Sentimen
Negatif (86%)
23 Mei 2024 : 11.58
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung, Semarang, Surabaya, Samarinda, Ambon, Yogyakarta, Pontianak, Banda Aceh, Jayapura, Banjarmasin, Kendari, Mamuju, Serang, Bandar Lampung, Palembang, Pekanbaru, Manado, Denpasar, Pangkal Pinang, Palangkaraya

Kasus: kebakaran

Tokoh Terkait

BMKG: Hujan Ringan Guyur Sebagian Besar Wilayah Indonesia

23 Mei 2024 : 18.58 Views 1

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

BMKG: Hujan Ringan Guyur Sebagian Besar Wilayah Indonesia

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa pada Kamis, sebagian wilayah ibu kota provinsi di Indonesia akan mengalami hujan ringan.

Berdasarkan data dari situs BMKG, beberapa kota yang diprediksi akan mengalami hujan ringan pada siang hari ini adalah Gorontalo, Palangkaraya, Tarakan, Tanjung Pinang, Bandar Lampung, Ambon, Kota Jayapura, Manokwari, Mamuju, dan Manado. Kota Kendari dan Makassar diperkirakan akan mengalami hujan dengan intensitas sedang.

Selain itu, BMKG mengeluarkan peringatan untuk waspada terhadap hujan disertai petir yang berpotensi terjadi di wilayah Banjarmasin dan Samarinda. Sementara itu, Kota Medan diprakirakan akan mengalami hujan lebat dengan tingkat kelembapan antara 70-95%.

Beberapa wilayah lain diperkirakan akan berawan pada siang hari ini, termasuk Palembang, Pontianak, Bandung, Jakarta Pusat, dan Yogyakarta. Kota Banda Aceh diprediksi akan berawan tebal.

Sedangkan cuaca cerah berawan berpotensi terjadi di Denpasar, Serang, Bengkulu, Jambi, Semarang, Surabaya, Pangkal Pinang, Kupang, dan Pekanbaru. Kota Padang diprediksi cerah dengan suhu antara 25-32 derajat Celsius.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memiliki dampak positif di tengah perubahan iklim yang semakin cepat.

Hal ini disampaikan oleh Dwikorita saat pertemuan bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia, Abdelmonaam Belaati, pada acara World Water Forum 2024 di Bali.

"Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi, memang negara kita banyak menderita akibat bencana dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," ujar Dwikorita, dikutip dari ANTARA.

Ia juga menyebutkan bahwa TMC dapat digunakan untuk mitigasi bencana akibat cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim, seperti yang terjadi selama fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019, di mana banyak wilayah mengalami kekeringan dan kebakaran hutan.(*)

Sentimen: negatif (86.5%)