AKURAT.CO Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI kian dicap sebagai lembaga terburuk, karena berbagai kasus terus menghinggapi sosok sang Ketua KPU RI, Hasyim Asy'ari.

Sekretaris Jenderal Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Kaka Suminta mengatakan, melihat situasi saat ini membuat semakin lemah kedudukan KPU karena dinilai sudah tidak berintegritas.

Terlebih, kasus dugaan asusila Hasyim Asy'ari terhadap seorang perempuan yang notabene sebagai Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Den Haag, Belanda, menambah daftar catatan buruknya yang dilabeli sebagai penjahat kelamin.

Baca Juga: Korban Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari Minta Perlindungan LPSK

"Ini khusus (kasus) Ketua KPU kan bukan baru ya, bahkan kalau kita perhatikan berulang untuk kasus model begini," kata Kaka kepada wartawan, Kamis (23/5/2024).

Menurut dia, berbagai kasus yang menimpa sosok Ketua KPU ditambah dengan banyaknya catatan dalam Pemilu 2024 yang dinilai amburadul, membuat kualitas kinerja lembaga penyelenggara pemilu Indonesia telah disorot Lembaga pemantau asing, kaitannya dengan hasil penyelenggaraan pemilu.

"Jadi kalau kita lihat bahkan terkonfirmasi bahwa lembaga pemantau asing Anfrel (Asian Network for Free Elections), kemudian teman-teman di HAM International United Nation itu bahkan bertanya-tanya ada apa dengan pemilu di Indonesia?" sambungnya

Oleh karena itu, kasus dugaan asusila Ketua KPU terhadap PPLN Den Haag berinisial CAT, mengakumulasi kebobrokan lembaga penyelenggara pemilu yang berimbas pada penyelenggaraan pemilu.

"Ini terjadi pelemahan terhadap penyelenggara pemilu dan juga pelemahan terhadap penyelenggaraan pemilu," tuturnya.