Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Jasa Marga
Grup Musik: APRIL
Kasus: Kemacetan, kecelakaan
Tokoh Terkait
Djoko Setijowarno
Jalan ke Lokasi Pariwisata Tak Penuhi Standar Keselamatan Bus, Menambah Risiko Kecelakaan
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Akses jalan ke kawasan pariwisata banyak yang tidak memenuhi standar keselamatan. Sistem operasional bus pariwisata yang buruk menambah risiko kecelakaan lalu lintas berdasarkan catatan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
“Jalan-jalan menuju destinasi wisata hampir semuanya adalah jalan substandar (tidak sesuai regulasi) yang memiliki hazard dan berpotensi risiko rem blong bagi kendaraan besar,” kata Pengamat transportasi Djoko Setijowarno, Minggu, 26 Mei 2024.
Kepada Kontributor Pikiran Rakyat Hilmi Abdul Halim, ia menjelaskan kondisi jalan itu akan menyulitkan pengemudi bus pariwisata. Terutama, pengemudi yang tidak mengenal rute dan kerap menggunakan gigi tinggi saat jalan turun.
Djoko yang merupakan Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata menyoroti panjang jari-jari tikungan dan lebar lajur yang tidak ramah bagi kendaraan besar, yakni rata-rata sepanjang 12 meter dan lebar 2,5 meter.
“Hal inilah yang sering kali mencelakakan bus wisata karena mereka dituntut harus mengantar ke tujuan wisata oleh penggunanya,” tuturnya. Analisisnya itu didukung catatan KNKT yang dikeluarkan pada Mei 2024 menanggapi maraknya kecelakaan bus pariwisata belakangan ini.
Menurut catatan itu, kecelakaan yang melibatkan bus pariwisata memiliki dua pola. Yakni, bus mengalami rem blong di jalan yang substandar dan pola kedua adalah microsleep akibat pengemudi yang mengalami kelelahan dalam mengemudi.
Pola tersebut biasanya dipicu oleh karakteristik angkutan pariwisata yang tidak diatur trayek dan waktu operasionalnya. Alhasil, bus bisa beroperasi di mana saja dan kapan saja tanpa ada batas aturannya.
“Kemudian, hampir semua pengguna membuat itinerary perjalanan sungguh tidak manusiawi. Aktivitas dari pagi hingga sore untuk berwisata, kemudian malamnya berada di jalan untuk pulang dan tidak memberi waktu pengemudi untuk beristirahat,” tutur Djoko.
Karakteristik bus pariwisata seperti itu juga cenderung memanfaatkan bus bekas hasil peremajaan. Oleh karena itu, Djoko meyakini banyak bus pariwisata yang nekat beroperasi tanpa izin di lapangan.
“Semua kecelakaan bus wisata yang diinvestigasi KNKT adalah bus tanpa izin yang merupakan bus bekas peremajaan dari bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) atau AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi),” katanya meyakinkan.
Arus Balik WaisakSementara itu, arus lalu lintas di sejumlah jalan tol terpantau padat selama libur panjang akhir pekan lalu. Bahkan, petugas kepolisian terpaksa memberlakukan rekayasa lawan arah (contraflow) untuk mengantisipasi kemacetan.
Jasa Marga mencatat sebanyak 393.121 kendaraan bertransaksi di gerbang tol ruas Tol Padalarang-Cileunyi. Jumlah tersebut diklaim meningkat 2,96 persen dibanding volume lalu lintas transaksi normal yaitu 381.828 kendaraan.
Pada Sabtu, 25 April 2024, jumlah kendaraan yang kembali tercatat lebih tinggi dibandingkan kendaraan yang meninggalkan wilayah Jakarta dan sekitarnya. Hal itu diakui Marketing & Communication Department Head Jasa Marga, Faiza Riani.
“Untuk lalin meninggalkan Jabotabek di empat gerbang tol utama pada H+2 (Hari Raya Waisak 2024) tersebut, tercatat sebanyak 145.975 kendaraan, lebih rendah 11,15 persen dari lalu lintas normal,” kata Faiza dalam keterangannya.***
Sentimen: negatif (100%)