Sentimen
Positif (99%)
16 Mei 2024 : 19.27
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Ngasem

Kasus: stunting

15 Kelurahan di Jogja Masih Belum Mampu Tekan Stunting, Ini yang Dilakukan Pemerintah

Harianjogja.com Harianjogja.com Jenis Media: News

16 Mei 2024 : 19.27
15 Kelurahan di Jogja Masih Belum Mampu Tekan Stunting, Ini yang Dilakukan Pemerintah

Harianjogja.com, JOGJA—Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Jogja mencatat prevalensi stunting di Kota Jogja berdasarkan survei kesehatan Indonesia (SKI) pada 2023 mencapai 16,8 persen. Angka ini meningkat jika dibanding tahun 2022 yang hanya 13,8 persen. Sementara Pemkot Jogja memasang target prevalensi stunting maksimal 12 persen.

Kepala Bappeda Kota Jogja Agus Tri Haryono menyebut, kelurahan dengan prevalensi stunting tertinggi adalah Kelurahan Purbayan. Sementara, terendah adalah Kelurahan Wirobrajan.

"Berdasarkan target prevalensi stunting di Kota Jogja tahun 2024 yaitu 12 persen, maka saat ini terdapat 15 kelurahan yang belum mencapai target (di bawah 12 persen," ujar Agus saat gelaran Rembuk Stunting di Balai Kota Jogja, Rabu (15/5/2024).

BACA JUGA: OJK: Kerugian Penyelenggara Pinjol Menurun di Angka Rp27,3 Miliar

Sejumlah upaya ditempuh untuk mengurangi angka prevalensi stunting di Kota Jogja. Salah satunya dengan menyasar langsung pada penyebab terjadinya stunting dari sisi kesehatan. Misalnya, pemberian tablet tambah darah, kelas untuk calon pengantin, skrining kesehatan, hingga pemberian tambahan pangan bagi ibu hamil. Intervensi stunting juga dilakukan dari luar sektor kesehatan.

"Seperti fokus pemberian air minum dan sanitasi, pelayanan gizi kesehatan, peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi, serta akses pangan bergizi," imbuhnya.

Agus menyebut Pemkot Jogja turut mengucurkan dana hingga 13,8 milyar untuk penanganan stunting. Diimplementasikan dalam bentuk strategi dan berbagai inovasi yang ada di wilayah. Misalnya adalah inovasi Segoro Bening atau Semangat Gotong Royong Bebas Stunting. Pada inovasi ini, Pemkot Jogja turut menggandeng pihak swasta dalam bentuk CSR. Lalu, ada juga pemberian makanan tambahan balita dan ibu hamil, dapur balita hingga gerakan gemar makan protein.

"Kami juga membentuk tim percepatan penanganan stunting di tingkat kota, kemantren, dan kelurahan. Intervensi menyasar pada perilaku, gizi, kesehatan, sarana prasarana, dan sosial kependudukan," ungkapnya.

BACA JUGA: Mencicip Jajanan Khas Jogja di Pasar Ngasem, Wingko dan Bakpia yang Dimasak Pakai Arang

Sekretaris Komisi D DPRD Kota Jogja Muhammad Ali Fahmi menuturkan Zero Stunting masih menjadi tujuan besar yang diharapkan bisa terwujud di Kota Jogja. Meski, di sisi lain dia mengakui ini bukan perkara yang mudah. Fahmi mengatakan, pihaknya siap mendukung penuh upaya menekan angka prevalensi stunting di Kota Jogja.

"Tidak mudah, tapi Pemkot Jogja tidak bekerja sendiri. Harus dibarengi juga dengan kesadaran pentingnya zero stunting. Jangan sampai ada stunting di Kota Jogja. Perlu komitmen bersama," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sentimen: positif (99.8%)