LENGKONG, AYOBANDUNG.COM - Eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bicara persoalan banjir di Jakarta yang rawan terjadi.

Ahok lantas bicara soal kriteria pemimpin cara mengatasi banjir yang rawan terjadi di Jakarta agar segera teratasi dengan baik.

Ahok mengatakan persoalan banjir di Jakarta memang tidak kunjung usai dan sebenarnya sejak zaman Belanda.

Baca Juga: Kekhawatiran Ahok soal Warga Jakarta setelah Ibu Kota Pindah ke IKN hingga Singgung Bung Karno

Dalam mengatasi banjir di Jakarta, Ahok mengilustrasikan pentingnya penerapan strategi yang sudah ada sejak zaman Belanda, seperti pembangunan kanal dan waduk.

Ahok menekankan perlunya peningkatan, termasuk pemeliharaan waduk dan pembersihan saluran air secara berkala.

Edukasi masyarakat tentang peran mereka dalam menjaga lingkungan juga dianggap penting untuk mengurangi risiko banjir.

Ahok juga mendukung pendekatan administratif yang inklusif, seperti KTP nasional, untuk mengatasi kesulitan administratif warga yang bekerja di luar kota.

Baca Juga: Geger! Anies Baswedan Bakal Didukung PDIP di Pilkada Jakarta 2024? Nasib Ahok Gimana?

"Mendukung pendekatan yang lebih inklusif terkait administrasi, seperti KTP nasional, yang memungkinkan warga Jakarta yang bekerja di luar kota tetap memiliki identitas yang sah," ungkapnya dilansir YouTube Panggil Saya BTP.

Dalam penerapan e-government, transparansi menjadi prioritas utama dengan penggunaan tanda tangan digital dan disposisi digital untuk meningkatkan akuntabilitas.

Ahok juga menyoroti pentingnya keterbukaan sistem anggaran dan integrasi teknologi digital dalam semua aspek pemerintahan.

Baca Juga: Wacana Duet Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta Ditolak KPU, Ternyata karena Aturan Ini

Dengan mengadopsi strategi ini, Jakarta diharapkan dapat mengurangi kemacetan, menangani banjir, dan meningkatkan efisiensi administrasi pemerintah.

Ahok menekankan bahwa upaya ini memerlukan komitmen dan kerjasama dari semua pihak terkait, serta dukungan aktif dari warga Jakarta. ***