Sentimen
Negatif (61%)
16 Mei 2024 : 20.39
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak, Ramadhan

Kab/Kota: bandung, Cianjur

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Ada Upaya Membangun Dinasti Kekuasaan di Cianjur, CRC : Cawe Cawe Sekpri, Wabup dan Sekda Dianggap Tak Ada

17 Mei 2024 : 03.39 Views 1

Ayobandung.com Ayobandung.com Jenis Media: Nasional

Ada Upaya Membangun Dinasti Kekuasaan di Cianjur, CRC : Cawe Cawe Sekpri, Wabup dan Sekda Dianggap Tak Ada

CIANJUR, AYOBANDUNG.COM — Enam bulan menjelang pelaksanaan Pilkada Cianjur 2024 mendatang, sejumlah pihak menilai Bupati Cianjur H Herman Suherman cawe cawe Sekretaris Pribadi (Sekpri) Muhamad Solih alias Ibang menjadi bakal calon bupati.

Bahkan, dalam beberapa kesempatan didapuk menerima tamu dari berbagai kalangan, termasuk sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) sesuai perintah Bupatj Cianjur.

Selain cawe cawe Ibang sebagai bakal calon bupati di Pilkada Cianjur 2024 dengan menerima tamu penting, pengamat menilai Bupati tidak menganggap tidak ada Wakil Bupati TB Mulyana Syahrudin dan Sekretaris Daerah (Sekda).

Baca Juga: Relawan Giring Jokowi Jadi Sekjen PBB daripada Masuk Partai, Ini Tanggapan Ketum Solmet

Pasalnya, protokoler yang sudah berlaku dalam pemerintahan, apabila Bupati berhalangan menerima tamu, makan diterima Wakil Bupati. Kalau masih berhalangan, maka Sekda yang menerima.

Direktur CRC, Anton Ramadhan menilai, kemunculan Ibang tersebut diduga sebagai strategi atau langkah antisipasi Herman jika seandainya ia benar-benar tak bisa maju pada Pilkada 2024 sebagai calon bupati, yang langkahnya berpotensi terganjal oleh putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

"Diduga ada upaya membangun dinasti kekuasaan, bukan dengan anggota kekuarga, tetapi melalui sekpri buoati. Tapi saya tekankan, ini hanyalah sebuah analisa atau prediksi. Cukup dengan logika dasar saja. Seorang sekpri bupati tiba-tiba percaya diri nyalon bupati. Bahkan ketika secara etika gaya kampanyenya kurang baik, yakni mempromosikan diri seolah dia sudah seperti bupati atau seolah pantas menggantikan peran bupati, namun tak ada teguran sama sekali dari Herman," ujar Anton Ramadhan pada wartawan, Rabu 15 Mei 2024.

Baca Juga: Ada Kemungkinan Gaji ke-13 Tidak Dibayar Bulan Juni, Sri Mulyani Akan Transfer ke Pensiunan PNS Tanggal...

Ia menyontohkan, sosok Ibang pernah ditampilkan di salah satu media, ia tengah menerima tamu di Pendopo Cianjur, Kapasitas dan posisi duduk yang sepantasnya dilakukan oleh bupati, diambil alih oleh seorang sekpri.

Menurutnya, kejadian tersebut seolah meniadakan peran Wakil Bupati atau Sekda Cianjur.

"Kita bisa lihat dari gelagatnya. Prediksi saya, niat Ibang nyalon bupati itu bukan inisiatif sendiri, tapi diduga rencana bersama Herman juga. Istilah tepatnya mungkin sedang cek ombak. Jika surveinya bagus, bukan tidak mungkin Ibang akan menjadi calon bupati dan Herman nyalon sebagai wakil bupati. Tak ada yang tak mungkin dalam politik. Rencana ini logis jika seandainya Herman terganjal putusan MK tak bisa nyalon bupati lagi," bebernya.

Baca Juga: Ini Harga Hewan Kurban di Sekitar Soreang Kabupaten Bandung, Ada yang Capai Rp35 Juta

Anton mengingatkan, sosok Ibang begitu fenomenal. Bahkan, sambung dia, segudang isu miring kerap menghampiri seorang tenaga kerja sukarela (TKS) yang satu ini, baik isu pribadi terkait pembelian kendaraan mewah, maupun isu yang diberitakan media nasional terkait tudingan memperjualbelikan jabatan senilai Rp500 juta hingga Rp1 M.

"Bisa dicek di sejumlah media, Ibang pernah dituding memperjualbelikan jabatan bagi ASN (aparatur sipil negara) yang ingin menjabat kepala OPD (organisasi perangkat daerah). Jadi, Ibang ini diduga memiliki kedekatan luar biasa dengan Herman, bahkan disebut-sebut memiliki pengaruh kuat di lingkungan Pemkab Cianjur," ungkapnya.

Terkait putusan MK yang bisa mengganjal Herman tidak bisa mencalonkan sebagai bupati pada Pilkada 2024, Anton menegaskan, putusannya tak bisa lagi diganggu gugat.

Hal yang masih jadi perdebatan, sambung Anton, yakni ketepatan waktu masa jabatan Herman, apakah sudah dihitung dua periode atau belum.

"Versi CRC sudah dua periode, ketika ada pihak lain yang menilai belum dua periode, itu sah-sah saja, karena itu pendapat. Tapi intinya, karena masih ada keraguan, diduga kemunculan Ibang ini menjadi langkah antisipasi Herman,” tandasnya.***

Sentimen: negatif (61.5%)