Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Penghayatan Kebangkitan Nasional Melalui Kedamaian Waisak
Akurat.co Jenis Media: News
AKURAT.CO Peringatan Hari Raya Waisak tahun ini yang berdekatan dengan Hari Kebangkitan Nasional memberikan momentum penting bagi Indonesia untuk merenungkan semangat persatuan dan kesatuan, sebagaimana diusung oleh Budi Utomo serta nilai-nilai luhur ajaran Buddha.
Dua peristiwa bersejarah ini menjadi kesempatan untuk memperkuat ikatan kebangsaan dan keharmonisan antarumat beragama demi mewujudkan Indonesia yang damai dan sejahtera.
Menguraikan semangat patriotisme era modern dalam Hari Kebangkitan Nasional serta kaitannya dengan ajaran Buddha, Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) periode 2022-2026, Prof. Dr. Philip Kuntjoro Widjaja, menjelaskan pentingnya mengingat kembali nilai persatuan dan kesatuan yang dulu diusung oleh organisasi Budi Utomo.
Baca Juga: Sejarah Hari Raya Waisak, Menjadi Peringatan 3 Peristiwa Penting Umat Buddha
"Saya kira nasionalisme di zaman Budi Utomo sudah terbentuk walaupun pemahaman akan kepentingan nasional masih kabur. Saat ini semua orang sudah merasa dirinya adalah Indonesia. Namun, kita perlu langkah yang lebih konkret untuk memperjelas dan memperkuat nasionalisme. Dalam agama Buddha, misalnya, organisasi seperti Persatuan Umat Buddha Indonesia bekerja keras untuk menciptakan kesatuan dan persatuan sesuai dengan kebijakan moderasi beragama yang digulirkan pemerintah," paparnya dalam keterangan yang diterima Jumat (24/5/2024).
Moderasi beragama menjadi narasi yang memiliki urgensi tinggi demi mengisi ruang publik yang terlalu sesak dengan propaganda kaum radikal.
Ancaman doktrinasi ekstrem kanan atau ideologi transnasional agaknya perlu diimbangi dengan menjelaskan kembali falsafah Indonesia, sesuai dengan yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa.
Menurut Prof. Philip, kearifan lokal adalah fondasi yang harus dipertahankan.
Pemikiran dari luar yang tidak sejalan dengan kearifan lokal bisa membawa perubahan, baik yang positif maupun negatif.
Maka, dalam memandang masalah, masyarakat harus mengambil sikap yang tepat dan memastikan hal tersebut sejalan dengan nasionalisme Indonesia.
"Penting untuk membangun komunikasi lintas agama yang baik untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan pemahaman antarumat beragama. Dengan saling memahami dan menghormati, kemungkinan terjadinya gesekan bisa diminimalkan dan kita dapat bekerja sama membangun bangsa serta meminimalisasi dampak ideologi transnasional," jelasnya.
Baca Juga: Intip 7 Artis yang Rayakan Hari Raya Waisak, Ada yang Dulunya Islam
Sebagai akademisi yang aktif di berbagai kegiatan sosial, Prof. Philip juga mengulas tema perayaan Waisak 2024 yaitu "Kesadaran Keberagaman, Jalan Hidup Luhur, Harmonis dan Bahagia" serta penerapannya dalam dunia nyata.
"Tema ini tentunya bukan hal yang baru tapi selalu relevan untuk diingatkan kembali, terutama saat dunia sedang berguncang. Kesadaran keberagaman, jalan hidup luhur, harmonis dan bahagia perlu terus diingatkan untuk membentuk NKRI yang solid dan kuat. Melalui berbagai kegiatan lintas agama, kita dapat memperkuat ikatan persaudaraan dan saling memahami, yang pada akhirnya menciptakan masyarakat yang harmonis dan bahagia," tambahnya.
Sentimen: positif (100%)