Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Garuda Indonesia
Event: Olimpiade
Kab/Kota: Paris
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Harga Tiket Nonton Timnas Indonesia Naik Drastis, Butuh Biaya Jadi Alasan PSSI
Harianjogja.com Jenis Media: News
Harianjogja.com, JOGJA—Harga tiket pertandingan Timnas Sepak Bola Indonesia naik drastis. Kenaikan itu sebagai upaya menambah biaya operasional Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Pada Juni 2024, Timnas Indonesia memiliki dua pertandingan pamungkas pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Indonesia akan menjamu Irak pada 6 Juni 2024 dan menjamu Filipina pada 11 Juni 2024. Kedua laga tersebut berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Saat PSSI merilis harga tiket, ada kenaikan mencapai lebih dari 100 persen. Tiket termurah seharga Rp250.000 untuk kategori Upper Garuda atau tribune atas, seharga Rp450.000 untuk tiket terusan atau langsung untuk dua pertandingan. Saat pertandingan melawan Vietnam sebelumnya, tiket untuk kategori yang sama dijual seharga Rp100.000.
BACA JUGA : Harga Tiket Terusan Laga Timnas Indonesia diKualifikasi Piala Dunia 2026, Paling Murah Rp450 Ribu
Sementara untuk kategori Garuda North (tribune Utara) dan Garuda South (tribune Selatan) harganya senilai Rp550.000. Untuk dua pertandingan atau harga terusan senilai Rp1 juta. Padahal untuk tiket kategori yang sama ketika kontra Vietnam dijual seharga Rp200.000.
Berlanjut ke kategori Garuda West (tribune Barat) dan Garuda East (tribune Timur) seharga Rp850.000. Jika membeli tiket terusan menjadi Rp1,5 juta. Saat pertandingan kontra Vietnam sebelumnya, tiket kategori ini dijual seharga Rp400.000. Tiket termahal masuk dalam kategori Premium West (VIP Barat) dan Premium East (VIP Timur) yang dijual dengan harga Rp1,25 juta. Saat pertandingan melawan Vietnam dulu, tiket kategori ini dijual seharga Rp750.000.
Menanggapi kenaikan harga tiket pertandingan Timnas Indonesia, EXCO PSSI, Arya Sinulingga, mengatakan harga tiket pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 untuk pendanaan timnas. Arya menjelaskan kenaikan harga tiket dua pertandingan kandang Skuad Garuda menghadapi Irak dan Filipina yang mencapai lebih dari 100 persen untuk biaya akomodasi tim asuhan Shin Tae-yong tersebut.
Semakin Timnas Indonesia berprestasi, lanjut Arya, perlu juga dibarengi dengan dana akomodasi tim yang besar. "Perlu kalian tahu, ini memang berat sekali bagi kami PSSI untuk membuat harga seperti sekarang ini. Kenapa? Karena kalau timnas-nya makin kuat, butuh pendanaan makin besar," kata Arya, Kamis (16/5/2024).
Untuk gambaran, selama perhelatan Piala Asia U-23 2024 dan pertandingan play-off Kualifikasi Olimpiade Paris 2024, terdapat pembiayaan akomodasi yang bertambah. Arya mengklaim PSSI tidak mencari untung. Dana yang masuk, salah satunya untuk membiayai Timnas Indonesia.
"Memang ada hak siar, tapi itu tidak cukup. Maka, salah satunya dari tiket juga. Walaupun dari tiket dibandingkan dari yang lain masih kecil juga. Jadi, minta maaf sekali, terpaksa kami lakukan hanya untuk timnas kita bisa bertanding tanpa memikirkan uang, yang mereka tahu hanya bertanding. Sekali lagi saya minta maaf," katanya.
Menurunkan AntusiasmeNaiknya harga tiket pertandingan Timnas Indonesia tidak hanya terjadi pada tahun 2024 ini. Pada Kualifikasi Piala Dunia tahun 2022, tiket pertandingan Timnas Indonesia juga naik.
Menurut pengamat sepak bola, Supriyono Prima, harga tiket yang ditetapkan PSSI kala itu terlalu mahal. Saat harga tiket terlalu mahal, ada kekhawatiran suporter yang datang ke Stadion Gelora Bung Karno (GBK) akan sedikit.
BACA JUGA : Harga Tiket Indonesia Lawan Irak dan Filipina Banyak Dikritik, PSSI: Timnas Butuh Dana Besar
"Khawatir tidak akan banyak suporter yang akan hadir atau dukung timnas untuk bisa meraih hasil penuh di GBK nanti. Untuk tanggungan pajak, asuransi, dan lain sebagainya, kenapa seolah-olah harus dibebankan kepada suporter ya?" kata Supriyono.
Supriyono mengibaratkan orang tua punya masalah keuangan, anak atau siapapun tidak boleh atau tidak harus tahu masalah itu. Supriyono berharap mahalnya harga tiket pertandingan Timnas Indonesia bukan karena PSSI tengah mencari keuntungan. Dia ingin PSSI bisa melayani pecinta sepak bola Indonesia dengan baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentimen: negatif (93.8%)