangat pesimistis terhadap permintaan. Ia menyebut kelompok itu akan terus mempertimbangkan langkah-langkah berikutnya secara hati-hati.

"OPEC+ melakukan pendekatan terhadap pertimbangan pasokan-permintaan dengan hati-hati. Mengenai prospek pengetatan pasar yang akan datang, saya akan mempercayainya ketika saya melihatnya," tambahnya.


[-]

-

Duh! Harga Minyak Mentah RI di Februari Naik Jadi US$ 80,09 Barel
(sef/sef)

Sentimen: negatif (98.1%)