LENGKONG, AYOBANDUNG.COM – Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menanggapai isu duet dirinya dengan Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta 2024.

Dalam pernyataannya tersebut, Ahok secara tegas menolak untuk diduetkan dengan Ahok pada Pilgub DKI Jakarta 2024 mendatang.

Lalu, apa alasan Ahok menolak berpasangan dengan Anies Baswedan pada Pilgub DKI Jakarta 2024 mendatang?

Baca Juga: Gaji 13 Pensiunan PNS Dibayarkan sebelum Idul Adha atau Sesudahnya? Begini Kata PT Taspen

Dalam saluran YouTube Merry Riana, Ahok mengatakan bahwa dirinya masih belum tahu apakah akan ikut kontestasi Pilgub DKI Jakarta 2024 atau tidak.

Namun, dirinya memastikan bahwa duetnya dengan Anies Baswedan tidak akan pernah terjadi.

“Itu mustahil, tidak ada ceritanya Ahok bersatu dengan Anies Baswedan,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017 tersebut.

Saat ditanya alasannya, Ahok mengatakan bahwa pidato Anies Baswedan saat dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2017 lalu dinilainya tidak pantas.

“Waktu dia menang Pilgub DKI Jakarta 2017, saya langsung ucapkan selamat karena itu sudah takdir tuhan,” katanya.

Baca Juga: Warga Harap Bersabar! Hasil Lelang Tol Getaci Nihi, Ternyata Hal ini Penyebabnya

“Akan tetapi, pada saat dilantik dia membacakan pidato yang bersifat memecah belah bangsa,” tambah Ahok kecewa

Diketahui, dalam pidato pelantikannya sebagai gubernur, Anies Baswedan mengatakan bahwa berhasil membebaskan pribumi Jakarta dari penjajah.

Hal tersebut membuat Ahok kecewa karena dirinya juga merupakan seorang warga negara Indonesia yang mematuhi undang-undang.

Bahkan, Ahok menyebut Anies Baswedan bukanlah seorang negarawan karena pidatonya tersebut.

“Anies seharusnya tidak usah berkata seperti itu, bagi saya dia bukanlah seorang negarawan,” tutupnya.

Sebelumnya, banyak informasi beredar mengenai isu duet Ahok dan Anies Baswedan pada Pilgub DKI Jakarta 2024.

Banyak pengamat yang memprediksi bahwa kedua tokoh ini akan menang telak jika diduetkan.

Namun, dikarenakan Ahok dan Anies Baswedan merupakan rival abadi rasanya duet tersebut mustahil terbentuk di Pilgub DKI Jakarta 2024.***