PIKIRAN RAKYAT - Muncul temuan baru mengenai kecelakaan Ciater yang menewaskan 11 orang siswa-siswi SMK Lingga Kencana. Ternyata bus maut Trans Putra Fajar pernah terbakar.

Hal ini diketahui dari media social TikTok aku @rara_azura. Ia menceritakan jika bus maut Ciater tersebut pernah terbakar sebelum perjalanan naas tersebut dilakukan.

Bahkan diketahui juga ternyata bus berwarna hijau dan hitam tersebut sudah berganti nama. Dulunya bus tersebut bernama Maulana Trans.

Seperti apa detail ceritanya?

Viral di media sosial video dari akun TikTok @rara_azura. Tiga hari setelah kecelakaan tersebut, pada 14 Mei 2024, ia menceritakan jika bus mau kecelakaan Ciater tersebut pernah terbakar.

Terlihat memang bus yang digunakan pada saat kebakaran tersebut sama seperti yang terlibat kecelakaan di Ciater. Pelat nomornya juga sama yakni AD.7524.OG.

@rara_azura menceritakan jika bus naas tersebut ia tumpangi Bersama keluarganya saat menuju ke Bandung.

"Alhamdullilah, entah kebetulan atau memang Allah ingin memberikan kita sekeluarga hidayah. Laka lantas yang sedang viral itu menggunakan bus yang sama pada saat saya sekeluarga ingin jalan-jalan ke Bandung. Dan terjadilah, tragedi mesin terbakar. Hampir 1 bus tidak selamat. Tapi Alhamdullilah kita masih dalam lindungan Allah," kata akun tersebut.

Tampak memang bus tersebut menggunakan pelat nomor dan pelat nomor yang sama seperti kecelakaan. Terlihat di video sejumlah penumpang keluar saat bus berwarna hijau dengan dominasi hitam tersebut mengeluarkan asap dari bagian kabin dalamnya.

Yang cukup menarik ternyata diketahui bus maut ini sudah pernah berganti nama. Bus tersebut saat peristiwa kebakaran menggunakan nama 'Maulana Trans'. Ini menjadi indikasi jika bus sudah pernah berganti pemilik.

Sebelum menjadi milik Trans Putera Fajar, bus ini telah mengalami beberapa kali pergantian kepemilikan. Pemilik pertamanya adalah PO SAN (Siliwangi Antar Nusa), sebuah perusahaan otobus yang mengoperasikan rute lintas Sumatera. Setelah dijual pada tahun 2022, bus ini berpindah tangan beberapa kali, dari PO Aldo Trans, PO Jaya Guna Hage, PO Putera Pandawa Karya (PPK), PO Maulana Trans, hingga akhirnya diakuisisi oleh PO Trans Putera Fajar.

Selain itu, perubahan pada bodi bus juga mungkin menjadi faktor ketidakseimbangan bus ini. Awalnya, bus ini menggunakan karoseri Laksana dengan model Discovery. Namun, saat kecelakaan terjadi, bus telah dimodifikasi menjadi Super High Decker (SHD) yang memiliki ukuran dan bobot lebih besar

Dirlantas Polda Jabar Komisaris Besar Wibowo menyatakan jika pemilik bus Trans Putera Fajar kini dinyatakan jadi tersangka. Karena ia dianggap lalai dalam menjaga keamanan dan kualitas busnya.

"Bus yang terlibat dalam kecelakaan pernah terbakar sebelumnya pada tanggal 27 April 2024 KM 88 Cipularang," ucap Wibowo

Menurut Wibowo, pada saat terbakar di KM 88 Cipularang bus ini pun sedang adakan kegiatan wisata. "Hanya saja wisatanya dari arah lain," katanya.

Tersangka A yang merupakan orang yang mengoperasionalkan PO Bus juga mengetahui bahwa bus Putera Fajar Wisata ini pernah terbakar. Saat terbakar, bus sebelumnya menggunakan nama Trans Maulana Jaya, setelah terbakar berganti nama menjadi PO Putera Fajar Wisata.

"Tujuannya mengganti nama agar bus tidak dikenali sehingga bisa disewakan lagi. Tidak ada SOP dalam mengatasi bus yang bermasalah pada saat operasional atau mengangkut penumpang. " ucap Wibowo.***