Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Dubai
Partai Terkait
Tokoh Terkait
1 Juta Pengungsi Gaza Tinggalkan Rafah
iNews.id Jenis Media: Nasional
DUBAI, iNews.id - Badan PBB untuk urusan pengungsi Palestina UNRWA mengungkap sekitar 1 juta orang meninggalkan Kota Rafah, Jalur Gaza, sejak 3 pekan terakhir. Sebagian besar dari mereka mengungsi ke zona kemanusiaan Al Mawasi, masih di Gaza selatan.
Lokasi zona kemanusiaan yang diperluas itu sekitar 20 km dari tempat pengungsian di Rafah.
Baca Juga
Tank-Tank Israel Mulai Masuk Jantung Kota Rafah
Rafah disesaki sekitar 1,5 juta orang sebelum Israel melancarkan operasi militer sejak awal Mei. Itu berarti setengah lebih dari total penduduk Jalur Gaza yang mencapai 2,3 juta jiwa.
Operasi militer Israel ditentang komunitas internasional karena berpotensi menimbulkan korban sipil dalam jumlah besar.
Baca Juga
35 Warga Palestina Meninggal akibat Serangan Israel di Kota Rafah
Namun banyak warga Gaza mengeluhkan, tinggal di zona kemanusiaan tak menjamin mereka terbebas dari serangan pasukan Zionis. Para pengungsi tersebut ada yang berasal dari Gaza Utara, wilayah pertama yang menjadi sasaran operasi darat Israel pada akhir Oktober 2023.
Mereka kemudian diperintahkah mengungsi ke Gaza tengah dan selatan untuk menghindari serangan. Namun saat sudah berada di selatan, yakni Rafah, mereka diperintahkan pindah lagi oleh militer Zionis.
Baca Juga
Israel Bantai Banyak Keluarga yang Sedang Cari Perlindungan di Rafah, UNRWA: Neraka Dunia!
Selain itu serangan Israel juga tak pandang bulu, mengincar tempat apa pun, termasuk rumah sakit dan kamp pengungsi.
Serangan teranyar berlangsung pada Minggu (26/5/2024). Pasukan Zionis membombardir tenda pengungsi, menyebabkan 45 orang tewas.
Baca Juga
Tegang! Tentara Mesir Tewas Baku Tembak dengan Militer Israel di Perbatasan Rafah
Menurut UNRWA, meninggalkan Rafah bukan jaminan para pengungsi aman dari serangan.
"(Pengungsian) Terjadi di tempat yang tidak aman untuk dituju dan di tengah pemboman, kekurangan makanan dan air, tumpukan sampah, dan kondisi kehidupan yang tidak layak,” bunyi pernyataan, dikutip dari Reuters, Selasa (28/5/2024).
Kondisi tersebut diperparah dengan tak adanya bantuan kemanusiaan yang masuk. Memberikan bantuan, apalagi perlindungan, kepada pengungsi hampir mustahil.
Editor : Anton Suhartono
Sentimen: negatif (99.6%)