Sentimen
Negatif (99%)
29 Mei 2024 : 13.55
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Gunung

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Longsor Papua Nugini Timbun 2.000 Orang, Alat Berat Tak Bisa Jangkau Lokasi

iNews.id iNews.id Jenis Media: Nasional

29 Mei 2024 : 13.55
Longsor Papua Nugini Timbun 2.000 Orang, Alat Berat Tak Bisa Jangkau Lokasi

JENEWA, iNews.id - Pengiriman alat berat untuk mencari korban tanah longsor di Yambali, Papua Nugini (PNG) terhambat akibat runtuhnya jembatan yang berada di jalur utama. Pasokan bantuan untuk warga terdampak bencana di Yambali, Provinsi Enga, juga terpengaruh.

Juru Bicara badan PBB Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) Itayi Viriri mengatakan, alat berat yang dikirim ke lokasi gempa harus mengambil jalur alternatif, memutar jauh lebih panjang dan lama. Kondisi tersebut sangat berpengaruh dalam pencarian korban yang sampai hari ini sudah memasuki 4 hari hingga hari ini.

Baca Juga

Penampakan Dahsyatnya Longsor Papua Nugini Timbun 2.000 Orang, Batu-Batu Besar Berserakan

“Jadi apa yang terjadi adalah (runtuhnya jembatan) telah memutus jalan raya utama yang mengarah ke (provinsi) Enga,” kata Viriri, dalam konferensi pers dari Jenewa, Swiss, dikutip dari Reuters, Selasa (28/5/2024). 

Kondisi diperparah dengan hujan yang masih turun, membuat jalan yang masih tanah menjadi licin. Selain itu hujan membuat tanah di lokasi longsor menjadi tak stabil, membahayakan nyawa tim penyelamat.

Baca Juga

Longsor Papua Nugini Timbun 2.000 Orang, Pemerintah Evakuasi 8.000 Warga di Jalur Bahaya

Sebelumnya pemerintah meminta ribuan warga yang tinggal di jalur longsor untuk mengungsi. Tanah di area tersebut tak stabil dan masih terus bergeser.

Longsor terjadi akibat runtuhnya perbukitan yang dipenuhi bebatuan besar pada Jumat dini hari pekan lalu. Akibatnya lebih dari 2.000 orang diperkirakkan terkubur longsor. 

Baca Juga

Kemlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Tanah Longsor di Enga Papua Nugini

Para pejabat mengatakan peluang untuk menemukan korban selamat dari puing-puing longsor sangat kecil karena sudah 4 hari tertimbun. Tinggi timbunan bercampur batu-batu besar yang mencapai 8 meter serta tanah yang masih tak sabil menyulitkan petugas untuk mencari korban.

“Daerah longsor sangat tidak stabil. Ketika kami di sana sering mendengar ledakan besar di lokasi gunung itu berada, masih ada bebatuan dan puing-puing yang berjatuhan,” kata Ketua Komite Bencana Provinsi Enga, Sandis Tsaka, dikutip dari Reuters, Selasa (28/5/2024).

Dia menambahkan salah satu penyebab longsor masih terjadi karena banyak warga yang menggali dan menarik bebatuan sehingga tanah di atasnya tergerus.

Peralatan berat serta bantuan lain juga lambat tiba karena akses terputus serta medan yang berbahaya. Faktor lain adalah perang antar-suku di daerah tersebut yang memaksa militer mengawal konvoi tim bantuan.

Tsaka mengatakan, pemerintah telah mengumumkan keadaan darurat di seluruh zona bencana dan daerah sekitar yang berdampak kepada sekitar 4.500 hingga 8.000 jiwa. Meski demikian belum semua warga diperintahkan mengungsi.

Editor : Anton Suhartono

Sentimen: negatif (99.8%)