Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Rezim Orde Baru, Rezim Orde Lama
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Dradjad Wibowo
Hendropriyono
Ada Penolakan Sjafrie Sjamsoeddin Jadi Menteri, Hendropriyono Duga Ada Permainan
Detik.com Jenis Media: News
Mantan Kepala BIN Hendropriyono menanggapi soal adanya penolakan terhadap Sjafrie Sjamsoeddin masuk Kabinet Prabowo-Gibran. Hendropriyono menduga ada yang bermain soal penolakan terhadap Sjafrie.
Hendropriyono lebih dulu menjelaskan Sjafrie adalah seorang prajurit yang telah lama berkarir, bahkan ikut dalam gelombang reformasi. Dirinya juga menolak narasi yang mengaitkan Sjafrie dengan orde baru.
"Jadi menurut saya itu tidak, Sjafrie Sjamsoeddin disebut dan orde baru. Orde lama, orde baru, orde sekarang ini adalah satu fakta sejarah, kita jangan memungkiri sejarah, karena itu masa lalu adalah masa sekarang yang sudah lewat," kata Hendropriyono kepada wartawan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (17/5/2024).
Hendropriyono mengatakan semua orang tidak bisa memilih lahir pada zaman apa. Termasuk dirinya yang telah mengikuti era orde lama hingga orde baru.
"Seperti saya malah masuk orde lama zaman Bung Karno. Jadi sampai sekarang ya saya ikut dalam perubahan, karena dunia ini kan berubah keadaannya," kata dia.
Karena itu jika ada pihak yang coba menjelekkan nama Sjafrie, Hendroproyono menilai ada permainan. Terlebih lagi jika ada pihak yang coba mengaitkan Sjafrie dengan orde baru.
"Kalau mengincar kepada Sjafrie Sjamsoeddin itu ada yang main ini, pasti. Kan semuanya sama, Sjafrie, saya dengan semuanya dulu ikut. Bahkan tadi saya bilang, saya sejak orde lama, orde baru, reformasi. Itu adalah fakta sejarah dan itu adalah suatu hal yang ya biasa saja kita bangsa Indoensia," katanya.
"Menurut saya justru Sjafrie Sjamsoeddin itu orangnya pintar, profesional juga, saya rasa orangnya tidak kenal saja, siapa yang kenal Sjafrie Sjamsoeddin akan kenal sama dia," tambah dia.
Lebih lanjut, Hendropriyono juga menyebut tak perlu takut akan kebangkitan orde baru karena itu merupakan sejarah. Yang terpenting, katanya, yakni hal buruk di masa lalu diperbaiki di masa sekarang.
"Yang penting kan kita semua, kita perbaiki sistem yang salah. Sekarang berjalan sudah on the track kita sudah benar. Ini dampak-dampak yang negatifnya ini seperti moral rendah," sebutnya.
Adapun sentimen negatif itu muncul dari penolakan kelompok masyarakat yang menamakan diri sebagai Masyarakat Papua Anti Toxic Orde Baru beredar di masyarakat. Dalam rekaman video yang beredar, kelompok tersebut memuat pesan penolakan atas peluang Sjafrie Sjamsoeddin sebagai menteri di kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.
Kelompok itu mengungkit latar belakang Sjafire yang dianggap bagian dari orde baru. Mereka juga meminta adanya keterwakilan orang Papua dalam kabinet era Prabowo-Gibran mendatang.
"Kami masyarakat Papua menolak dengan tegas Sjafrie Sjamsoedin masuk pemerintahan Prabowo-Gibran karena Sjafrie Sjamsoedin adalah bagian dari rezim orde baru," kata perwakilan Masyarakat Papua Anti Toxic Orde Baru.
Tanggapan TKN Prabowo-Gibran
Ketua Dewan Pakar PAN dan anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Dradjad Wibowo, pun buka suara terkait suara penolakan kepada Sjafrie Sjamsoeddin. Dia mengatakan sosok Sjafrie telah memiliki rekam jejak yang mumpuni.
"Dalam pemerintahan Presiden Megawati, dia dipercaya sbg Kapuspen TNI. Dalam pemerintahan Presiden SBY, dia menjadi Sekjen Dephan dan Wamen Pertahanan. Jaman Presiden Jokowi, dia menjadi Asisten Khusus Menhan," kata Dradjad saat dihubungi, Jumat (10/5).
Dradjad menegaskan Sjafrie tidak memiliki riwayat negative dalam karir pemerintahannya. Dia menyinggung rekam jejak keluarga Sjafrie pun ikut dipantau seiring jabatan strategis yang pernah diembannya.
"Sebagai mantan Ketua DISK BIN, saya tahu betul, untuk jabatan-jabatan sestraregis itu, orang wajib lolos uji intelijen BIN. Yang diintelin bukan hanya pekerjaannya, tapi rekam jejak pribadi dan keluarganya juga. Jika ada catatan negatif, apalagi toxic atau berbahaya bagi NKRI, tidak mungkin lolos," katanya.
(ial/idn)Sentimen: negatif (99.9%)