PIKIRAN RAKYAT - Kasus korupsi eks mantan Kementerian Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus bergulir panas. Kini, partai yang menaungi SYL diduga menikmati aliran dana korupsi tersebut. Ketua Umum DPP Partai Nasdem, Surya Paloh, bahkan disebut mengetahui adanya penggunaan dana dari Kementerian Pertanian (Kementan) untuk bantuan sembako dan hewan kurban Sapi yang kemudian dicap sebagai bantuan dari Partai Nasdem.

Keterangan tersebut terungkap dalam kesaksian mantan Staf Khusus Menteri Pertanian SYL, Joice Triatman, dalam sidang korupsi dengan terdakwa SYL di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Rabu 29 Mei 2024

Joice Triatman, yang juga menjabat sebagai Wakil Bendahara DPP Partai Nasdem, mengungkapkan bahwa Surya Paloh tidak mempermasalahkan penggunaan dana negara tersebut. Bahkan, Paloh dikatakan mendukung dan meminta agar bantuan tersebut tetap dijalankan.

"Saudara menyebutkan bahwa terkait dengan hewan kurban, sembako, telur, itu ada bantuan dari Kementan?" tanya tim kuasa hukum SYL dalam sidang itu.

"Kepada Pak Surya Paloh? Iya," jawab Joice.

"Bagaimana bahasa persisnya?" tanya kuasa hukum SYL lagi.

"Izin melaporkan bapak bahwa dalam tiga bulan terakhir ini sudah ada kegiatan a, b, c, dan d termasuk pembagian sembako dan pembelian hewan kurban dan sebagainya, itu semua bantuan yang berasal dari Kementan," jelas Joice menirukan laporannya kepada Paloh.

Baca Juga: SYL Bantah Keluarganya Ikut Atur Jabatan Stafsus Mentan: Saya Tidak Pernah Diintervensi Keluarga

Menurut Joice, Surya Paloh merespons laporan tersebut dengan positif. "Baik, bagus, jalankan," kata Joice menirukan tanggapan Paloh.

Dalam sidang tersebut, Joice juga mengakui bahwa organisasi sayap Partai Nasdem, Garda Wanita (Garnita) Malahayati, telah membagikan 6.800 paket sembako yang didanai oleh Kementan. Paket sembako ini disalurkan ke 34 provinsi di Indonesia.

Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa Partai Nasdem pernah membagikan 34 ekor sapi untuk Idul Adha di seluruh provinsi, yang dananya juga berasal dari Kementan.

Kesaksian ini muncul dalam kasus korupsi yang menjerat Syahrul Yasin Limpo, Kasdi Subagyono, serta Muhammad Hatta. Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK mendakwa SYL melakukan pemerasan hingga Rp 44,5 miliar.

Sejak awal menjabat sebagai Mentan RI pada tahun 2020, SYL diduga meminta pengumpulan uang 'patungan' dari semua pejabat eselon I di Kementan untuk keperluan pribadinya.***